24/11/20

Kisah Sebelum Yulius Tangur Meninggal Dunia

Segala Sesuatu adalah Cerita

#Enok Tangur.

Sabtu, 21 November 2020 menghembuskan nafas terakhir di IGD RSUD Ben Mboi Ruteng.

Yang menarik dari kepulangan kekal saudara Enok adalah bagaimana sampai ia sempat bercerita lama denganku di ruangan IGD. Tampaknya, bukan suatu kepersisan tetapi suatu petunjuk di mana saya menceritakan kisah sebelum keabadiannya berlanjut.

 

Perjumpaan yang Tak Diduga.

Sabtu itu, saya melihat postingan dari saudara Remi Agut di FB, Paman Petrus Jemadi di Coal telah berpulang abadi. Kemudian, saya langsung menelpon ke kampung bahwa saya tidak bisa melayat. Alasannya, seorang pria asal Coal, Theodorus Tamat tengah dirawat di RSUD Ruteng. Ia dioperasi karena usus turun. Pria itu tak lain adalah Ema daku.

Setelah saya menelpon, saya diberitahu Mamanya Juang, handphone miliknya meminta kode PUK. Hp itu dipegang oleh Poping, putera kedua. Saya kemudian mengutak atik hp itu tetapi tidak bisa difungsikan. Tetap meminta kode PUK. Saya tambah pusing.

Lalu, saya mengambil nomor kartu hp yang satu, nomor dari sang Ayah dimasukkan ke hpnya Mama Juang. Setelah dimasukkan juga mengalami PUK. Nah, sudah dua nomor tidak berfungsi. Kemudian, saya memasukkan nomor  saya ke hpnya Mama Juang. Hasilnya juga PUK. Saya memasukkan kode sembarang di dalam PUK yang diminta hp tersebut. Dalam kepusingan, 3 nomor kartu terblokir secara permanen. Saya coba mereset pabrik smartphoneku, hasilnya masih nihil. Di screen smartphone itu tertulis: Kartu Anda terblokir secara permanen.

Saya kemudian semakin pusing. Saya tidak bisa menghubungi siapapun. WhatsApp, Facebook, nomor kontak hilang semua. Semua nomor kontakku disimpan di Email Google. Itu artinya, saya harus membuka email, baru bisa memanggil kembali semua nomor di menu kontak smartphone. Dalam kepusingan itu, saya coba ke konter di depan Gereja Katedral Ruteng untuk membeli kartu baru tetapi tidak jadi membeli. Saya kemudian ke Kantor Telkomsel. Sesampai di sana, kantor tutup. Maklum hari Sabtu. Saya memang bertemu seorang petugas. Ia mengatakan hari Senin saja baru bisa mengurusnya.

Saya kemudian ke RSUD, melihat sang Ayah yang baru semalam dioperasi karena usus turun. Dari ruangan, saya ke IGD. Tiba di IGD, saya bertanya ke petugas. Saya menanyakan, apakah Bapak Petrus Jemadi sudah dibawa ke Coal? Petugas pria itu menjawab, sekitar Pukul 09.00 WITA. Bapak Petrus, katanya, meninggal jam 06.00 pagi WITA.

Saya kemudian meminta pamit ke petugas itu. Tampaknya petugas itu mengenal saya, sementara saya tak mengenal baik wajahnya karena memakai masker dan serban di kepalanya. Ia kemudian berkata: Om, jangan dulu balik, itu ada teman Om, Enok Tangur tengah dirawat di sini. Sembari ia menunjuk ke arah Enok Tangur. Saya kemudian terkejut. Mata saya melihat suatu yang aneh. Kepala teman Enok Tangur semuanya kehitaman. Penglihatan itu sepersekon. Ia telah menjadi mayat (rapu dalam bahasa Manggarai).

Saya kemudian menuju ke arah sampingnya yang tengah dijaga isterinya. Saya tak mau memberitahu apa penglihatanku karena pikirku tidak baik kukatakan. Nanti mereka kepikiran.

Perjumpaan Terakhir.

Nyaris 30-an menit kami bercerita. Saya bilang Om Enok sakit apa? Ia menjawab nyeri di semua dada. Saya bilang, Om Enok tampaknya tak lancar keluar angin (kentut). Angin itu tampaknya tersumbat di dalam, ia pasti naik ke dada. Ia mengaku dirinya memang tidak keluar angin. Keluar ke mulut juga sih tidak. Yah, mumpet di dalam. Ia kemudian mengaku, nyeri di dada kirinya sudah hilang tinggal sedikit di dada kanan. Ia lalu meminta isterinya menggaruk kepalanya. Setelah menggaruk kepalanya, ia menyuruh isterinya menggaruk dadanya.

Saya kemudian bilang, nomor saya diblokir secara permanen, makanya saya tidak bisa me-WA teman-teman. Teman Enok bilang, nanti saja. Ia kemudian menyuruh isterinya mengambil gambarnya melalui ponselnya untuk dikirim ke Kantor MNCTV Group tetapi kemudian membatalkannya dan meminta saya untuk mengambil gambarnya. Saya kemudian bilang, langsung saja kirim ke WA teman-teman sekarang. Ia bilang, sebentar saja.

Saya melihat mulut Om Enok sedikit bengkok ke kanan sekitar beberapa milimeter. Tetapi saya diam saja. Itulah cerita terakhir berjumpa dengannya di dunia nyata.

Saya kemudian pamit dan tiba di luar sempat bertemu dengan seorang mantan Kepala Tata Usaha SLTPN I Kuwus, Pak Anus. Isterinya juga masuk RSUD. Saya bilang ke Pak Anus, saya mau merokok tapi tampaknya dilarang petugas. Tetapi saya kemudian pamit ke ruangan di mana Ayah dirawat untuk mengambil kunci motor dan helm. Saya kemudian pergi membeli nomor ponsel baru di konter tepatnya di Persada.

Saya kemudian ke Kantor DPRD, di sana ada WiFI untuk membuka email dan mendownload semua aplikasi yang sudah direset pabrik. Saya ke sana karena kartu simpati baru yang saya beli, pulsa paketnya hanya 4GB. Pikirku, bila saya download beberapa aplikasi, maka data ini bisa hancur. Di nomorku yang diblokir itu masih banyak paket data, paket telepon dan paket SMS. Saya bisa memakai 15 GB untuk sebulan bahkan hanya 2 atau 3 pekan saja karena sering nonton youtube, upload dan download.

Ketika tiba di DPRD, saya bertemu seorang Satpam. Sayangnya, begitu WiFI didapat, saya lupa password email google. Nah, kian pusing. Saya tak bisa mendapatkan nomor-nomor ponsel dan juga beberapa aplikasi. Untuk membuka playstore, lazimnya membuka email terlebih dahulu. Pusingku bertambah karena pikirku, data 4GB akan cepat habis. Lagian kecil sekali. Saya membelinya senilai Rp40.000 sembari menunggu hari Senin, 23 November saya mengaktifkan kembali ponselku yang lama di Kantor Telkomsel.

Saya kemudian ke kediaman untuk mengambil password email yang saya sudah catat khusus dengan maksud agar tidak lupa. Memang tumben hari itu, saya lupa password email google. Yah, maklum sering diganti-ganti. Saya juga memiliki delapan email google ada, 1 yahoo, linkind, twitter, facebook ada enam. Jadi, tak mungkin menghafal 17 password yang dirubah-rubah manakala saya perlukan karena takut dihek orang. Belum lagi memegang password 2 ATM yang tidak ada duit di dalamnya.

Seusai membereskan email, WhatsApp dan Facebook saya kemudian ke RSUD untuk menjenguk Ayah sekaligus mencatat nomor ponsel dari salah satu Om yang satu ruangan dengan Ayah saya. Anaknya sudah dua pekan di RSUD. Sebelumnya, saya sudah mencatat nomor ponsel Om itu tetapi terhapus kembali. Saya telah menyimpan di email nomor itu tetapi kemudian hilang. Di email google saya, tampaknya hanya menampung nomor 1.360 saja. Saya memang tidak menyimpan di kartu SIM, memory internal smartphone juga di memory eksternal karena sering mereset pabrik smartphone. Tiba di RSUD, saya diberitahu Satpam, Om Enok sudah menjadi abadi. Saya pun kaget. Saya kemudian ke ruangan mayat. Betapa duka meliputi diri karena kehilangan seorang sahabat.

Mengantar Almarhum.

Kami pun mengantar jenazah Om Enok le Laci, Carep. Saya kemudian semotor dengan kawan Marten Don. Kami berdua tiba duluan di Laci, Carep.

Di perjalanan, kawan Marten menceritakan pengalamannya saat pulang dari Lengko Ajang bersama isteri dan anak-anaknya. Ia satu sepeda motor dengan kedua anaknya, sementara isterinya menggunakan travel.

Menurut kawan Marten, setelah melewati Lengko Ajang, ia menabrak seekor ular kecil. Kalaupun ia menabrak, ia hanya wada (mendaraskan pesan perjanjian) ke ular itu tetapi sembari berjalan. Belum beberapa meter ke depan, kabel kopling sepedanya putus. Beruntung, travel muncul dari belakang. Kedua buah hatinya ikut bersama Ibu mereka dengan travel menuju ke Ruteng, sementara ia dianjurkan membawa kembali sepeda motornya ke Lengko Ajang untuk diperbaiki.

Jenazah Menjadi Berat.

Tinggal beberapa meter menapaki rumah, jenazah teman Enok menjadi semakin berat. Ada empat orang membawa jenazahnya tetapi mereka mengaku sangat berat. Sebelum jenazah itu berat, ada sebuah bayangan hitam pekat menjemput teman Enok. Jenazahnya pun berat dan kemudian beberapa orang membantu mengantar ke dalam rumah.  Begitu menyedihkan, listrik PLN pun dalam keadaan mati. Sebelum pulang, saya kemudian memberitahu Om Silve Nabar, untuk pamit di Om Enok dengan memberi wae lu'u ala kadarnya. Dan wada ke dia agar jangan ikut kami saat pulang. Saya kemudian bersama teman Marten Don juga Om Otwin Wisang pulang ke rumah masing-masing. Teman Marten mengantar kembali saya ke RSUD Ruteng.

Kons Hona.

Menurut kawan Kons Hona, ia sempat bercerita dengan konco Enok. Ia sempat menelepon beberapa teman.

Jadi, itulah nangga (tanda-tanda) sebelum keberangkatan teman Enok Tangur ke alam lain yang kami alami. Saya tidak tahu, apa pengalaman dari kawan-kawan lainnya sebelum keberangkatannya.

Selamat jalan kawan!

Teknik Tudak Ruha Orang Manggarai

Drs. Ambros Garung

Drs. Ambros Garung, warga Ngkaer-Pongkor menjelaskan, jika membuat telur (ruha) di dalam kamar tidur itu yang disebut takung ase weki, sedangkan di depan rumah itu kando nipi da'at. 

Terkait teknik pemegangan telur, pada saat di-torok yang lonjong diarahkan ke atas, sedangkan yang agak elips diarahkan ke bawah tetapi pada saat ditempatkan di cakat yang elipsnya ditempatkan ke atas. Demikian penjelasannya, Rabu, 25 November 2020. 

Jika ditambahkan benda lain, maka yang perlu ditambahkan hewan kurbannya adalah ayam yang berwarna hitam untuk di depan rumah, sedangkan di dalamnya berupa ayam jantan (manuk lale dalam bahasa Manggarai).

Catatan:

______Tudak dan renge itu berbeda. Sedangkan, torok adalah ujud atau ekspresi permintaannya.

Keterangan gambar: Bapak Drs. Ambros Garung, anggota DPRD Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), periode 2019-2024.

Selain itu, ia menjelaskan tentang teknik menaruh materi persembahan di atas daun sirih. Biasanya, kata dia, ada tiga helai, yaitu: 1 helai untuk wura agu ceki, 1 helai untuk anak rona, 1 helainya untuk mbaru bate ka'eng.



12/11/20

Teknik Mengetahui Masa Depan Orang Manggarai

Orang Manggarai memiliki beberapa cara untuk mengetahui masa depan. Beberapa cara tersebut, seperti jue welu, nampo ruha, teka latung, tauk kope. 

Masa depan dapat diketahui pula melalui toto urat tetapi toto urat saat diberitahukan sifatnya ngambang, empedu ayam (bombong pesu), hati hewan (ati kaba), darah, posisi kepala hewan, buluh hewan, ayam kurban berkokok.

Lilin Deno-Madur (kiri) 
dan Lilin Hery-Heri (kanan)
Lilin Deno-Madur Padam
Saksikan video ini.

Jue welu, nampo ruha, teka takung, tauk kope, tauk liling sengaja dibuat agar mengetahui hasil dari satu upaya, misalnya saat hendak melomba kuda, mengambil isteri, perkara ataupun yang lainnya. 

Teknik itu adalah ramalan yang akan terjadi. Proses membuatnya tentu melalui wada (pesan perjanjian) dengan Yang Kuasa. 

Khusus untuk lilin ataupun kemiri, keduanya dengan sistim dibakar. Sebelum dibakar harus harus di-wada terlebih dahulu. Wada itu diarahkan kepada Yang Kuasa sebagai Penguasa Tertinggi. 

Hasil dari petunjuk itu, bisa kemudian menjadi landasan untuk dibuatnyalah rekonsiliasi jika berdasarkan petunjuk tidak berhasil. Ritualnya bisa dalam bentuk kaer watang atau awek ceki

Kaer watang hanya pelunak atau doa semata karena tidak mutlak diterima tetapi Yang Kuasa dapat merubah bila kaer watang itu dari hati yang paling dalam. Syaratnya jangan untuk bermaksud jahat tetapi berdamai. Tidak ada yang mustahil bagi Allah, jika Ia berkehendak. Artinya, bisa dirubah atas doa-doa yang khusyuk dari yang berkepentingan tetapi tergantung Yang Kuasa karena Ia sendiri yang mengetahui kemampuan-kemampuan. Manusia boleh berharap tetapi Ia yang menentukan. Itu prinsip!

Dalam Pilkada Manggarai tahun 2020, ada dua paket yang bertarung Deno Kamelus-Deno Madur vs Hèry Nabit-Hery Ngabut. Petunjuk lilinnya, Hery-Heri menang.

Anda bisa tonton di sini soal siapa yang menang Pilkada Manggarai 2020: https://youtu.be/mD-_9o6s5ts

Pilkada Mabar begitu seru, berdasarkan petunjuk lilin, Edy-Weng bakal unggul diikuti Maria-Sil, Andre-Gapul, dan Pantas-Rizky.

Lilin Pilkada Manggarai Barat

Anda bisa tonton di sini soal ramalan Pilkada Manggarai Barat yang bakal menang: https://youtu.be/iCjMqmTqoic

Pengalaman.

Pilkada Manggarai Timur, ada 4 paket yang bertarung. Yang memenangkan pertarungan adalah ASET (Andreas Agas-Jaghur Stefanus). Di Wae Korok, Kisol, ayam kurban selek dari ASET berkokok tiga kali. Yang berkokok ayam kurban bukan ayam yang lain. Nah, ASET kemudian terpilih. Itu fakta yang pernah terjadi yang pernah saya lihat dengan mata kepala sendiri.


Simak tulisannya:

Ayam Putih Berkokok Tiga Kali Saat ASET Menggelar Ritual Selek

 

Betapa tidak setiap ritual adat apa pun di wilayah adat Manggarai raya selalu menunjuk dan diarahkan pada Morin, Wura agu Ceki (Morin artinya Tuhan,Wura adalah leluhur dan Ceki adalah representasi dari Tuhan). Hal itu dilakukan agar Yang Kuasa merestui dan melanggengkan setiap asa dari semua orang yang ‘berkeinginan’ akan sesuatu, namun harus mendapat iba-Nya.

Sebuah ritual diyakini direstui oleh Morin, Wura agu Ceki ditandai dengan pelbagai macam-macam hal, salah satunya melalui ayam berkokok. Ketika ayam berkokok saat digelarnya ritual dipastikan apa yang menjadi asa besar dari orang yang mencita-citakan sesuatu itu lazimnya terwujud - ayam yang berkokok itu adalah ayam kurban itu sendiri, bukan ayam dari tempat lain.

Halnya saat digelarnya ritual selek (dikenakannya perlengkapan tertentu berupa pakaian dan sebagainya sebagai awal dimulainya sesuatu kegiatan dilakukan) dari pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas dan Stef Jaghur (ASET) akan berjalan mulus dan mencapai titik puncak, yaitu dapat menduduki singgasana Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur pada Pilkada Manggarai Timur 2018.

Ritual selek tersebut digelar di rumah warisan Kedaluan Rongga Koe dengan nama Dalu, Yoseph Meka Roja yang dulunya mendapat bintang Belanda, maka dipanggil Dalu Bintang. Sebelumnya digelarnya selek, rombongan dijemput di Kambe dan diarak menuju Wae Korok Kisol oleh regu ronda yang selanjutnya di-selek di rumah Kedaluan Rongga Koe. Usai di-selek mereka diarak di panggung orasi tepatnya di Sekretariat Ketua DPC PAN Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Vincensius Roja yang akrab dipanggil Keraeng Venti Roja.

Tampak acara selek begitu hening dan akrab. Diwakili oleh kedua tokoh adat, ASET dikenakan pakaian adat Manggarai. Yang mengalungkan Calon Bupati, Andreas Agas bernama Pit Tala termasuk Ibu Calon Bupati, sedangkan Calon Wakil dikalungkan oleh Gaspar Alang termasuk isterinya.

Tokoh Adat yang ikut, di antaranya: Gaspar Jala dari Suku Nggeli, Wae Lengga; Karpus Japi dari Suku Ngara, Wae Rana; Antonius Tandang dari Suku Motu, Wae Lengga; Pit Tala dari Suku Motu, Wae Korok; Yan Bas dari Suku Pejek, Kisol; Aloysius Jade dari Suku Sera, Wae Kutung; Leo Nggebo dari Suku Motu, Wae Koro; Tan dari Suku Motu, Padang; Yoseph Tote Jawung dari Suku Motu, Padang; Aloysius Sarong dari Suku Tanda, Nanga Rawa; Danotus Lalong dari Suku Nara, Wae Lengga; Jomi Nggae dari Suku Motu, Jere Nggoro; Sius Unda dari Suku Laja, Leko Lembo; Kosmas Sale dari Suku Kewi, Leko Lembo. Lebih ada 14 anak suku yang hadir.

Usai digelarnya ritual selek, Andreas Agas dan Stef Jaghur mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tetua dan para konstituen di Manggarai Timur.

Ditulis oleh: 

Melky Pantur

Ruteng, Jumat, 13 November 2020.

Bahan tambahan:

Menurut Drs. Ambrosius Garung, teknik jue welu dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Mencari kemiri yang sudah tua dan memiliki kematangan yang sama.

2. Kulit kemiri yang sudah tua itu (rongkam dalam bahasa Manggarai) harus dikupas. 

3. Umbinya dibakar di atas sumbu lampu.

4. Saat dibakar harus dibakar secara bersamaan.

Nanti seperti apa hasilnya nanti berdasarkan petunjuk jue tersebut. 

25/10/20

Oktovian Gening Pantur


Oktovian Gening Pantur lahir di Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Indonesia.

Jumat, 23 Oktober 2020. Pukul 01.40 WITA. Putera ketiga dari Melky Pantur dan Regina Wangung. Adik dari Arnoldus Sanpepi Juang Pantur dan Vinsensan Jobialen Perki Pantur.





Oktovian tengah jemur di matahari pada Rabu, 5 November 2020.





Gambar di bawah diambil, Selasa (2/2/2021).




Foto di bawah

Jumat, 12 Februari 2021





Gambar dan video di atas diambil pada hari Minggu, 14 Maret 2021









14/10/20

P. Horst Baum, SVD



P. Dr. Horst Baum, SVD.

Im marienkrankenhaus in Sante wendel verstab, 14 Oktober 2020.
Meninggal di Rumah Sakit Marienkrankenhaus San Wendel, Jerman.



25/09/20

Arnoldus Sanpepi Juang Pantur Saat SD


Jalan-jalan ke Pantai Nanga Woja di Iténg. 

Gambar ini pada Sabtu, 26 September 2020.
Foto pas di Populer Ruteng

Oktovian Gening Pantur bersama Nera Suri, Selasa, 24 November 2020.



Juang saat menulis perkalian dan doa Aku Percaya, Kamis, 26 November 2020.




 

13/09/20

Wendong Pa To'or de Gah

De ei e...e.... 
E..wendong gelang 
Wendong pa to'or de gah 
Wendong pa to'or de gah 
Pa to'or de gah sama wulang e 
Yusang lau, yusang lau, lau Sumba 
De wewet reten ga, nggari ce'ey gou wendong gelang 

Rewung taki, taki tana 
Rewung taki, taki tana 
De pande weleng yata, kole we'er gou 
Wendong gelang
 
Wendong pa to'or de gah 
Wendong pa to'or de gah 
Pa to'or de gah, sama wulang e

Penjelasan:

Wendong berarti berlari menghindar, pa artinya melangkah, to'or berarti suatu perintah untuk bangun, sama wulang berarti seperti bulan. Tampaknya, generasi masa kini di Manggarai memahami lagu wendong pa to'or de gah dengan endong patola. Endong patola sulit dipahami apa maksudnya karena tidak sesuai teks dan konteks. Dalam perhelatan politik, wendong pa to'or de gah, artinya kita menuju suatu perubahan untuk bangkit.

#Lagu ini tidak diketahui siapa pengarangnya.