Melky Pantur
Setiap orang pasti mengalami mimpi saat tidur. Ada mimpi yang diingat, ada mimpi yang samar-samar diingat, ada mimpi yang mengingat dengan jelas sekali alur ceritanya, ada pula mimpi yang terlupakan sama sekali.
Bagi orang Manggarai, dalam mimpi mengenal apa yang disebut dengan tangké. Tangké adalah bentuk pemodelan atau mengambil model tempat tertentu. Misalnya, mimpi diberi "sesuatu" oleh yang tidak dikenal ataupun telah dikenal terjadi di tempat tertentu. Tempat di sini bisa mengambil tempat apa saja sesuai apa yang ditunjuk dalam mimpi.
Manakala dalam mimpi menunjuk ke orang, oleh orang Manggarai menyebut itu sebagai ba tara. Ba tara artinya menyerupai muka orang tertentu. Ada banyak penyerupaan dalam mimpi. Mimpi terkadang menimbulkan multi tafsir karena terkadang seperti mengandung kiasan.
Dalam tulisan ini menitikberatkan pada istilah tangké. Tangké membuat penafsir mimpi begitu sulit menerjemahkannya. Mimpi sukar dipercaya karena menggunakan tangké dan ba tara dalam alur ceritanya. Kemudian, mimpi yang lebih dari satu membuat si pemimpi mengingat dengan jelas mimpi-mimpinya.
Kando Nipi Da'at
Orang Manggarai mengenal budaya takung (sesajian). Mimpi yang dianggap buruk akan diritualkan secara khusus dengan mempersembahkan hewan kurban tertentu berupa ayam. Penyilihan terhadap mimpi yang dianggap buruk dengan membuat ritual kando nipi da'at. Lazimnya pula ritual kando nipi da'at menggunakan sebutir telur. Persembahan sebutir telur kerap disebut sebagai takung atau ngelong.
Waé Nggéreng
Waé nggéreng adalah sebutan untuk orang-orang yang mengerti hal-hal supranatural. Nama lainnya adalah ata jangka. Kerap juga disebut ata pecing. Melalui petunjuk mimpi, biasanya orang-orang melakukan ritual silih dan rekonsiliasi.
Mengapa Ada Tangké?
Tangké tentu merupakan salah satu ciri khusus dalam mimpi. Yang unik adalah ada tangké-nya, ada pula ba tara. Pertanyaannya mengapa ada tangké dalam mimpi? Nah, itulah ciri khusus dalam mimpi seolah-olah memasukkan unsur dongeng di dalamnya tetapi yang pasti mimpi selalu memiliki unsur tangké di dalamnya sesuai maunya mimpi. Bak cerita dongeng, mimpi selalu menunjuk tempat tertentu di dalamnya. Tangké ada sebagai petunjuk kiasan yang dimasukkan mimpi itu sendiri sebagai pelengkap alur kisah dalam mimpi itu sendiri.
Ruteng, Rabu (27/10/2021).
Oleh: Melky Pantur