21/09/23

Manga Ata Mecikn dan Hedonisme



Kalimat retoris manga ata mecikn (ada yang enak) senantiasa diekspresikan oleh orang-orang. Kalimat retoris ini lazimnya ditujukan kepada orang-orang dekat, teman-teman karib. Manga ata mecik tidak harus selalu dekat dengan klausa kawé ata mecikn kanang (cari yang enak saja), pandé ata mecik kaut (buat yang enak-enak saja) tetapi juga bersentuhan dengan kelaziman-kelaziman aktus waktu lampau. 

Keluar dari kebiasaan yang menimbulkan kejenuhan dan sempat terjadi kesenjangan karena keenakan disumpekkan sementara waktu kemudian melahirkan kalimat retoris manga ata mecikn? Pertemanan kemudian didorong oleh kelumrahan keenakan kendati sempat merupakan kategori ekspresi keguyonan semu. 

Apakah ekspresi retoris manga ata mecikn senantiasa bertalian dengan prinsip hedonis? Manga ata mecikn bukanlah ekpresi yang mengarah kepada hedon sekalipun ungkapan itu amat hedonis tetapi ekspresi itu adalah keguyonan semata kendati ada orang yang bertanya juga ingin mendapat kepastian dari salah satu identitas hedon, yaitu kesenangan sesaat. 

Tentu saja ekspresi manga ata mecikn berbeda dengan ekspresi pandé ata mecik kaut. Pandé ata mecik kaut adalah tujuan dari kasih tetapi pandé ata mecik kaut memiliki beberapa skope tindakan dan tujuannya. Bisa saja pandé ata mecikn mengarah pada kesenangan grupisme. Prinsip aksi grupisme inilah melahirkan reaksi kolusi, korupsi, nepotis dan kawanisme. Kendati bersifat dualistis, ekspresi pandé ata mecikn bisa mengarah kepada kemakmuran bersama di mana aksi dan reaksinya berlandaskan pada prinsip norma dan etika yang berlaku. 

Dalam dunia ekonomi dan politik, ekspresi manga ata mecikn terutama dalam aksinya menjadi tujuan utama. Sedangkan, dari sisi agama dan budaya ekspresi ini bukanlah tujuan utama. Mengapa bukan tujuan utama? Karena terjadinya manga ata mecik hak prerogatif Ilahi. Di sini berbeda dari sisi ekonomi dan politik. Betul aktus agama dan budaya juga mempraktekkan ekonomi tetapi hanya terciptanya aktus ekononi turunan atau ekonomi reaksi. 

Dalam politik misalnya, partai politik tercipta melahirkan dampak lain misalnya melahirkan beberapa institusi teknis, seperti: KPU, Bawaslu, DKPP. Orang-orang kemudian berbondong-bondong mencari manga ata mecikn? Orang-orang kemudian cari yang enak. Sementara, dalam agama dan budaya, tujuan dari ekspresi manga ata mecik hanya asa yang tak pasti. 

Diakui pula, dalam konteks budaya dan agama, praktik manga ata mecikn juga kerap dilakukan kendatipun banyak yang berkamunflase atau memakai metoda bunglonisme. Praktek kamunflase itu banyak faktanya dalam kehidupan sosial. 

Apabila ekpresi manga ata mecik dalah sebuah klausa tujuan eksistensi, maka ungkapan itu adalah wujud konkret dari aktivitas manusia saban saat yang berlaku pada setiap elemen kehidupan dan itu merupakan prinsip pencarian asa dasar dari kehidupan karena setiap entitas bertindak atas tujuan manga ata mecik. 

Orang-orang menjadi Hakim, Jaksa, Polisi, Presiden, DPR dan segala macam identitas pejadian karena manga ata mecik termasuk seseorang bersuami atau beristeri bertujuan mendapatkan manga ata mecik itu. Kehidupan senantiasa pula didorong oleh prinsip manga ata mecik kalaupun itu bukan hedon kendati ada adonan hedon di dalamnya. Jadi, intinya kehidupan tercipta karena manga ata mecik. Tuhan juga menciptakan alam semesta bertujuan untuk mecik, yah manga ata mecikn. Tuhan tidak menciptakan untuk pa'it (kepahitan). Dalam kehidupan, pa'it adalah mecik, mecik adalah pa'it. Bahasa lainnya adalah pahit adalah enak, enak adalah pahit. Semuanya itu satu. 

Ditulis oleh:
Melky Pantur.
Ruteng, 
Jumat (22/9/2023).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar