Ditulis oleh: Melky Pantur***),
Ruteng.
Sabtu (3/11/2018).
Orang Nuca Lale sangat akrab dengan alam, baik ilmu alam akan datangnya hujan, meminta hujan, keesokannya tidak akan turun hujan, petir, kemarau, tanda kematian, situasi atau keadaan tertentu, anti petir, gempa bumi maupun ilmu perbintangan sebagai sebuah tanda dan lain sebagainya.
Pertama, hujan.
Jika keesokan hari akan hujan, orang Nuca Lale akan mengetahuinya lewat sebuah keadaan alam persekitaran berupa hawa yang panas pada malam hari, langit yang tampak tidak cerah seperti berkabut yang menghasilkan hawa panas di malam hari, keadaan yang tenang dan bunyi '
tok tok tok' dari seekor binatang liar bernama
pake ngkek pasat taran ta'ak (sejenis katak yang hidup di atas pohon berwarna hijau) di malam hari ataupun di senja hari usai hujan. Tanda-tanda tersebut akan secara pasti esok hari akan turun hujan dan berkabut disertai petir.
[Pake ngkek pasat ta'ak. Jika dia berbunyi di petang hari usai hujan, maka besok akan hujan dan jika berbunyi sepanjang malam tok tok tok maka besok hari akan hujan disertai petir. Penulis sudah menelitinya sejak Juni 2018 bahkan sebelumnya karena ia berbunyi pada saat itu. Sekarang bulan November 2018, dia mulai berbunyi lagi. Tanda kehadirannya akan menimbulkan hujan dan petir. Penulis pada Minggu sore Pukul 05.00 WITA sore, 4 November 2018 kemudian memantaunya. Ternyata binatang yang berbunyi tok tok tok ini bersembunyi di atas rimbunan dedaunan mangga tepatnya di pohon mangga di atas TK. St. Gabriel Ruteng. Penulis kemudian membututinya lalu menaiki pohon mangga itu secara berhati-hati. Ia pun melompat dari daun ke daun lalu melompat ke tanah. Memang butuh beberapa bulan mengamatinya yang pada akhirnya berhasil mengabadikan suaranya dan bentuknya. Ia adalah sejenis katak dalam bahasa lokal disebut pake ngkek pasat. Pasat artinya petir. Setelah me-record suaranya dan untuk mencarinya tinggal membuka rekaman, dia akan memberi tanda keberadaannya. Ini pengalaman yang luar biasa]
[Katak ini saat tengah berada di atas daun mangga]
[Setelah berhasil ditangkap oleh Penulis yang kemudian dilepas kembali]
[Katak ini sudah kembali ke habitatnya biarkan dia hidup seperti sediakala]
Manakala seekor burung berwarna agak cokelat (dalam sebutan lokal orang Manggarai lazim disebut sebagai ngkor) sebesar burung tekukur mengeluarkan suara maka hujan akan segera turun. Dan manakala tokek berbunyi di siang hari secara panjang, maka hujan akan turun tanpa disertai petir dan akan terjadi leso nderes (terik matahari menjelang terbenam berwarna merah lazimnya disertai dengan gerimis dan pelangi).
Ketika mbareng pake pasat agu ntung, dipastikan hujan sebentar lagi turun. Ketika hujan usai pake agu ntung berbunyi itulah tandanya, ntung pun berbunyi menjelang petang mengintip malam.
Kedua, meminta hujan.
Tradisi meminta hujan sangat beragam aksinya. Hal itu tergantung kelaziman tiap-tiap kampung. Hal itu dengan maksud mempengaruhi Dewa agar mengatur posisi awan tebal di langit.
Masyarakat Taga di Ruteng, Flores, akan menggelar aksi ritual khusus ke Tiwu Riung dekat bekas wae barong, ada sebuah danau kecil dengan mana warga perempuan mengenakan gaun laki-laki begitupun sebaliknya. Berdasarkan pengalaman, demikian Rofinus Tasing, warga asal Taga, hujan akan turun usai digelarnya ritual.
Begitupun aksi memalu air di galang (sebuah tempat untuk memberi makanan babi yang terbuat dari sebuah pohon dalam bahasa lokal disebut sebagai haju sita) tersebut, aku Lambertus Dapur, warga asal Tambor Ruteng Runtu, dengan mana ritual tersebut akan diiringi dengan beberapa nyanyian khusus.
[Haju sita dalam bahasa lokal Manggarai. Biasanya pohon ini ketika agak besar akan dibuat sebagai bahan dasar pembuat juk berupa guitar tradisional dan galang pakang de ela sebagai pengganti piring untuk makan babi yang dibuat dalam bentuk perahu kecil. Daun pohon ini juga sangat baik untuk dikonsumsi]
Sedangkan, haju sita yang oleh Suku Paku Mundung yang berasal dari Kasong Ndoso yang sekarang berkembang pesat di Golo Borong Cibal Timur, kata Maksimus Gandur, warga asal Cibal, sebagai tempat digantungnya kuni ngong putes atau puser. Usai tali plasenta dipotong, puser tersebut digantung di luarnya harus dibalut dengan ijuk enau (wunut dalam bahasa lokal).
Ritual meminta hujan sangat bervariasi tergantung kebiasaan dari sebuah kampung tersebut - hal itu tengah ditelusuri Penulis.
Ketiga, esok hari hujan batal turun.
Ada dua kemungkinan sebagai tanda alam keesokan hari tidak akan turun hujan melalui pertanda di mana pada malam hari akan terasa dingin, angin sepoi-sepoi, langit pada malam hari cerah. Bintang kelihatan terang dan tampak hening.
Keempat, kemarau pendek dan panjang.
Jika dalam beberapa pekan tidak akan turun hujan besar, maka tiupan angin pada pagi, siang, sore hari tidak cukup kencang, itu pertanda dalam dua hingga tiga hari tidak akan turun hujan. Jika, anginnya kencang (dalam bahasa lokal disebut buru warat) bahkan bisa menumbangkan pohon, artinya bisa dalam tiga pekan tidak akan turun hujan besar meski hanya rintik saja.
Selain tanda hadirnya angin, tanda lain adalah suara yang dihasilkan oleh njieng (semi). Jika hanya satu saja njieng yang berbunyi maka kemarau sifatnya sesaat tetapi jika berbunyi dalam gerombolan besar maka secara pasti kemarau akan panjang.
Selain itu, dalam ilmu perbintangan, kemarau juga ditandai dengan hadirnya bintang timur (bintang kejora yang dalam bahasa Manggarai disebut ntala gewang) di pagi hari yang cerah. Bintang tersebut seakan bersabda dengan alam ciptaan.
Ketika cais salo one mai tana itu adalah tandanya bahwa musim kemarau akan segera tiba dan sebelumnya diawali dengan musim dureng.
Kelima, petir.
Petir muncul akan ditandai dengan suara dari seekor binatang liar sejenis katak yang berbunyi tok tok tok, maka keesokan hari akan petir, mendung dan hujan. Jika, bunyinya pendek maka petirnya pendek, jika berbunyi tok tok tok secara terus menerus maka petir (pasat) akan berkepanjangan.
Dominikus Babu, warga Coal menuturkan, kehadiran binatang liar yang berbunyi tok tok tok menandakan petir akan datang pada keesokan harinya - Penulis kemudian mengecek kebenaran tersebut, ternyata itu adalah pake ngkek pasat ta'ak.
Meski petir hadir dengan tanda khusus, bagi orang Manggarai, memahami dengan baik apa antinya. Antinya adalah remang wangkung, wako dan haju nao. Orang Manggarai menanam wangkung dan nao di lingko dengan maksud menangkal petir.
Ketika disambar petir, maka obatnya adalah bermandikan lumpur kerbau (purang de kaba). Sehingga, masa lampau orang Manggarai sangat akrab memelihara kerbau.
Keenam, tanda kematian.
Tanda kematian bagi orang Manggarai ditandai dengan hadirnya londe, api ja dan mata mbere. Selain itu, hadirnya binatang liar seperti tokor hocu, rangang, bau menyengat di dalam rumah seperti bau bangkai, ayam berkokok hanya sekali saja dan disahut oleh ayam lain hanya sekali juga seekor katak memasuki rumah Anda, itu adalah kabar dukacita.
Caranya agar terhindar, jangan dimarahi, bila binatang mesti di-wada (ungkapan perjanjian dengan roh alam, jiwa agar tanda tersebut tidak akan terjadi) dan ditaruh pada tempat semestinya.
Apabila dua ekor muit (sejenis burung rajawali) berpasangan berbunyi di udara secara terus menerus, itu adalah tanda. Dan bilamana hanya seekor atau banyak anjing menggonggong panjang di malam hari itu adalah sebuah tanda tidak baik.
Jika ada sejenis ular walok berwarna hijau memagut tiang tonggor rumah Anda, itu pertanda petaka akan datang. Cukup ber-wada dan biarkan ia pergi, tidak boleh dilukai.
Bila po (burung hantu) berbunyi pada malam hari hanya tiga kali, itu adalah tanda sebagai kabar kematian. Jika lebih dari tiga kali maka ia tengah mencari tikus. Dan manakala, berbarengan dengan rok maka di sana terdapat niki. Rok (sejenis burung hantu endemik Flores) dipercaya sebagai pengkabar dan pemanggil niki (kalong). Bila pula mendengar dan melihat bunyi burung yang aneh, tampak bingung, sendirian terus menerus berbunyi dan cukup lama sebaiknya meminta agar jauh dari malapetaka.
Dalam ilmu perbintangan, jika melihat sebuah bintang bersinar terang dan agak besar pada malam hari dan bintang itu bergerak atau berjalan tidak seperti bintang lainnya yang hanya seperti berada di tempatnya, itu adalah tanda ada pemimpin besar yang ke akhirat.
Jika Anda melihat seorang perempuan berpakaian serba putih, naik di atas sebuah pohon dan memanggil binatang piaran seperti seekor atau banyak babi maka itu adalah tanda kehilangan keluarga.
Semisal melihat api unggun di malam hari dalam sekejab lalu menghilang, ketahuilah itu adalah tanda yang tidak bagus. Berdoalah agar dijauhi dari petakanya.
Bila njieng poso (semi hutan) yang berukuran kecil biasanya ada yang berwarna hijau, cokelat berbunyi pada malam hari di rumah Anda sebagai tanda pengkabaran yang tidak baik.
Pada saat hendak menguburkan orang mati peti jenazah terasa berat padahal seharusnya tidak berat kemudian pada saat menggali kubur saat diukur dengan corpus tepat tetapi pada saat hendak dimakamkan tidak pas, maka itu pertanda tidak baik.
Hal lain adalah melihat tubuh orang lain secara nyata, bukan bayangan. Itu adalah tanda tidak baik.
Ketujuh, air laut naik.
Bila pada malam hari air laut naik, ayam akan berkokok secara bersahutan lebih dari satu kali bahkan lebih dari tiga kali. Biasanya, hal itu diketahui oleh orang gunung. Dan bilamana seekor anjing atau banyaknya ekor anjing menggonggong ke arah laut, maka tanda bombang wae tacik ga (tsunami akan datang). Bila demikian, segeralah menghindar ke tempat yang lebih nyaman.
Kedelapan, keberuntungan.
Jika pada malam hari melihat batu meteor jatuh dan berkilat yang kemudian menghasilkan tai ntala (benalu) maka keberuntungan bagi orang bersangkutan. Dan bila saja melihat sebuah bintang di langit tampak bersinar cerah dan seolah-olah memperhatikan Anda, itu sebagai tanda akan ada sukacita yang besar bagi orang itu.
Kesembilan, gempa bumi.
Jika Anda melihat seorang Yang Lanjut Usianya turun dari langit, maka gempa bumi akan segera terjadi dan bencana besar akan segera menimpa bumi. Bila melihat orang Yang Lanjut Usianya keluar dari kawah gunung berapi maka gempa bumi tidak akan terjadi. Gunung berapi itupun tidak akan aktif dalam waktu yang ditentukan.
Kesepuluh, negeri yang adem.
Bila Anda melihat seorang perempuan cantik nan elok di angkasa berpakaian indah, maka negeri itu akan diberkati tetapi syaratnya harus berdoa. Bilamana di atas tempat tersebut banyak keserakahan dan tidak ada ucapan syukur secara pasti di bawah tempat kehadirannya akan terbakar dan panen akan gagal, penyakit tanaman akan menimpa.
[Yang Kuasa)
Dan andai saja, di atas compang, Anda melihat turun dua orang yang berpakaian terang bak sinar bercahaya, putih seperti salju maka negeri itu diberkati Yang Kuasa.
Kesebelas, lautan yang tenang.
Bila Anda melihat seorang puteri cantik muncul dari laut menuju ke permukaan berpakaian hijau, di kepalanya terdapat mahkota ratu dengan berbagai hiasan indah di tubuhnya, maka air laut dan samudera akan tenang. Dan manakala ada seorang lelaki berenang di samping kapal Anda, keselamatan menuntun Anda.
Bila Anda melihat seorang pria berjubah putih, berambut ikal panjang, berparas tampan maka perjalanan Anda di lautan akan teduh dan tenang.
Keduabelas, hasil panen melimpah.
Manakala dari langit turun hujan disertai es batu sebesar biji jagung (usang bua) di daerah tropis seperti di Nuca Lale, maka akan terjadi hasil panen yang melimpah. Dan jika Anda melihat dua ekor ular di persawahan padi Anda yang tengah menguning atau ular biasa bukan ular hijau atau berbisa, berbahagialah Anda karena panen Anda akan berlimpah. Ambillah ular tersebut dan bawalah ke tempat yang nyaman dan biarkanlah mereka hidup.
Semisal Anda melihat sejenis ular hitam berukuran seperti jari kelingking dan panjang sekitar 30 cm di sebuah pohon yang berbuah, bergembiralah karena pohon itu akan menghasilkan buah yang berlimpah. Biarlah ular itu pergi, janganlah dilindasi ataupun dipukuli.
Jika ada sebuah burung kokak berbunyi, dengarlah bunyinya maka itulah yang Anda dapatkan. Bila dia melarang, sebaiknya diikuti. Kokak memberi tanda khusus yang lazim terucap dalam bentuk bunyi ungkapan: lando woja koka koak, lando woja koka koak, lando latung koka koak lando latung koka koak. Itu tandanya padi dan jagung Anda tengah berbunga sekalipun Anda tidak pernah melihatnya.
Tak hanya demikian, bila ada tanda seperti weris ruha one woja, manga joreng puar one woja, sawot ruha de pake. Itu semua adalah tanda-tanda yang baik.
Ketika menjelang musim panen, banyak terlihat burung tekukur maka itu adalah pertanda kedamaian dan kegembiraan dan panen yang berlimpah. Burung tekukur sebaiknya jangan diburu dan ditembak oleh senapan dan ketapel. Hal mana ketika ada banyak burung nuri (ngkeling) yang berbunyi di musim pohon ampupu berbunga itu adalah tanda kemerdekaan, kedamaian dan kesejahteraan dari masyarakat persekitaran.
Bila pada saat padi Anda tengah berat (bunting) mau berbunga lalu ditiup angin yang lumayan kencang sehingga padi Anda melambai-lambai, maka panenan Anda akan berkelimpahan namun manakala hujan datang pada saat padi Anda tengah berbunga dan mengeluarkan bulir, panenan Anda akan gagal.
Ketigabelas, tanda kesialan.
Bila Anda pergi ke suatu tempat dengan tujuan khusus, ada ular yang melintang di jalan setelah ditabrak orang, maka janganlah berharap penuh sebab cita-cita akan gagal. Syaratnya untuk urusan pribadi, jangan dihiraukan berusahalah jika itu urusan penting sebaiknya berdoalah. Jika Anda tak melihatnya, berbahagialah Anda.
Bila Anda bersin (wenang) atau orang lain bersin tanpa ada penyakit influenza, maka berhentilah barang sejenak dan merokoklah atau berdoalah agar tidak terjadi kecelakaan saat Anda hendak bepergian.
Jika Anda terantuk pada sebuah batu (timpok) ketika pergi ke suatu tempat dengan tujuan yang penting, berusahalah untuk mengurungkan niat itu karena perjalanan tersebut akan sia-sia.
Seumpama mendengar bisikan Roh Ilahi untuk jangan bergegas, sebaiknya niat itu dibatalkan karena cita-cita tidak tergapai. Manakala, telapak tangan kanan Anda merasa gatal maka Anda akan memberi sesuatu kepada orang lain.
Bila ular hijau menggigit jari telunjuk Anda dan jari lain sementara Anda tidak apa-apa, maka segeralah dibuat rekonsiliasi karena kesialan menimpa Anda. Anda akan kehilangan nyawa di kemdian dalam beberapa tahun. Harus digelar ngelong.
Jika Anda melihat sejenis ular dalam bahasa lokal disebut mbawa rani, yaitu ular tingkat ketiga dari metamorfosis ular hijau, janganlah membunuhnya tetapi berusahalah untuk ngelong (rekonsiliasi) secara adat begitupun bila melihat manungge. Bila pula Anda melihat kaka ireng mu'u bali (ular kecil berkepala sebelah menyebelah) perlu digelarlah wada karena itu tanda kesialan.
Kalau Anda memotong balok pada saat membuat rumah, saat diukur pas tetapi begitu dipasang menjadi pendek dan itu berulang-ulang, maka itu pertanda sial dan malapetaka. Kemudian ketika Anda melihat seorang tukang memasang balok secara terbalik dan salah satu balok melintang tepat di atas tengah pintu masuk segeralah diperbaiki. Dan bila ada sebuah pohon yang hendak dijadikan sebagai balok atau papan saat menebangnya Anda berusaha menghindari lintasan sebuah kali namun angin bertiup hingga melintang di atas sungai atau mata air, sebaiknya jangan dipakai cukup dijadikan sebagai kayu bakar saja meski kualitasnya baik.
Bila ada seseorang yang menabrak seekor kucing di jalan, itu adalah pertanda tidak baik. Lazimnya, jika demikian harus membungkus dagingnya dengan baju yang kita pakai sebagai sungke lalu dikuburkan dengan baik-baik.
Begitupula, ketika mendengar suara bunyi genderang dari mata air pada malam hari di sebuah kampung adat sementara semua orang dalam kampung tersebut sudah tidak terjaga, maka kampung tersebut akan dilanda musibah. Segeralah menggelar rekonsiliasi berupa takung naga golo (memberi makan roh penjaga kampung).
Sebuah ritual adat sifatnya sangat sakral tetapi akan menjadi sial manakala saat kerbau congko lokap disembelih, tanduknya menghadap ke pintu rumah adat (gendang) dan bila saja toto urat tidak baik termasuk toe bombong pesu berarti permintaan kepada wura agu ceki belum diamini.
Bila seekor anjing piaraan, bermain di depan lalap di mana orang-orang tengah mengetam padi, itu pertanda tidak baik. Lalap adalah jalur yang ditentukan sejak awal sebelum dimulainya mengetam dengan ritual khusus dan padi yang tengah dingetam tersebut dipanggil ker woja.
Keempatbelas, tanda keberuntungan.
Jika saja, Anda salah memakai baju secara terbalik dengan gerak refleks maka Anda akan kerezekian. Seandainya, Anda memakai terbalik celana dalam maka ada seseorang yang pernah Anda cintai merindukan Anda biasanya lawan jenis.
Jika telapak tangan kiri Anda merasa gatal, maka Anda akan menerima rezeki berlimpah terpegantung lamanya gatalan sebaliknya telapak tangan kanan, Anda akan memberi. Bila Anda tengah melihat daun bergoyang sendiri, nischaya rezeki menghampiri tetapi janganlah memotongnya karena itu adalah batas pintu menuju alam bidadari. Selain itu, pada saat Anda memasuki rumah orang dan mereka tengah makan, maka berbahagialah Anda.
Anda melihat dua ular hijau tengah bercinta, maka Anda akan mendapat rezeki. Janganlah dibunuh, tetapi dibiarkan saja.
Pada saat dibuatnya ritual adat, ayam kurban berkokok tiga kali dan itu kerap terjadi pada kesempatan yang berbeda dapat dipercaya sebagai anggan bahwa perjuangan itu disinyalir akan sukses, direstui oleh Morin, Wura agu Ceki.
Bila pada saat memotong pohon untuk kepentingan pembangunan rumah sendiri dilakukan pada saat bulan purnama (penong wulang) dan tidak ada halangan (dipotong siang hari), maka rencana Anda akan sukses.
Kelimabelas, diperbincangkan orang.
Jika gendang telinga Anda berdengung (neong), maka ada yang menceritakan nama Anda. Kalau bagian kanan (bicang) berarti cerita baik, jika kiri cerita buruk. Semisal, jari kaki telunjuk Anda seperti ada yang menggigit maka ada orang tengah menceritakan nama Anda, kalau bagian kanan baik, jika kiri berarti pocu (cerita buruk). Jika, sulit menelan makanan dan cekes (batuk kering saat makan ataupun meminun air atau deleng) sebagai tanda ada orang yang menceritakan nama Anda.
Keenambelas, kedatangan tamu.
Bila Anda persis lagi mengangkat sendok pertama dan hendak mencicipi makanan dan saat itu Anda bersin (wenang) maka akan menyambut tamu yang datang menjumpai Anda. Bila pada saat Anda menyalakan api di dapur dengan kayu bukan dengan bambu terjadi seret lancing (menyala seperti ada gas), maka Anda akan kedatangan tamu.
Ketujuhbelas, mata air yang sakral.
Jika Anda melihat ada beluk besar pendek (tuna tompok) di mata air, ada pula hidup hanya seekor ular di situ, terdapat ikan yang tidak dipelihara hidup sendiri lalu terdapat katak, maka mata air itu adalah air kesembuhan dan sangat sakral dan juga dipenuhi tokor hocu. Bila air itu dingin sekali mengandung gula (mecik), itu adalah air yang menyehatkan.
Bila terdapat kepiting yang hidup di mata air tersebut, air itu hanya air minum biasa bukan sakral dan tidak berkasiat hanya saja ada kandungan aneh di dalamnya. Dan bila mata airnya lemba, long maka air itu lazim digunakan sebagai pemandian untuk pembersihan kulit.
Refrensi:
Digali dari berbagai sumber. #Intinya masih banyak hal yang belum ditulis oleh Penulis untuk melengkapi tulisan ini.
Semua hal di atas adalah pengetahuan orang Manggarai berkaitan dengan ilmu alam dan merupakan fakta yang dituturkan para narasumber kepada Penulis. Orang Manggarai sangat akrab dengan alam dan berfalsafahkan alam. Dan semua hal itu seturut kehendak Yang Kuasa.