22/09/23

Salam Kasih dari Tuhan Yesus

Undangan

Salam Kasih dari Tuhan Yesus!


Bertepatan dengan kepulangan Almarhum Bapak Theodorus Tamat, Selasa, 22 Agustus 2023 kehadirat Tuhan yang dikebumikan di perkuburan umum Tamong, Desa Coal, kami pihak keluarga mengundang Bapak/Ibu, Kakak/Adik, sahabat dan teman untuk hadir dalam acara doa bersama 40 malam mengenang kepulangan Bapak kami ini. Doa bersama itu diselanggarakan pada:

Hari        : Sabtu, 30 September 2023 
Pukul     : 16.00 WITA - selesai.
Tempat  : Liang Roju, Desa Coal.

Atas kehadirannya disampaikan terima kasih. Tuhan Yesus mengasihi kita.

Yang mengundang
Keluarga Besar Almarhum




























21/09/23

Manga Ata Mecikn dan Hedonisme



Kalimat retoris manga ata mecikn (ada yang enak) senantiasa diekspresikan oleh orang-orang. Kalimat retoris ini lazimnya ditujukan kepada orang-orang dekat, teman-teman karib. Manga ata mecik tidak harus selalu dekat dengan klausa kawé ata mecikn kanang (cari yang enak saja), pandé ata mecik kaut (buat yang enak-enak saja) tetapi juga bersentuhan dengan kelaziman-kelaziman aktus waktu lampau. 

Keluar dari kebiasaan yang menimbulkan kejenuhan dan sempat terjadi kesenjangan karena keenakan disumpekkan sementara waktu kemudian melahirkan kalimat retoris manga ata mecikn? Pertemanan kemudian didorong oleh kelumrahan keenakan kendati sempat merupakan kategori ekspresi keguyonan semu. 

Apakah ekspresi retoris manga ata mecikn senantiasa bertalian dengan prinsip hedonis? Manga ata mecikn bukanlah ekpresi yang mengarah kepada hedon sekalipun ungkapan itu amat hedonis tetapi ekspresi itu adalah keguyonan semata kendati ada orang yang bertanya juga ingin mendapat kepastian dari salah satu identitas hedon, yaitu kesenangan sesaat. 

Tentu saja ekspresi manga ata mecikn berbeda dengan ekspresi pandé ata mecik kaut. Pandé ata mecik kaut adalah tujuan dari kasih tetapi pandé ata mecik kaut memiliki beberapa skope tindakan dan tujuannya. Bisa saja pandé ata mecikn mengarah pada kesenangan grupisme. Prinsip aksi grupisme inilah melahirkan reaksi kolusi, korupsi, nepotis dan kawanisme. Kendati bersifat dualistis, ekspresi pandé ata mecikn bisa mengarah kepada kemakmuran bersama di mana aksi dan reaksinya berlandaskan pada prinsip norma dan etika yang berlaku. 

Dalam dunia ekonomi dan politik, ekspresi manga ata mecikn terutama dalam aksinya menjadi tujuan utama. Sedangkan, dari sisi agama dan budaya ekspresi ini bukanlah tujuan utama. Mengapa bukan tujuan utama? Karena terjadinya manga ata mecik hak prerogatif Ilahi. Di sini berbeda dari sisi ekonomi dan politik. Betul aktus agama dan budaya juga mempraktekkan ekonomi tetapi hanya terciptanya aktus ekononi turunan atau ekonomi reaksi. 

Dalam politik misalnya, partai politik tercipta melahirkan dampak lain misalnya melahirkan beberapa institusi teknis, seperti: KPU, Bawaslu, DKPP. Orang-orang kemudian berbondong-bondong mencari manga ata mecikn? Orang-orang kemudian cari yang enak. Sementara, dalam agama dan budaya, tujuan dari ekspresi manga ata mecik hanya asa yang tak pasti. 

Diakui pula, dalam konteks budaya dan agama, praktik manga ata mecikn juga kerap dilakukan kendatipun banyak yang berkamunflase atau memakai metoda bunglonisme. Praktek kamunflase itu banyak faktanya dalam kehidupan sosial. 

Apabila ekpresi manga ata mecik dalah sebuah klausa tujuan eksistensi, maka ungkapan itu adalah wujud konkret dari aktivitas manusia saban saat yang berlaku pada setiap elemen kehidupan dan itu merupakan prinsip pencarian asa dasar dari kehidupan karena setiap entitas bertindak atas tujuan manga ata mecik. 

Orang-orang menjadi Hakim, Jaksa, Polisi, Presiden, DPR dan segala macam identitas pejadian karena manga ata mecik termasuk seseorang bersuami atau beristeri bertujuan mendapatkan manga ata mecik itu. Kehidupan senantiasa pula didorong oleh prinsip manga ata mecik kalaupun itu bukan hedon kendati ada adonan hedon di dalamnya. Jadi, intinya kehidupan tercipta karena manga ata mecik. Tuhan juga menciptakan alam semesta bertujuan untuk mecik, yah manga ata mecikn. Tuhan tidak menciptakan untuk pa'it (kepahitan). Dalam kehidupan, pa'it adalah mecik, mecik adalah pa'it. Bahasa lainnya adalah pahit adalah enak, enak adalah pahit. Semuanya itu satu. 

Ditulis oleh:
Melky Pantur.
Ruteng, 
Jumat (22/9/2023).





Geothermal Ulumbu dan Peduli Rakyat

Geothermal atau panas bumi atau kolang de lino du Ulumbu kini menjadi perbincangan hangat di banyak kalangan. 

Sentrum ulumbu hanyalah reaksi dari aksi alam. Ada aksi, maka ada reaksi. Ulumbu adalah reaksi dari aksi alam. 

Apakah geothermal Ulumbu termasuk geothermal Sano Nggoang milik orang Ulumbu ataupula milik orang Sano Nggoang? Jawabannya tidak. 

Apakah ada orang yang mempersoalkan gunung api Ranaka? Apakah itu milik orang Robo, orang Mano dan orang Bea Laing? Jawabannya juga tidak. Apakah orang-orang lingkar gunung Ranaka mengklaim itu milik mereka? Ataukah mereka berani mengklaim sekalipun itu berada di wilayah KPHK atau TWA Ruteng? 

Bagaimana dengan geothermal Ulumbu? Apakah geothermal milik orang Ulumbu? Apakah milik orang-orang sekitar Ulumbu? Jawabannya tidak. Tetapi manakala lahan itu diminta ganti untung oleh warga pemilik lahan adalah sah dan benar? Jawabannya sah dan benar. Mengapa? Karena mereka tidak bisa mengelola lahan mereka disebabkan oleh lahan mereka diminta pihak PLN. Maka tentu wajar apabila pemilik tanah meminta ganti untung. Itu sah dan benar.

Bagaimana dengan rencana PLN yang bakal mengebor di Poco Leok sebagai alternatif perluasan Ulumbu disalahkan? Jawabannya tidak! Mengapa? Itu juga menjadi hak negara. Lalu apakah hak itu dibatasi? Tentu saja! Hak itu ada batasnya apalagi itu di wilayah ulayat dan lahan pribadi. 

Apa yang menjadi permasalahan di Poco Leok?

Beberapa hal menjadi catatan khusus:

Pertama, hak pribadi.

Di sini Pemerintah bersama PLN mewajibkan melakukan ganti untung terhadap lahan yang bakal dipakai. Artinya, mereka mesti membeli lahannya menjadi milik PLN. PLN itu juga negara. 

Kedua, hak ulayat. 

Di sini adalah hak ulayat. Tali kekerabatan dan keluargaan warga Poco Leok perlu diperhatikan dari aspek sejarah dan budaya setempat. Perlu diketahui, sebelum sebuah bidang-bidang tanah, tanah itu adalah milik gendang. Itu berarti pihak PLN mewajibkan melakukan komunikasi dengan gendang. Mengapa tanah pribadi itu bisa dalam bentuk sor monggong nggélak nata tetapi melalui sistim pembagian yang jelas oleh Tu'a Teno. Dapat juga bekas tanah sor monggong nggélak nata dibeli oleh pihak lain kemudian diserahkan ke PLN. Itulah mengapa negara berkewajiban memberikan pendampingan dan hal-hal lainnya. Hal-hal lain bisa dalam bentuk pembangunan ekonomi dan insfrastruktur.

Ketiga, hak negara.

Di sini negara memiliki kuasa untuk mengelola geothermal Ulumbu. Mengapa? Geothermal Ulumbu adalah panas bumi diakibatkan oleh aksi alam. Bentangan alam TWA Ruteng, pulau Flores dan lautnya menyebabkan terjadinya reaksi alam. Reaksi itu dalam bentuk panas bumi. Panas bumi Ulumbu dan sekitarnya adalah milik banyak orang. Kalau dimanfaatkan untuk kepentingan banyak orang sangat pas dimanfaatkan.

Apa Kiat Negara terhadap warga lingkar geothermal? Hadirnya geothermal Ulumbu yang rencana pengembangannya ke Poco Leok menimbulkan pro dan kontra. Ada kelompok masyarakat yang bersikeras menolak kehadiran pengembangan geothermal di Poco Leok. Lalu, apa reaksi pihak PLN dan pemerintah pusat? 

Mengapa warga lingkar geothermal menolak keras? Ini menjadi pertanyaan mendasar. 

Apakah pengeboran itu nanti berdampak pada lingkungan? Apakah ada kajian analisis dampak lingkungan terhadap rencana pengeboran itu? Mengapa warga lingkar geothermal menolak. Kira-kira apa dasar mereka menolak? Apakah memang mentah-mentah mau menolak? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu hadir di kepala orang-orang. 



07/09/23

Theodorus Tamat

 


Theodorus Tamat lahir di Coal, Flores sekitar tahun 1965. Dirinya adalah putera dari pasangan suami-isteri Yakobus Antan dan Regina Nganul. Dirinya memperisterikan Veronika Danut dari Sampar, Flores. Veronika Danut adalah puteri pasangan suami-isteri Gaspar Garung dan Sobina Sidung.

Theodorus Tamat meninggal di Ruteng, Flores, Selasa (22/8/2023) persis Pukul 07.30 WITA. Acara 40 malam diperkirakan akan dilakukan pada 1 Oktober 2023 dan kelas (kendurinya) pada 15 Juli 2024.

Theodorus Tamat dikebumikan di Tamong, Desa Coal, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT. Sementara isterinya, Veronika Danut dikebumikan di Sampar, Desa Pong Lale, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai tahun 1997. Veronika Danut diperkirakan meninggal pada 14 Juli 1997. 

Ditulis pada 
Kamis, 7 September 2023.