09/07/19

Kampung Subu, Flores
















Kampung Subu adalah sebuah Dusun di Desa Gelong, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Indonesia.



Tahapan Acara Kelas Orang Manggarai, Flores.

Ditulis oleh:
Melky Pantur***).
Ruteng.

Selasa, 9 Juli 2019.

1).Diawali dengan tuak kepada anak wina lalu diikuti  
     dengan tauk dari isteri
2).Sepatah kata dari anak rona
3).Keng Kelompok/wae teku remong
4). Keng agu kaing dari ase ka'e pa'ang olo ngaung musi
5). Keng agu kaing agu anak wina
6). Tuak dari anak rona ulu
7). Keng dari Tu'a Golo
8). Renge Ela
9). Hang helang
10). Teing sida
11). Mboku agu lia
12). Wali urat di'a

Berikut penjabarannya:

Orang Manggarai, Flores mengenal apa yang disebut dengan kelas atau paka di'a. Kelas adalah ritual terakhir seseorang mengakhiri ziarahnya di bumi. Setelah seorang bayi lahir di bumi, ritual pertama yang dilakukan adalah poro putes lalu cear cumpe yang ditandai dengan pemberian nama. Lazimnya, saat pemberian nama disebutlah lima nama pengganti lainnya (subtitution name). 
Nama penganti tersebut biasanya diambil dari nama kakek (jika anak laki-laki) yang sudah lama tiada. Setelah kelima nama penganti ada, maka disebutlah nama aslinya bayi tersebut yaitu nama kampungnya yang ditualkan dengan seekot ayam jantan (ngasang manuk). 
Pada saat seseorang dipanggil lagi oleh Morin agu Ngaran (Yang Mencipta), maka puncak dari ziarah seseorang diakhiri dengan ritual kelas atau paka di'aPaka di'a tersebut selain sebagai tanda berpisahnya dia dengan orang yang masih hidup juga sebagai permohonan kepada Pencipta agar yang bersangkutan hidup bahagia di alam yang lain. Selain itu, dengan ritual itu, ia pun tidak mengajak orang yang masih hidup untuk berjalan bersamanya. Itulah fungsi ela kelas (babi atau kerbau sebagai hewan kurbannya).
Sebelum ritual kelas dimulai, pihak anak rona menerima anak wina diawali dengan tuak baro cai agu toi loce. Anak wina dipersilahkan untuk memasuki rumah khusus yang telah dipersiapkan oleh anakrona yang disebut toi loce ngong ndei toko. Saat pagi sebelum acara kenduri dimulai, pihak anak rona akan datang ke penginapan dari anak wina. Di situ, pihak anak rona akan membawa tuak dan rokok. Tuak dan rokok tersebut harus diganti dua kali lipat. Setelah meninggalkan ndei sehabis acara kelas, anak wina harus menyiapkan sesuatu bagi juru masak terutama wasa lime agu loce lahe gejur de ende yata musi sapo te nek anak wina du ndei hitu (berupa pemberian uang lelah kepada para ibu-ibu yang telah rela memasak bagi anak wina).
Adapun tahapan kelas dalam kelaziman orang Manggarai, sebagai berikut: Diawali dengan tuakkepada anak wina lalu diikuti dengan tauk dari isteri (jika isteri atau suami masih hidup); sepatah kata dua dari anak rona; keng kelompok/wae teku remong (bila misalnya tidak menetap di kampung keluarganya);  keng agu kaing dari ase ka'e pang olo ngaung musi (perwakilan dari warga kampung adat); keng agu kaing de anak wina; tuak dari anak rona ulu; keng dari Tu'a Golo; kemudian renge ela diikuti dengan hang helang. Setelah itu, wali sida kelas termasuk mboku agu lia, cemoln wali urat di'a. Setelah itu baru dilakukan acara adat pangga.