Tapak Tilas Empo Repong.
Sekilas kisah sejarah tentang Empo Repong yang dijuluki Lalong Koe. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah seorang keturunan Lalong Koe, Aleksander M. X. Paleng, yang juga diperolehnya dari beberapa informan orang tua menuturkan bahwa Lalong Koe menghabiskan separuh hidupnya di Ndung (Ndung terletak Kelurahan Wae Belang, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Cancar).
Empo Repong memiliki dua orang isteri. Kedua-duanya berasal dari keturunan Nua - orang Nua yang sekarang sedang berkembang pesat di Wela, Desa Goloworok, Kecamatan Ruteng.
Isteri pertama dari Empo Repong melahirkan keturunan yang dikenal Nggue atau kerap dipanggil Emar Vinsen (Ema artinya ayah. Emar artinya bapaknya, sedangkan Vinsen adalah anak. Maka, Emar Vinsen ayahnya Vinsen yang tinggal di Mbelaing, Desa Pong Lale, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT).
Sedangkan, isteri kedua dari Empo Repong adalah Endong. Endong awalnya bersuami di Rahong. Selama berkeluarga di Rahong, Endong tidak dikaruniai keturunan. Maka, kembalilah dia ke kakaknya yang merupakan isteri pertama dari Lalong Koe. Entah mengapa, Lalong Koe memperistrikan Endong dan kemudian mengandung. Kerutunan Lalong Koe memiliki tabu, totem (ceki) tersendiri berupa tetumbuhan lusa (lusa dalam bahasa Manggarai).
Endong.
Empo Repong kemudian menghembuskan nafas terakhir lalu Endong yang sedang mengandung enam bulan diambil sebagai isteri oleh Paleng. Mereka menetap di kampung Laja. Anak yang dikandung Endong tersebut lahir dan diberi nama Rua. Setelah Rua lahir, Paleng tidak lagi membuahkan keturunan lain dari kandungan Endong.
Rua.
Rua, anaknya Endong memperisterikan Bambung, maka lahirlah Ema Ume dan GASPAR GARUNG yang kerap disapa Ema Elong. Ema Ume memperisterikan Rosa dari Bobong (Bobong dekat Lengor, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, NTT), maka lahirlah Labut, Petrus Garus, Domi Gaut, Vanus Saung, Paulinus Pait dan beberapa saudari. Sedangkan, Ema Elong memperistrikan Sobina Sidung dari Ranggi (Ranggi, Desa Ranggi, Kecamatan Wae Ri’I, Kabupaten Manggarai, NTT), maka lahirlh Sebastian Lahut (Tiya), Romana Pahul, Herman Kiot, Veronika Danut, Wihelmina Bambung, dan Kristina Naut.

Putera dan Puteri Pasangan
Gaspar Garung dan Sobina Sidung.

Sebastiasa Lahut bersuamikan Gaspar Garung di Langkas, Romana Pahul bersuamikan Lorensius Man di Nati; Herman Kiot memperisterikan Rita Magno Ximenes dari Lospalos, Timor Leste; Veronika Danut bersuamikan Theodorus Tamat dari Coal; Wihelmina Bambung bersuamikan Agustinus Ranggut dari Satarara; dan Kristina Naut bersuamikan Petrus Sikoturu dari Bajawa.
[Veronika Danut inilah saudari kandung Herman Kiot yang merupakan Ibu dari MELKIOR PANTUR]
Informasi yang dihimpun saya dari Sobina Sidung, Herman Kiot pernah mengawini seorang perempuan Adonara namanya Cicit dan melahirkan seorang anak laki-laki. Kemudian menikahi Rita Magno Ximenes yang berasal Timor-Timur melahirkan Maria Herlina Hariyati, ALEXANDER MAGNO XIMENES PALENG, Martinus Fortunatus Lemorai, dan Patricia Alice Belo Endong. Isteri keduanya yang sah adalah Bergita. Bergita melahirkan anak bernama Desta.

Ibu.