Merangkai Hukum Positif Satpam Pengampunan
Ijazah bukan tolok ukur tetapi hanya jembatan pencapaian kesejahteraan. Yang paling penting mind set dan terus belajar. Mind set itu prerogatif Yang Kuasa --- pikiran yang baik dapat diraih melalui kontemplasi, doa kepada Yang Kuasa walau Roh pulalah yang mengajarkan orang untuk berdoa. Yang berdoa bukanlah tubuh manusia karena tubuh hanyalah bait Yang Kuasa). Karena mind set prerogatif Yang Kuasa, maka itulah cikal bakal lahirnya ajaran cinta kasih. Mind set yang keliru melahirkan hukuman dan pengampunan. Agar hukuman dihindari, doa adalah medium untuk bebas dari pencobaan.
Setiap orang yang mempunyai milik kepunyaanNya dan setiap orang yang tidak mempunyai hak kepunyaanNya. Itulah makanya dilarang untuk cemburu akan harta ---harta hanyalah kepercayaan, titipan. Dan kepercayaan sebuah anugerah, rahmat tetapi rahmat bukanlah kemutlakan karena rahmat kepercayaan diberi keleluasaan kebebasan untuk menggunakan rahmat itu apakah digunakan dengan baik atau tidak. Kepercayaan juga bagian dari pencobaan sehingga sekalipun itu kepercayaan maka dalam menanggungnya berdasarkan azas moralitas dan etika). Yang Kuasa memberi kepunyaan apa yang menjadi kemauanNya. Ekspresi lain segala sesuatu atas izinNya. Seseorang yang tidak mempunyai janganlah dihakimi, direndahkan sebab pencarian dan rezeki juga adalah kepunyaanNya. Itulah makanya mind set adalah kepunyaanNya pula.
Pengampunan adalah kesadaran tertinggi akan status hak prerogatif dari Yang Kuasa. Pengampunan, belajar dari kesalahan cikal bakal kedamaian. Hukum positif adalah satpam pengampunan. Bencana, konflik, peperangan adalah cambuk kesadaran dari hak kestatusan Yang Kuasa. Cambuk adalah pengadilan kesadaran yang tidak lain adalah contoh dan cermin. Hal itu sama halnya dengan belajar dari kesalahan orang lain.
Roh Semesta
Kisah penyaliban hanyalah sebuah cermin atau contoh. Janganlah menghakimi seseorang yang tidak semestinya dihakimi apalagi mengucap nazar bahwa perbuatan yang tidak benar ditanggung anak cucu. Doa penghapusan dapat dilakukan dengan ritual tolak bala. Maksudnya agar Roh tidak menyiksa seseorang karena nazar baik dari nenek moyang maupun oleh dan dari dirinya dan karena itu juga merupakan konsekuensi dari setiap manusia dibimbing oleh Rohnya sendiri. Sebab setiap orang memiliki Roh masing-masing. Roh yang ada pada setiap manusia adalah representasi dari Yang Kuasa. Roh pada setiap orang itulah yang mendorong untuk berdoa agar bait Roh itu tidak runtuh tetapi tetap kokoh dan kuat. Itulah makanya manusia memiliki kehendak bebas (optio fundamentalis). Dalam konteks budaya tertentu dinamakan takung asé ka'é weki.
Roh Tertinggi
Roh tertinggi adalah Roh Semesta. Roh Semesta adalah cahaya, terang, inti dan sumber dari sumber apa pun. Semua roh berasal dari Roh Semesta. Setiap makhluk diberi Roh sebagai kekuatan. Itulah yang kerap juga disebut sebagai malekat pelindung. Perhatikanlah aktivitas manusia, perhatikanlah status-status manusia yang berbeda-beda sesuai dengan kehendak misalnya di facebook, instagram, WhatsApp dan lain sebagainya. Perhatikanlah pula pada saat pemilihan pemimpin. Tetapi yang mengendalikan semua kehendak yang berbeda-beda adalah Roh Semesta. Roh yang dititipkan kepada setiap manusia itulah yang disebut kehendak. Kehendak itu dijalankan melalui pikiran dan bimbingan. Pikiran berasal dari Roh.
Manusia terdiri dari tiga unsur: tubuh, jiwa dan roh. Tubuh terdiri atas darah dan daging, jiwa adalah kesadaran, roh adalah mind set, kehendak. Rohlah yang mengatur keseimbangan pada manusia termasuk memastikan kesadaran. Jadi, manusia terdiri atas tubuh (tulang, darah dan daging), jiwa (kesadaran, akal), roh (kehendak). Kematian terjadi karena jiwa dan roh meninggalkan tubuh. Roh adalah dokter asli dari tubuh, yang mengatur tubuh beraktivitas. Keseimbangan tubuh dengan alam sekitar diatur oleh Roh. Misalnya, pada saat di tengah malam yang dingin, Roh dapat membuat seseorang terasa hangat. Pada saat seseorang dalam keadaan tertentu dapat membuat seseorang menggigil. Roh adalah energi, hidup, kekuatan pengendali, subjek kesadaran, tempat bersandar dan bertanya, sumber ajian dan perisai ajian, kecerdasan, penemuan, daya kritis, imajinasi, solusi, rezeki, kemudahan, kekuatan, pangkat, keindahan, kesejukan, kegembiraan, juga kesedihan. Roh yang diberikan kepada tiap-tiap manusia sebagai kehendak diberi prerogatif khusus oleh Yang Kuasa (Roh Semesta) untuk mengatur ritme kehidupan seseorang.
Minum Mabuk
Orang yang mabuk membuat tulang dan dagingnya lemah. Jiwa mengikuti kelemahan tulang dan daging. Sedangkan, Roh memberi kesadaran, menguatkan. Roh adalah energi sekalipun jiwa juga adalah kesadaran. Jiwa tergantung pada Roh dan Roh pada manusia tergantung pada Roh Yang Kuasa. Jiwa atau kesadaran, akal adalah kesadaran Yang Ilahi tetapi kesadaran itu diperkuat oleh Roh.
Pada saat seseorang tidur, kesadarannya keluar dari tubuh (antakarana) maka lahirlah mimpi. Seseorang kemudian kembali terjaga karena kesadaran dikembalikan. Kesadaran itu ditopang oleh Roh sebagai pengatur kesadaran. Roh itu bebas, berwujud tetapi tidak kelihatan. Jiwa adalah energi cahaya atau terang. Pertimbangan adalah hasil dari pertemuan antara jiwa dan roh, sedangkan tubuh hanyalah rumah, bait saja.