07/06/25

Pembaptisan Oktovian Gening Pantur di Gereja Paroki St. Nikolaus Golo Dukal oleh P. Kelvin, SVD Tahun 2025


Penerimaan Sakramen Baptis dari (putera ketiga pasangan suami-isteri, Melkior Pantur dan Regina Wangung) Oktovian Gening Pantur, Minggu (8/6/2025) di Gereja Paroki St. Nikolaus Golo Dukal oleh P. Kelvin, SVD. Tampak, Om Lexy Paleng dan Tanta Imel Jeramun pose bersama usai prosesi pembaptisan itu berlangsung.

Tampak Bapa Mama Saksi Baptis, Bpk. Goris Jehaman dan Ibu Yen Seda. 

Tonton videonya👇👇👇

Oktovian Gening Pantur lahir di Ruteng, Flores, Jumat pagi, 23 Oktober 2020 pada Pukul 01.41 WITA. Tepatnya di subu hari.
Okto lahir di rumah kontrakan Inosensius Nardi di Watu Rutuk, Leda, Kelurahan Bangka Leda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. 

Awalnya, Kamis, 22 Oktober 2025 persisnya 13.30 WITA hari saat mulainya pembukaan, Ibunya, Regina Wangung diantar ke Puskesmas Golo Dukal oleh Ayahnya Okto, Melkior Pantur.

Tiba di Puskesmas, ternyata masih pembukaan dua. Di sana persis ada seorang petugas Puskesmas. Pada Pukul 18.00 WITA pulang ke rumah kontrakan. Alasannya petugas masih pulang ke rumah untuk makan siang.

Sore harinya, sempat memeriksa urine di laboratorium Nirmala di Karot sekaligus menjemput kakak kandungnya Regina Wangung bernama Sofia Jemina. Ibu Sofia Jemina kemudian diantar oleh Ayahnya Okto ke Puskesmas Golo Dukal.

Ibunya Okto kemudian diantar kembali ke rumah kontrakan. Lalu, mertuanya Ibu Sofia Jemina atas nama Maria Elisabeth dijemput oleh Ayahnya Okto ke rumah kontrakan dari rumah anaknya di Rowang dekat Bilas.

Dan berkat bantuan Ibu Sofia Jemina dan nenek Maria Elisabeth, Oktovian Gening Pantur lahir ke bumi. Pada saat lahir, persis Kakeknya Okto, Theodorus Tamat (Almarhum) berada di situ, maka dialah yang menjawab pertanyaan dari Nenek Maria Elisabeth ata pé'ang ko ata oné. Karena Okto anak laki-laki, maka jawabannya jelas ata oné (maksudnya anak laki-laki). Hal itu karena budaya Manggarai bersistim partiarkhi. 

Tahun 2023, rumahnya Pak Inosensius Nardi dibeli oleh tetangga, Ignasius Ladem. Ignasius Ladem ayah kandung dari Petrus Charles Santui. 

Pada saat Okto lahir, tampak berkumpul keluarga, Maksimus Bangkur (Almarhum) suami dari Elsiana Dabung. Elsiana Dabung kakak kandung dari Regina Wangung, mamanya Juang. Ada pula, Maria Ogot, Fitri Jelamu, dan Kelin. 

Tepatnya Minggu (8/6/2025), Oktovian Gening Pantur dipermandikan di Gereja Paroki St. Nikolaus Golo Dukal oleh P. Kelvin, SVD. Paroki ini berada di regio Keuskupan Ruteng.

Oktovian Gening Pantur memiliki dua kakak kandung laki-laki, yaitu Arnoldus Sanpepi Juang Pantur dan Vinsensan Jovialen Perki Pantur. Okto anak kandung ketiga dari pasangan suami isteri Melkior Pantur, S.Pd dan Regina Wangung.

Selasa, 3 Juni 2025, Ayahnya Okto, Melky Pantur mengurus surat administrasi dari Ketua KBG Sta. Maria dari Loudres, Silvester Wagur. Surat keterangan dari KBG itu ditulis di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai yang mana persis Pak Sil bekarya sebagai PNS di Kantor itu. Pada saat surat pengantar itu ditulis, tampak Kadis Lingkungan Hidup, Charles Rihimone, S.Kom bersama Sekretaris Dinas, Paskalis Bom, S.H berada di dalam ruangan itu. 

Usia meminta surat pengantar itu, Ayahnya Okto segera bergegas ke Sekretariat Paroki membawa surat pengantar itu sekaligus membereskan sedikit administrasinya.

Arti Nama.

Mengapa Okto mengambil nama lengkap Oktovian Gening Pantur? Nah, karena Okto lahir pada bulan Oktober, maka diambillah nama Okto. Gening berarti senyawa. Nama Pantur diambil nama belakang sang Ayah. Sejak lahir, Okto kemudian dipanggil Okto. 

Silsilah Oktovian.

Dari Sisi Ayah.

Pernikahan Yakobus Antan dan Regina Nganul melahirkan putera bernama Theodorus Tamat. Theodorus Tamat menikahi Veronika Danut melahirkan Melkior Pantur.

Melkior Pantur kemudian menikahi Regina Wangung melahirkan Oktovian Gening Pantur.

Yakobus Antan - Theodorus Tamat - Melkior Pantur - Oktovian Gening Pantur.

Pernikahan Gaspar Garung dan Sobina Sidung melahirkan Veronika Danut. Veronika Danut dan Theodorus Tamat melahirkan Melkior Pantur. Melkior Pantur menikahi Regina Wangung melahirkan Oktovian Gening Pantur.

Gaspar Garung - Veronika Danut - Melkior Pantur  - Oktovian Gening Pantur. 

Dari Sisi Ibu.

Pernikahan Paulus Ogot dan Elsiana Dabung melahirkan Belasius Tika. Belasius Tika menikahi Paulina Jelina melahirkan Regina Wangung. Regina Wangung menikah dengan Melkior Pantur melahirkan Oktovian Gening Pantur.

Paulus Ogot - Belasius Tika - Regina Wangung - Oktovian Gening Pantur.

Pernikahan Uba dan Dinggung melahirkan Paulina Jelina. Paulina Jelina menikah dengan Belasius Tika melahirkan Regina Wangung. Regina Wangung menikah dengan Melkior Pantur melahirkan Oktovian Gening Pantur.

Uba - Paulina Jelina - Regina Wangung - Oktovian Gening Pantur.

Pernikahan Melkior Pantur dan Regina Wangung melahirkan Arnoldus Sanpepi Juang Pantur, Vinsensan Jovialen Perki Pantur, dan Oktovian Gening Pantur. Okto adalah putera kandung ketiga.

Pernikahan Theodorus Tamat dan Veronika Danut melahirkan Melkior Pantur, Yovita Setia, dan Florida Sinar. Yovita Setia bersuamikan Lambertus Suri dari Atambua melahirkan Maria Febriani Nera Suri. Florida Sinar bersuamikan Melkianus Fahik dari Halilulik, Atambua.

Pernikahan Belasius Tika dan Paulina Jelina melahirkan Silvester Tomi Lon, Sofia Jemina, Alfeus Kiat, Elsiana Dabung, Maria Ogot, Regina Wangung, Yohanes Lo'o Nai.

Belasius Tika berasal dari keturunan Puntu, Ndoso sedangkan Paulina Jelina berasal dari keturunan Ri'i, Cibal. Belasius Tika tinggal di Karot Tadong, Ruteng. Theodorus Tamat berasal dari keturunan Nampe Mbaru, sedangkan Veronika Danut berasal dari keturunan Ndung, Cancar. Theodorus Tamat tinggal di Coal. 























Video pembaptisan👇👇👇












Poping dan Arlan

Arlan adalah putera dari Bpk. Alexander Magno Ximenes Paleng dan Ibu Imelda Jeramun. Pak Lexy berasal dari Sampar, Desa Pong Lale, Kecamatan Ruteng.


Juang dan Arlan. 

Ini pose mereka di Gereja St. Nikolaus Golo Dukal, Keuskupan Ruteng. Ketika kesa eja berjumpa dan kemudian pose bersama.
























Cerita tentang Melky Pantur Saat Masih Kelas II SD di SDK Coal Tahun 1990

"Sial Rangkap Dua, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi dan Sudah Disengat Tawon di Tangga Sekolah Malah Dicambuki Guru: Sebuah Kisah Terindah Saat Kelas II SD di SDK Coal Tahun 1990"

Melky Pantur

Judul ini diambil oleh Penulis karena patut dikenang bagaimana kisah ziarah di SD mulai dari Kelas I tahun 1988 - 1990 di SDK Coal. SDK Coal terletak di Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. 

Suatu yang menarik pasti sulit dilupakan dan menjadi catatan tersendiri dalam ziarah hidup saat-saat masih kecil.

Begini Kisahnya!

Saban itu, saya Penulis sudah lupa hari dan tanggalnya. Maklum tahun 1990. Kami masuk SD tahun 1988. Saya mendaftar pertama kali di SDK Coal. Sang Ibulah, Veronika Danut yang mengantar saya mendaftar ke sekolah itu. Saya masih ingat waktu itu, ketika pergi mendaftar ke SDK Coal, saya mengenakan celana puma berwarna coklat dan baju kaos berwarna biru dan memegang uang koin Rp100,- keluaran tahun 1978. Biaya pendaftaran masuk Kelas I SDK Coal waktu itu sebesar Rp1.000,-.  Tahun 1988, Aleks Jehola adalah Kepala Sekolah SDK Coal.

Masuk Kelas II.

Awal semester I tahun 1989, guru kelas kami namanya Bapak Thomas Ugam. Mei 2025 Pak Thomas Ugam masih berkelana di bumi. Kelaziman di sekolah itu, anak-anak disuruh membawa kayu api dari rumah. 

Suatu hari kami disuruh oleh Pak Thomas Ugam mencari kayu api saat istrahat. Kami masih berpakaian seragam merah putih. Pergilah kami ke arah Selatan. Tepatnya di Ramegilo. Namanya lingko Ramegilo.

Tidak seperti tahun 2025 yang dipenuhi tanaman kopi dan cengkeh, tahun 1990, lingko Ramegilo masih dipenuhi semak-semak. Yah, boleh dibilang satar (sabana). Penuh dengan rerumputan hijau. Nyaris tidak terlihat kayu-kayu besar. 

Ketika sedang mencari kayu api, teman kelas bernama Yance Tangga menyembunyikan parang dari seorang teman namanya Ran. Ran ini kemudian menangis histeris. Dia bilang begini: Oe hik hik hik, ongga aku le hema to'ong e - aduh saya pasti dipukul oleh Bapakku sebentar! Ran terus menangis tak karuan. 

Mungkin karena Ran menangis, tiba-tiba segerombolan tawon kuning besar (ngkuang) menyengat kami. Teman-teman pun digigit kecuali Penulis dan seorang teman bernama Mambi. Anci Jehatu juga turut digigit. Mungkin waktu itu bersama teman kelas lain, namanya Ditus. Karena Ran menangis, Yance Tangga pun memberitahu dan mengambil parang itu dari tempat penyembunyian.

Penulis dan teman bernama Mambi tidak berhasil digigit karena kami cepat-cepat mengambil ranting senduduk dan tekelan lalu diputar-putar, dikipas-kipas di atas kepala. Putaran ranting senduduk dan tekelan itu membuat tawon sukar masuk untuk menggigit. Yang lain menjerit kesakitan dan lari pontang panting menyelematkan diri bahkan sempat menceburkan diri ke telaga Kalo. 

Kami pun pulangnya tidak membawa kayu api. Tiba di tangga masuk dekat rumah dinas Pak Thomas Ugam,  Yance Tangga pun dipukul. Itu karena Ran memberitahu bahwa ia menyembunyikan parangnya. Tampaknya ada juga teman lain yang dipukul tetapi Penulis waktu itu tidak dipukul oleh Pak Thomas Ugam.

Tidak Menyuruh Lagi Mencari Kayu Api.

Sejak saat itu, Pak Thomas tidak lagi menyuruh kami mencari kayu api. Dan pada semester kedua di Kelas II saya pindah ke SDI Nggawang. Penulis selanjutnya tidak tahu kisah-kisah lain setelah pindah ke Sampar dari teman-teman itu. Sampar berada di Kecamatan Ruteng saat itu. 

Mandi di Telaga Kalo.

Pada saat tertentu, saat Kelas I dan II SD, kami sering latih berenang di telaga Kalo (Tiwu Kalo). Telaga itu berada di dekat Ramegilo.

Catatan:

Kisah ini selalu dikenang karena kisah hari itu merupakan kisah unik. Bukan soal dipukul guru tetapi soal serangan tawon kuning yang mematikan. 

Diserang ngkuang dalam jumlah banyak dan kami masih selamat itu bisa disebut mujizat karena jenis lebah itu adalah jenis lebah yang paling mematikan dari semua jenis lebah selain lebah madu rantai. 

Pak Thomas 2025 Menetap di Porong Tedeng.

Persis Mei 2025, Pak Thomas Ugam bersama isterinya menetap di Porong Tedeng. Mereka mambangun rumah di situ dan membesarkan putera-puteri mereka di situ. 

Tidak ada kisah indah lain yang melebihi kisah ini saat masih SD di SDK Coal. Adapun kisah-kisah lainnya paling seputaran menjala ikan dan mencari udang di kali Wae Lowang saat istrahat dan pulang sekolah. Kisah lainnya adalah mencari semi menggunakan panjangan gelagah. Di ujung gelagah ditaruh lem yang berasal dari nanah kayu ara. Ujung gelagah yang ditempeli nanah itu didekatkan pada semi sehingga sayap semi tersangkut di ujung batangan gelagah (wakas).

Kisah lain adalah mencari katak, pergi ke ladang, mencari kayu api, ikut bersama rombongan orang tua yang mencari babi hutan di Wae Ngele. 

Ditulis oleh
Melky Pantur
Rabu, 21 Mei 2025

Resepsi Pernikahan Rino dan Gee di Peot Borong Juni 2025

Resepsi pernikahan Rino dan Gee di Peot, Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, Jumat, 6 Juni 2025.

Rino berasal dari Kole, sedangkan Gee berasal dari Peot, Borong.








Rino dan Gee tengah pose dengan alumni GMNI Cabang Mangarai dan Manggarai Timur. Rino adalah aktivis GMNI Cabang Manggarai.

Temu Pisah Karutan Kelas II B Ruteng, Heri Sutriadi dengan Karutan Saiful Buchori

Tampak dalam gambar Kepala Rumah Tahanan Negara (Karutan) Kelas II B Ruteng, Heri Sutriadi yang pindah ke Sumenep (keempat dari kiri) dengan Karutan baru, Saiful Buchori, Sabtu, 6 Juni 2025 di Rutan Kelas II B Ruteng.

Rutan Kelas II B Ruteng berada di Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Tampak pula Gordi Jamat (pertama dari kiri), Melky Pantur (kedua dari kiri), Ambros Jatam (ketiga dari kiri), Mas Nur (pertama dari kanan), Patris Agat (kedua dari kanan), Dody Pan (ketiga dari kanan).


Karutan Heri pose dan Karutan Saiful pose bersama jajaran petugas Lapas Ruteng.


Kepala Rumah Tahanan Negara (Karutan) Kelas II B Ruteng, Heri Sutriadi, Amd.IP., S.Sos., M.Si dipindahkan ke Karutan Kelas II B Sumenep. Karutan Heri diganti oleh Saiful Buchori Amd.IP., S.H., M.H. Karutan Heri mengabdi di Ruteng selama 2,7 tahun.

Dalam acara pisah sambut Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas II B Ruteng, Sabtu (7/6/2025), Karutan Heri menyampaikan terima kasih kepada semua petugas Karutan yang telah bersamanya menjaga integritas Lapas Ruteng dan apabila ada tata laku darinya yang kurang berkenan mohon dimaafkan.

Warga binaan, kata dia, adalah pribadi yang perlu diberi perhatian lebih oleh petugas Rutan agar berubah terutama pasca berakhirnya pembinaan dan orang penjara pun bisa berubah lebih baik, tergantung cara pendampingan. 

Dirinya berharap Karutan Saiful akan meneruskan inovasi-inovasi kreatif membangun yang telah pernah dilakukannya selama di Rutan Ruteng.

Menanggapi pesan Karutan Heri, Karutan Saiful menimpali siap mengestafet apa yang diupayakan oleh pendahulunya. Dirinya bahkan mengucapkan terima kasih atas terobosan yang dilakukan pendahulunya. "Saya siap melanjutkan," ucap Karutan Saiful.

Untuk diketahui, begitu banyak terobosan yang dilakukan oleh Karutan Heri selama bertugas di Lapas Ruteng, seperti pelatihan kerajinan tangan, pengembangan holtikultura dan kreasi-kreasi inovasi lainnya. Dirinya bahkan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai terutama dengan SKB Randong terkait beberapa keterampilan khusus kepada warga binaan. 

Karuran Heri berharap, pelatihan itu akan menjadi bekal ketika warga binaan kembali ke lingkungan keluarga mereka kelak.


Tonton videonya👇👇👇





Tampak Karutan Heri memberikan pesan dan kesannya.