27/05/25

Hanya Frumentius Ltk dan Fransiska Ngarung yang Memenuhi Syarat Jadi Sekda Gantikan Sekda Fansy Jahang

Asisten I Sekda Kabupaten Mangarai, Frumentius Ltk

Menjadi Sekda batas akhir usia 58 tahun. Di Kabupaten Manggarai yang memenuhi syarat jadi Sekretaris Daerah menggantikan Sekda Drs. Fansy Aldus Jahang pada 1 Agustus 2025 adalah:

1. Frumentius Ltk, Asisten I Sekda Kabupaten          Manggarai.

2. Fransiska Ngarung, Inspektur Kabupaten              Manggarai.

Pengalaman Kerja.

Kedua figur di atas sudah mengikuti PIM 2. Dari sisi pengalaman, Pak Frumentius Ltk atau Pak Mensi Do sudah pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai, Asisten I Sekda Kabupaten Manggarai, Plt Kadis PMD Kabupaten Manggarai dan Plt Asisten III Sekda Kabupaten Manggarai, Plt Kepala Dinas Keluarga Berencana. 

Sebenarnya yang juga senior di Eselon II B adalah Pak Zaldy Sehadoen. Pak Zaldy pernah menjabat sebagai Staf Ahli Bupati Manggarai, Kadis PUPR Kabupaten Manggarai, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai. Ketiga figur di atas masih aktif di birokat.

Eselon III A yang Paling Senior di Kabupaten Manggarai yang Belum Diangkat Menjadi Eselon II B

Pemkab Manggarai yang memiliki Eselon III A yang paling senior di Kabupaten Manggarai yang masih aktif dan belum berusia 56 tahun, sebagai berikut:

1. Paulus Jeramun.

Beliau mantan Kabag Humas Kabupaten Manggarai Barat, mantan Kabag Organisasi di Kabupaten Manggarai Barat, mantan Kabag Prokopim di Kabupaten Manggarai, dan Sekretaris Dinas Infokom Kabupaten Manggarai.

2. Paskalis Bom.

Beliau mantan Kabid di Dinas PUPR Kabupaten Manggarai, mantan Sekretaris Kesbangpolda Kabupaten Manggarai, dan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai.

3. Hendrik F. Makanoneng.

Hendrik F. Makanoneng

Beliau mantan Camat Cibal, Sekretaris Dinas PMD Kabupaten Manggarai.

4. Flory Laot.

Beliau mantan Kabid di Dinas Pertanian, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai.

5. Marselinus Berahi.

Beliau mantan Camat Wae Ri'i, Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai.

6. Alexius Harimin.

Beliau mantan Camat Rahong Utara, Sekretaris Pol PP dan Damkar, Plt Kasat Pol PP dan Damkar Kabupaten Manggarai.

7. Herry Carvalo.

Beliau mantan Sekretaris Keuangan Kabupaten Mangarai, Sekretaris Inspektorat Kabupaten Manggarai.

Dari ketujuh pria itu, yang paling senior adalah Marselinus Berahi yang Mei 2025 tengah menduduki Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai.

Marselinus Berahi.

Sedangkan, senior Eselon III A yang di atas 56 tahun ada beberapa orang seperti Pak Christo Darmanto, mantan Kepala ULP Kabupaten Manggarai dan Sekretaris PUPR Kabupaten Manggarai.


Siapa Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Pasca Drs. Aldus Fansy Jahang Melambaikan Tangan Terakhirnya?

Sekretaris Daerah diangkat dan dilantik pada usia 58 tahun pada saat pelantikan. 

Syarat lama menjadi Sekretaris Daerah, sebagai berikut:

1. Usia paling lama 58 tahun.
2. Sudah melaksanakan PIM 2.
3. Dua kali duduk di jabatan yang sama, yaitu 
    Eselon II B.

Tampaknya ada syarat-syarat lain yang harus dipenuhi oleh calon Sekda dan mungkin itu syarat terbaru di mana tidak perlu dua kali duduk di jabatan Eselon II B yang sama. Artinya, satu kali saja sudah bisa dan tengah duduk di jabatan fungsional. Bahkan Sekretaris Dinas juga bisa. Kalau menurut aturan lama, tiga hal di atas menjadi hal penting.

Eselon II B yang sudah PIM 2.

Di Kabupaten Manggarai yang memenuhi syarat Sekda yang sudah PIM II adalah:

1. Inspektur Daerah Kabupaten Manggarai, 
    Fransiska Ngarung.
2. Asisten I Sekda, Frumentius Ltk. 

Eselon II B yang belum PIM 2 tetapi dua kali duduk di jabatan sama di bawah usia 58 tahun.

Nama-nama mereka adalah:

1. Fransiskus Gero, S.Pd.
2. Charles Rihi Mone, S.Kom.
3. Kanis Nasak, S.E.
4. Gabriel Posenti Tjangkung, S.E.
5. Zaldy Sehadoen, S.T., M.T.

Yang pernah berkerja di fungsional dan sudah menjabat Eselon II B adalah:

1. Wensislaus Sedan

Jika memilih yang S2 maka yang memenuhi syarat hanya Wensislaus Sedan, Kadis PPO Kabupaten Manggarai.

Kapan Sekda Fansy Jahang koma dari jabatan Sekdanya? Yah, pada 1 Agustus 2025. Artinya, Plt Sekda dimulai pada 1 Agustus 2025. Lalu, siapa Plt Sekda Kabupaten Manggarai 2025?

Baca juga: Eselon III A yang Paling Senior di Kabupaten Manggarai

Jika Sekda bisa dijabat oleh Eselon II B yang hanya menduduki di satu jabatan saja adalah:

1. Pak Dedy Bosko.
2. Pak Livens Turuk.
3. Pak Yos Jelamu.
4. Pak Hery Jelamu.
5. Pak Benyamin San.
6. Pak Gon Garang.
7. Pak Ferdi Ampur.
8. Pak Dicky Jenarut.
9. Pak Turibius Sta.
10. Ibu Yasinta Aso.
11. Ibu Yustina Lajar.
12. Kepala KB.
13. Pak Lambertus Paput, S.Sos.
14. Pak Robertus Syukur, S.Fil.
15. Pak Hendrik Syukur.
16. Pak Aloysius Jebarut.
17. Pak Yakobus Banggut.
18. Pak Stefanus Tawar.

Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai, Drs. Fansy Aldus Jahang.

Kedelapanbelas Eselon II B ini pasti dalam waktu dekat akan mengikuti Uji Kompetensi Teknis (UKT) apabila ada dari 18 orang yang bakal dijagokan sebagai Sekda menggantikan Drs. Fansy Jahang. 

Pasca UKT akan melakukan lelang jabatan Eselon II B mengisi jabatan yang kosong. Jabatan yang kosong itu, antara lain:

1. Kasat Pol PP dan Damkar.
2. Kepala Bapperida.
3. Asisten II.
4. Asisten III.

Kalau Sekda diambil dari internal, maka 2025 akan mengisi 5 jabatan Eselon II B dan 1 Sekda. Jadinya, 6 lowongan. 

Eselon III A yang kosong, antara lain:

1. Sekretaris Dinkes.
2. Sekretaris Kesbangpolda.
3. Sekretaris Peternakan.
4. Sekretaris Perumahan Rakyat.
5. Kabag Ekonomi.
6. Inspektur Pembantu I.
7. Inspektur Pembantu II.
8. Inspektur Pembantu III.
9. Camat. 

Eselon III A yang akan pensiun 2025, antara lain:

1. Kabag Prokopim, Polikarpus Kori, S.H.
2. Kabag Pembangunan, Konsradus Kumat, S.T.
3. Sekretaris Dinas Sosial.
4. Sekretaris Bapperida.
5. Sekretaris Dinas Perizinan, Theo Taram. 
6. Sekretaris Pemberdayaan Perempuan dan 
    Perlindungan Anak.

Eselon II B yang berakhir jabatannya pada tahun 2025:

1. Kadis PMD, Drs. Yoseph Jehalut.
2. Staf Ahli Bupati, Hendrik Amal.

Ditulis oleh:
Melky Pantur
Selasa, 27 Mei 2025. 
Ruteng, Flores, NTT.










Pilkada dan Pemilu Usai, KPU Serahkan LTPP-LPAH 2024 ke DPRD dan Bupati Manggarai

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Manggarai, NTT, Senin 26 Mei 2025 menyerahkan Laporan Tahapan Pilkada dan Pemilu ke DPRD yang diterima oleh Ketua DPRD Kabupaten Manggarai, Paulus Peos, SP di ruangan Pimpinan Dewan.

Tampak dalam gambar (keempat dari kiri) Ketua KPU Kabupaten Manggarai, Richard J. Pentor, S.H tengah menyerahkan dokumen tahapan Pilkada dan Pemilu 2024 ke Ketua DPRD Kabupaten Manggarai, Paulus Peos, SP (empat dari kanan) disaksikan oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat, Lexy Armanjaya (ketiga dari kanan) dan anggota DPRD dari PDI Perjuangan, Avent Mbejak (ketiga dari kiri. 

Tampak pula Florianus Irwan Kondo (kedua dari kiri), Fransiskus Dohos Dor (kedua dari kanan), Herybertus Harun (pertama dari kanan), Marsianus Edon (pertama dari kiri).

Dalam penyerahan itu, semua Komisioner KPU Kabupaten Manggarai hadir dalam ruangan kerja Ketua DPRD juga di ruangan kerja Bupati Manggarai.



Penyerahan LTPP-LPAH oleh KPU ke Bupati Manggarai, Heribertus G.L.Nabit di ruangan kerja Bupati, Selasa (27/5/2025).


Persis Selasa, 27  Mei 2025, KPU di bawah komando Ketua, Richard Pentor, S.H kemudian menyerahkan Laporan Tahapan Pilkada dan Pemilu serta Laporan Pengelolaan Anggaran Hibah (LTPP-LPAH)  2024 ke Bupati Manggarai yang diterima langsung oleh Bupati Heribertus G.L. Nabit di ruang kerjanya.

"Kalau DPRD, kami hanya menyerahkan LTPP, sedangkan ke Bupati kami menyerahkan LTPP dan LPAH. Karena Pilkada dan Pemilu usai, kami menyerahkan uang Rp4.580.000,- ke Bupati," terang alumni GMNI Cabang Kupang itu di Kantor Bupati Manggarai Selasa siang.

Menurutnya, laporan ini penting sebagai media bagi semua stakeholder dalam rangka penguatan konsilidasi berikutnya dan tentu penting sekali bagi DPRD dan fraksi untuk mengukur dan sebagai refrensi data-data Pilkada dan Pemilu periode berikutnya. Bagi partai politik, ini menjadi dasar penguatan proses demokrasi selanjutnya.


25/05/25

Turnamen Sepak Bola dan Bola Voli Bulan Rosario Stasi Coal Mei 2025 Awalnya Riang Kemudian Sedih


Mengisi bulan Rosario Mei 2025, di Stasi Coal, Paroki Hati Kudus Yesus Golowelu, Keuskupan Labuan Bajo menggelar turnamen bola sepak dan bola voli. Giat itu berlangsung sangat meriah. Pembukaan turnamen dimulai pada Minggu, 25 Mei 2025 di lapangan bola sepak Gereja Stasi Coal.

Pertandingan ini dalam rangka mengikat tali persaudaraan dan persaudarian umat Stasi Coal di wilayah itu. Turnamen itu hanya mengambil dua jenis perlombaan sepak bola putera U45+ atau sepak bola lanjut usia dan pertandingan bola voli putera dan puteri.

Turnamen itu bersistim ½ kompetisi dan pertandingan dilakukan antar Kelompok Basis Gereja (KBG). Dalam pertandingan itu, diizinkan pula pemain naturalisasi. 

Meriah Kemudian Berduka.

Minggu, 25 Mei 2025 sebagai hari pertama, lapangan bola sepak Stasi Coal digemuruhi suara dukungan yang begitu ramai dan menggelegar. Suara riuah suporter masing-masing keenaman KBG membahana persekitaran. Suara komentator turnamen itu pun menggelegar ke mana-mana. Suasananya tampak ramai dan gembira.

Pertandingan bola voli puteri antara KBG yang melibatkan KBG dari Sama dan Coal itu sangat gembira. KBG dari Sama mendominasi pertandingan melawan KBG dari Coal. Hari pertama turnamen itu, beberapa KBG dari Sama khususnya turnamen bola voli sukses menyingkirkan keenaman dari Coal dan Ntalung. Usai pertandingan voli di hari pertama itu, giliran pertandingan bola kaki antara KBG dari Coal versus Ntalung. Entah apa yang terjadi, salah satu pemain dari KBG Ntalung jatuh di lapangan. Dirinya kemudian dibawa ke Puskesmas dan mungkin, Senin (26/5/2025) ia menghembuskan nafas terakhhirnya. 

Pertandingan bola kaki itu belum usai. Tapi terdengar suara lorang (tangisan) dari para wanita. Ternyata salah seorang pemain tengah tidak sadarkan diri. Diduga jantung dan mungkin karena usia, beliau pun meninggal dunia. Coal kemudian berduka.

Pada saat turnamen perdana itu berlangsung, Penulis tengah berada di sebuah kebun kopi tepatnya di Ramegilo. Penulis bersama putera sulung, Juang. Memang hari itu Penulis ke kampung. Tidak tahu ada pertandingan antar KBG. 

Penulis bergegas dari Ruteng sekitar Pukul 07.00 WITA. Tiba di Coal sekitar Pukul 09.00 lewat WITA. Saat ke kebun, di lapangan SDK Coal belum terlihat begitu banyak orang. Tampaknya mereka berada di lapangan bola voli. Tiba di kebun, suara komentator yang membahana keras menemani aktivitas Penulis hari itu. Maklum lagi meremas-remas buah kopi yang merah. Ingin hati bergegas ke lapangan, apa daya kami sudah berpakaian ala petani. Sudah dalam keadaan kotor apalagi kami sempat menanam beberapa jenis tanaman.

Kehebatan komentator memainkan kata-kata penyemangat membuat suasana pertandingan itu semakin luar biasa. Kami yang tengah memetik kopi seolah-olah terhibur. Hanya mendengar dari kejauhan tanpa menyaksikan secara langsung.

Wangi Daun Sirih.

Pada saat Penulis memetik kopi menghirup bau daun sirih. Seolah-olah ada kakek atau nenek yang memakan sirih pinang. Saya kemudian berujar kepada Juang, bilang: Ini ada wangi daun sirih. Kok ada daun sirih di sini? Kaget saja karena saya tidak pernah menanam sirih di situ tetapi serasa ada yang tengah makan sirih pinang. Saya merasa heran akan wangi daun sirih itu (saung kala dalam bahasa Manggarai). Di lapangan bola kaki terdengar suara komenator yang menggelegar bak suara petir membahana. Terdengar juga suara komentator menyebut nama Om Alo Lalon dan Om Frans Jeragan yang akan berhadap-hadapan dalam pertandingan itu. Hari itu sedikitpun tidak ada gerimis dan sang surya bersinar hingga petang tiba.

Kami mendengar tampak Kesa Yance Tangga dan Ema Koe Paulus Madu menjadi wasit pertandingan itu. Ada juga nama-nama lain tetapi lupa. 

Saya berusaha menerabas kebun di bagian sisi timur kebun itu dengan maksud membersihkan tanaman salak dan tebu dari gulma. Kemudian mencabut beberapa batang tebu untuk dimakan dan ditanam. Kami pun memakan batang tebu-tebu itu. Sisanya potongan kemudian ditanam.  Aktivitas kami sudah selesai. Tiba-tiba dari arah lapangan terdengar suara tangisan Ibu-Ibu. Suaranya ramai. Saya berkata kepada si sulung: Itu ada suara tangisan. Si sulung menjawab tidak ada. Saya bilang coba engkau dengar baik-baik. Lalu, Juang bilang: Oh iya, betul! 

Saya berpikir ini tidak ada yang beres. Saya bilang ke si sulung untuk segera bergegas pulang. Kami pun segera pulang menuju persinggahan. Di jalan, kami bertemu-temu dengan orang-orang yang pulang dari lapangan. Saya masih berpakain kerja dengan parang di pinggang, keranjang di punggung belakang juga membawa skop dan sedikit kopi di karung. Kami berjalan kaki ke kebun.

Tiba dipinggir jalan, saya bertemu dengan Kesa Yance, ase Irwan Syukur, Ema Koe Paulus Madu, Amang Endi, dan Ase Walter (ase Boy). Ada pula seorang Tanta. Saya kemudian bertanya kepada Kesa Yance Tangga siapa yang meninggal. Kesa Yance menjawab dengan samar-samar. Informasinya sudah divonis sudah meninggal.

Ketiba tiba di dekat rumahnya Ema Koe Paulus Madu, persis di depan rumahnya Pater Dr. Sefi, SVD, ada Ibu-Ibu datang dari atas bilang kalau Om Her (Emar San) masih sadar. Suasana pun kembali normal. 

Malam pun berlalu dan fajar Senin, 26 Mei 2026 pun menyingsing. Penulis hendak ke kebun Wae Lowang. Sudah sarapan pagi hendak ke kebun lain. Begitu hendak pergi ke kebun terdengar kabar kalau Om Her (Emar San) meninggal. Agenda saya pun pupus untuk ke Wae Lowang. Akhirnya, saya menyuruh si sulung segera mandi dan bergegas kembali ke Ruteng. Kami bergegas dari kampung sekitar Pukul 10.00 WITA. 

Sisa Uang Hanya Rp40.000,-

Kami pulang pasti melintasi rumah duka. Persis ada jalur lain dan jalur itu tanjakannya sedikit saja. Kami pun mengambil jalur barat. Memang saya sering melewati jalur itu untuk menghindari kemacetan di pendakian. Sisa uang hanya Rp40.000,- di dompet hanya untuk membeli bensin dan kalau terjadi kempes ban di jalan. Saya tidak jadi melayat. 

Ketika seorang anak muda sebelumnya meninggal di belakang rumah Kesa Yance Tangga, saya tidak sempat melayat karena hilang dompet bahkan bersama ATM. Memang tidak ada uang. Uang layatan tidak ada. Tentu bukan soal uang tetapi etika dan kesadaran sosial itu perlu. Mau bilang apa?

Om Her Murah Senyum.

Emar San atau Amer San terkenal dengan murah senyum. Saat berjumpa pasti selalu menyapa dan selalu melemparkan senyum. Beliau punya kebun cengkeh di Ramegilo dan terkadang saat beliau pulang memetik cengkeh dan sementara kami bekerja beliau selalu melemparkan senyum. Persis memang kalau beliau ke kebunnya sudah pasti melintas di kebunnya kami. Mungkin itu korelasi antara wangi daun sirih yang saya hirup sementara memetik kopi unggul.

Ketika melintasi rumahnya ketike ke Coal, beliau selalu melempar senyum. Terkadang kami membeli minuman di kios milik beliau termasuk ikan, bensin, gula dan bahkan mengisi angin sepeda motor. Beliau memang terkenal paling ramah dan murah senyum di lingkungan kami. Ciri khas beliau adalah tersenyum. Memang bukan soal uang tetapi saya malu sekali mau melayat beliau. Kesepakatan di Coal, siapapun yang dipanggil Tuhan ada kontribusi Rp50.000,- terkadang bisa distor dari belakang. Tetapi unsurnya tidak main paksa. Bisa juga di bawah itu dan sebenarnya juga keluarga berduka tidak membutuhkan konstribusi hanya saja ada perasaan sebagai tetangga selingkungan.









 

22/05/25

Berselip di Jurnalis Mengumpulkan Remah-Remah Pengetahuan


Dunia jurnalis adalah dunia berfilsafat, dunia bertanya. Berjurnalis adalah berfilsafat sesungguhnya. Berjurnalis meragukan segala sesuatu, menanyakan kebenaran segala sesuatu. Dunia jurnalis adalah dunia mengumpulkan remah-remah pengetahuan. Di sana tidak berkelimpahan uang, tidak berkeriapan materi tetapi di sana ada keriapan kebijaksanaan dan pengetahuan. 

Dunia jurnalis bukan profesi bisnis, bukan pula profesi kepentingan tetapi dunia di mana sang jurnalis belajar menggali pengetahuan, belajar banyak dan menguasai banyak dan mengetahui banyak. Menjadi jurnalis adalah bersekolah. Jurnalis adalah para murid, narasumber adalah gurunya. Peristiwa adalah bahan ajarnya. Jurnalis selalu bertanya, selalu menggali kebenaran dari suatu eksistensi entitas-entitas. Jurnalis terus belajar. Karena tidak tahu, jurnalis terus bertanya dan bertanya.

Alam jurnalis adalah alam intelek. Alam di mana intelek selalu diasah, menemukan hal baru dan belajar dari hal baru. Menjadi jurnalis bukan profesi jutawan tetapi profesi profetis. Menyuarakan keadilan dari ketidakadilan. Menyuarakan kemerdekaan dari ketidakmerdekaan. Di alam jurnalis, uang itu menjadi masalah utama. Sang jurnalis bila ditanya soal uang pasti dijawab kurang uang. Jurnalis pasti selalu kurang uang.

Banting Stir.

Bila ingin menjadi jutawan tentu jauhi gelutan dan gulatan dengan dunia itu. Dunia jurnalis hanya medan menemukan identitas, menemukan jati diri kemanusiaan. Tidak ada hitungan uang, kalkulasi neraca dan kalkulasi untung rugi di dalamnya. Di sana yang ada adalah bertanya, menyangsikan segala sesuatu. Tidak ada giat mengumpulkan pundi-pundi uang tetapi hanya pundi-pundi pengetahuan. Jangan berharap menjadi jurnalis menjadi konglemerat yang kaya raya.

Bila ingin menjadi jutawan, mesti harus banting stir ke dunia bisnis. Di sana dunia hitung-menghitung, kalkulasi untung rugi menjadi santapan harian. Dalam dunia jurnalis, santapan hariannya adalah mengumpulkan remah-remah pengetahuan, remah-remah informasi diracik menjadi berita. Jurnalis peduli dengan keadaan sekitar, membeningi situasi yang keruh, pencerah tabir-tabir dan kerudung-kerudung yang gelap. Menjadi jurnalis menciptakan situasi yang kondusif, menciptakan persaudaraan-persaudariaan, menciptakan perdamaian.

Ditulis oleh:
Melky Pantur
Jumat, 23 Mei 2025
Ruteng, Flores


Terkadang Ada Hak yang Disebut Kebebasan dan Ada Hak yang Tidak Bisa Dituntut di Depan Hukum

Melky Pantur

"Terkadang ada hak yang disebut kebebasan dan ada hak yang tidak bisa dituntut di depan hukum"

Hak bisa disebut kebebasan. Tetapi yah, hak sebagai kebebasan dan tidak bisa dituntut di depan hukum adalah hak menggunakan harta seseorang miliknya sendiri untuk memanfaatkannya sesuka hatinya. Di sana ia bebas tetapi bebas memanfaatkan hartanya. 

Walau hak ada bebasnya tetapi ada hak yang bebas dikekang oleh kewajiban. Ini berkaitan dengan hak seorang ayah dalam sistim partilineal yang dibatasi kewajibannya. 

Misalnya, seorang Ayah punya hak atas tanah miliknya diberikan kepada siapa tetapi Ayah itu dibatasi oleh kewajiban. Apa kewajibannya? Yah, membagi tanah miliknya secara adil kepada anaknya yang laki-laki bila anak laki-laki lebih dari satu.

Suatu hak yang tidak bisa dituntut di depan hukum salah satunya "meragukan", yah hak meragukan. 

Seseorang punya hak membawa kendaraan tetapi berkewajiban memiliki SIM. Hak di sini terbatas. Bisa diproses secara hukum. Kewajiban bisa terikat bisa lepasan. Begitupula hak bebas dan hak terikat. 

Bekerja.

Secara hukum, WNA yang berusia 18 tahun wajib memiliki E-KTP. Di bawah usia 18 tahun wajib memiliki Akta Lahir dan dokumen sah lainnya. 

Bekerja bisa bebas dan di mana saja karena haknya. Soal upah, walaupun ada UMR tetapi jika ada berita acara para pihak juga adalah hak. Di sini sukar dituntut di depan hukum. Ikatan perjanjian itu bisa hak terikat dan hak lepasan. 

Itulah mengapa ada yang bebas yang tidak bisa dituntut di depan hukum. Contoh, upah gaji lebih kepada karyawan/i yang jarang masuk kerja tetapi diberi sama oleh tuan mereka. Hak di sini adalah kebebasan. Hak di sini tidak bisa dituntut di depan hukum. 

Dalam kisah Injil Mat 20:1-16 mengisahkan tentang tuan kebun yang bebas menggunakan miliknya. Tuan itu tidak bisa dituntut di depan hukum. Itu hak yang disebut kebebasan dan tidak terikat oleh kewajiban. 

Ditulis oleh:
Melky Pantur
Kamis, 22 April 2024
Ruteng, Flores