23/02/18

Kuncang.


[Kuncang dalam bahasa Manggarai, Flores, atau parijoto ini saya (Melky Pantur) potret tepat di Mbelaing, Desa Pong Lale]

Buah Parijoto, Benarkan Memperbaiki Kesuburan?

Benarkah buah parijoto dapat memperbaiki kesuburan?
Sebelum membahas hal itu, kita bedah dulu kandungan buah ini. Buah ini mengandung kardenolinsaponinflavonid (terutama pada buah), semuanya adalah sumber antioksidan yang signifikan. Selain itu, warna ungu pada parijoto menunjukkan kandungan beta karoten yang kuat.


Pada kesempatan terpisah, Dr. dr Taufik Jamaan, SpOG, dokter kandungan yang berpraktik di RS Hermina Jatinegara mengatakan, buah atau sayuran yang kaya antioksidan sangat baik untuk meningkatkan kesuburan.

Ini bukan isapan jempol belaka. Penelitian yang dikumpulkan di Cochrane Collaboration Inggris menyebutkan, tingkat kehamilan dapat ditingkatkan lewat kecukupan antioksidan. Riset itu menyebutkan, Mama yang mengonsumsi antioksidan empat kali lebih berpeluang hamil dibandingkan yang tidak.
Tidak hanya Mama, kesuburan Papa juga dapat meningkat bila mengonsumsi makanan yang sarat antioksidan. Berdasarkan 96 kehamilan yang terjadi dari 964 pasangan dari 15 studi  diantaranya, peneliti menemukan penggunaan antioksidan pada para pria. Hasilnya, antioksidan ternyata dapat memperbaiki kesuburan pria, ungkap para peneliti dari University of Auckland, di New Zealand.


Tidak hanya antioksidan, beta karoten  yaitu senyawa organik yang umum terdapat pada buah dan sayuran berwarna ungu, hijau tua, kuning, dan oranye, juga berperan dalam meningkatkan kesuburan, alias meningkatkan peluang Mama untuk hamil dan punya momongan. Ini karena beta karoten dapat menjaga kualitas telur.
Bagi Papa, beta-karoten pada wortel diduga berperan dalam memperbaiki motilitas (kemampuan gerak) sperma yang tinggi, sedangkan likopen  membuat bentuk dan struktur  sperma menjadi lebih baik. 


Meski memperbesar peluang punya anak, pesan dr. Taufik, selain konsumsi makanan mengandung antioksidan dan betakaroten, jangan lupakan juga gaya hidup sehat yang tak kalah penting untuk memperbesar peluang untuk punya anak, yaitu tidur yang cukup, rutin berolahraga, berhubungan intim secara teratur, dan menghindari stres.
Bila gaya hidup sehat telah dijalani dan makanan peningkat kesuburan sudah dikonsumsi, jangan lupa untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan bila Mama belum juga mendapatkan momongan. Siapa tahu ada faktor lain yang menghambat Mama untuk punya anak seperti penyakit, kelainan organ reproduksi, dan lain-lain, sehingga bisa diatasi hingga tuntas.
Sumber asli.

http://nakita.grid.id/read/021947/sulit-punya-anak-cobalah-konsumsi-buah-parijoto-warisan-sunan-muria-ini?page=all

12/02/18

Cikal Bakal Gendang Kumba.

Ditulis oleh: Melky Pantur***),
Senin (12/2/2018).

Cikal Bakal.

Tiap-tiap Gendang atau rumah adat di Nuca Lale (Manggarai), Flores (Nusa Nipa) memiliki sejarah cikal bakal pembentukan tersendiri. Gendang-gedang tersebut dibangun berdasarkan titah Mori agu Ngaran, baik melalui mimpi ataupun hal-hal lain.

Titisan Sejarah Mula.

Sebelum terbentuknya Gendang Kumba, awalnya bermula dari Gendang Carep. Gendang Carep kemudian membelah dirinya menjadi beberapa bagian atau merupakan anak dari Gendang Carep, di antaranya: Gendang Laci Ratung, Gendang Laci Mok, Gendang Langgo Kopi, Gendang Langgo Lakas, Gendang Langgo Nderu, Gendang Tenda dan Gendang Kumba. Gendang Wae Buka dianggap sebagai anak rona dari Gendang Tenda.

[Gendang Tenda di Mbero Poco Mal, foto net]

Awalnya berdirilah Gendang Carep. Gendang Carep kemudian membagi dirinya, salah satunya Gendang Tenda lalu Gendang Tenda membagi dirinya lagi lahirlah Gendang Kumba. Nenek moyang Gendang Carep berasal dari Ngando Sawu. Mus Wanggut menjelaskan sebenarnya Mando Sawu tetapi Ngando Sawu karena Tacik Sawu merupakan bentangan bawahnya sedangkan Poco Ranaka sebagai ngando-nya atau bubungannya. Hal itu dianggap benar oleh Penulis karena Mando sejenis ulat yang bisa dimakan yang lazim tinggal di dedaunan haju wodong yang biasanya tinggal di londek saung haju wodong).

Mus Wanggut, Senin (12/2/2018), sebelum ke Mbero Poco Mal (yang sekarang disebut berdirinya Gendang Tenda sekarang ini), awalnya nenek moyang Gendang Tenda menetap di Lingko Imar (mulai dari Kantor Camat Langke Rembong, BRI dan Hotel Sinda, 2018) kemudian ke Lingko Tubi namun tidak lama di Lingko Tubi, mereka menetap di Mbero Poco Mal. Mereka sudah menebang pohon bambu namun karena melalui petunjuk mimpi, mereka bergegas ke Mbero Poco Mal.

[Potret Gendang Carep, foto Melky Pantur]

Menurut Silvester Ba'eng, Tu'a Golo Gendang Kumba, Senin (12/2/2018), nenek moyang orang Kumba bergegas dari Lingko Imar karena ulah seekor babi yang memakan luju tepatnya di sebuah batu. Tempat itu persis di Hotel Sinda sekarang ini (2018). Mereka pun bergegas ke Lingko Tubi.

Mus Wanggut menuturkan, perpindahan dari Lingko Tubi pun berdasarkan petunjuk mimpi. Mereka pun pindah ke sana dan anehnya yang melakukan derek bongkok adalah seorang perempuan. Hal itupun atas dasar petunjuk mimpi. Gendang Tenda pun membagi lagi dirinya menjadi Gedang Kumba dan Wae Buka. Gendang Wae Buka adalah Anak Rona.

Gendang Kumba Terbentuk.

Awal Terbentuk.

Silvester Ba'eng, Senin (12/2/2018) menuturkan, berdasarkan petunjuk mimpi orang tua dari Empo Jahur diperintahkan untuk segera membangun Gendang baru di Kumba sekarang ini (2018). Petunjuk mimpi itu harus didirikan sebuah gendang di tempat di mana tumbuh sebuah tetumbuhan sejenis culu namun culu itu hanya satu saja tumbuh di situ atau disebut culu leca. Diperintahkan, tepat di tempat tumbuhnya culu leca tersebut siri bongkok mbaru gendang harus ceceng atau ditancapkan di situ artinya persis di culu leca itu berdiri tumbuh. Mimpi itu terjadi di Gendang Mbero Poco Mal Tenda. Maka, ranga ase atau sang adik kemudian mendirikan Gendang Kumba. Gendang Kumba diperkirakan berdiri sekitar tahun 1920-an.

Menurut Theodorus Tamat, Senin (12/2/2018), culu atau riung lazimnya digunakan orang tua zaman lampau sebagai alat tutung atau penyuluh api misalnya ke pandu atau ke lampu.

Kembali ke cerita Silvester Baeng, mereka pun membangun Gendang Kumba dan menancapkan siri bongkok-nya tepat di tempat di mana culu leca itu tumbuh.

Culu Leca Dinilai sebagai Ilusi.

Pohon culu yang tumbuh hanya satu tersebut dinilai sebagai ilusi, hal itu sebenarnya adalah seseorang yang adalah roh laki-laki. Orang tua dulu secara kasat mata itu adalah culu padahal sebenarnya adalah roh laki-laki yang merupakan representasi dari kehadiran Ilahi.

Hal itu sama seperti mata air Wae Teku Tenda yang dinilai sebagai air mata dari seorang perempuan roh yang menetes karena menangis yang kemudian air matanya itu membentuk mata air Wae Takung orang Tenda.

Kilasan Mistis Gendang Kumba.

Di Gendang Kumba memiliki wera atau api di sekeliling rumah adat tersebut dan di siri bongkok-nya terdapat sebuah api yang memanjang lazim naik ke bubungan. Menurut Baeng, terkadang di malam hari di Gendang Kumba kerap warga melihat sinar api berbentuk londe ata rona keluar dari gendang tersebut dan di sekelilingnya disinari api. Hal itu merupakan kenyataan (raja leso).

Pernah Pak Sil Baeng mengurus sebuah kasus. Sejenis gumpalan darah segar jatuh di belakang telapak tangannya. Darah itu jatuh dari bubungan. Hal itu dilihat oleh banyak orang pada waktu itu. Saat itu terjadi ketika Pak Sil Baeng menanyakan kepada seorang Polisi yang tidak mengaku menendang di perut bagian kanan dari salah seorang warga karena dituduh mencuri. Polisi itu ketakutan dan mengakui perbuatannya. Nah, darah yang jatuh tersebut berasal dari roh lelaki yang merupakan ilusi atau malirupo dari culu leca tersebut yang mana sebenarnya itu bukan culu leca tetapi seorang roh laki-laki.

Bali Belo.

Ada pula turunan lain dari Gendang Kumba yaitu disuruh membelikan bali belo. Bali belo tersebut dibeli berdasarkan petunjuk mimpi. Bali belo tersebut dipakai saat pernikahan dari anak Pak Sil Baeng.

[Bali-belo melalui petunjuk mimpi]

Ada banyak hal mistis yang belum digali dari Gendang Kumba. Dan ada banyak jenis ajian mandraguna dari Gendang tersebut, seperti pepot, kebal dan perange, bahkan pengele dan banyak hal lainnya layaknya ajian-ajian mumpung dari Wae Teku Pau, Wae Teku Tuka Pau Ngawe, Tiwu Riung di Taga, Wae Barong Lawir termasuk Wae Barong Tenda, Mata Air Pong Dode, Wae Barong di Coal, dan beberapa tempat lainnya.

Golo Curu.

Mus Wanggut menuturkan kampung tua di Langke Rembong sebenarnya Golo Curu, hanya saja kilasan sejarahnya sangat jauh. Golo Curu hampir sama dengan  lahirnya Gendang Carep. Kemudian, Gendang Pau lalu Gendang Ruteng Runtu. Tetapi sejarah itu sangat lampau. Yang pasti menurutnya, di Golo Curu dulu terdapat sebuah kampung tua makanya disebut Golo.

Disebut Tenda.

Kampung Tenda di Ruteng merupakan tempat yang sangat indah terutama dari sisi pemandangan. Pada masa lampau, ada banyak orang membangun tenda-tenda untuk menyaksikan perburuan rusa atau tagi di wilayah Purang Acu, Bandara Frans Sales Lega sekarang ini (2018).

Tulisan ini akan dilengkapi lagi oleh Penulis. 

01/02/18

Go'et Politik Ala Manggarai, Flores.

Ditulis oleh: Melky Pantur***, 
Kamis (2/2/2018).


Toe landing le ringgi, pidik lilikn lonto cimping
(Bukan oleh karena iming-iming uang, duduk bersama melingkar dimaukan). Toe landing le seng, kekep regesn lonto perek (Bukan oleh karena ada uang, orang-orang dipanggil berkumpul sembari tertawa ceria). Toe landing le sabi yatin, cain ka'eng kamping (Bukan oleh karena sudah pernah mendapat jatah proyek misalnya, keinginan untuk duduk bersama itu dilakukan). Toe landing le kapang manga, bantangn ka'eng cama (Bukan oleh karena mengandalkan kekayaannya, seseorang memanggil yang lain berkumpul). Toe landing le bora, loasn congkan tompal momang (Bukan oleh karena dia kaya, lahirlah rasa berbelaskasih). Toe landing le tinu, irupn ka'eng liup (Bukan karena diberi sesuatu, duduk bersama terjadi). Landing bantang teti Yadak, paka manga cacan larn nincir icin (Namun di saat mengangkat seorang pemimpin mesti ingat dengan tenaga orang lain yang telah membantunya menjadi Adak. Balas budi itu perlu karena rumput saja membutuhkan mineral sama seperti tubuh membutuhkan nutrisi untuk hidup apalagi manusia).
Cewen:
Neka tewuk kaut werus nggeluk de Woe Nelu; rogang kaut tompal momang de Anak Rona, woreng kaut mo'eng de Wone, sermantang kaut laca halas de hae yata te pagat Yadak. 
(Jangan seperti batu, naik gratis turun tanpa bayar apalagi keluarga dalam hukum keluarga dekat; jangan seperti kayu yang di dalamnya rongga keropos kebaikan dari keluarga isteri atau ibu kandung; membuang begitu saja kebaikan dari sesama warga kampung; tidak ingat tikar saat duduk bersila dengan orang lain terutama saat hendak menjadi pemimpin).
Kali yonen:
Yata te tu'ung, nia tutus nai ru (Tetap saja sesuai suara hati dan hati nurani sendiri).
Nenggitu kole.....
Eme duat capu gula, we'e le mane manga wuan de ce sua.
(Kalau kita bekerja keras mulai pagi hingga petang, dua hari kemudian akan berbuah). Eme dempul wuku, tela tuni manga de pukul tutung dung. (Kalau bekerja keras pasti membuahkan hasil). Eme lembak neho cewak konem holap ali le kolang lancing likang manga loasn bora toka dongkar. (Kalau bersabar seperti kuali sekalipun mengeluh karena selalu berada di tungku api yang panas pasti penderitaan tidak terjadi). Eme tutung culu cungut, muntung pucu manga de rus du pu'ung curup. (Jika selalu bersunggut dan hati yang penuh kebencian maka setiap kali berbicara pasti selalu tidak beres dan dibantah). Eme toto neho kokong, lolo bali manga de cain rani du lantik (Jika berperilaku seperti iblis, tidak tepat janji maka setelah dilantik pasti diobok-obok dan didemo).
Tegin:
Yolong bora de pong congka, yolong raes pa'eng yitu pong sae, yolong pidiks wini yitu pong tinding, yolong nawis saki yitu po danding, yeme lerong mbero yitu pong yenggo, yeme cakat panggal yitu pong kapang tawa, yeme keto wengko yitu pong kelong yone beo.
Tambahan lagi:
Ketika ada kontraktor yang mendukung paslon tertentu, ketahuilah mereka pasti target proyek. Ketika ada parpol yang bergerak, ketahuilah mereka ingin mendapat setoran. Ketika ada Bawaslu/Panwaslu ketahuilah mereka hanya ingin mendapat gaji bukan pengawasan. Ketika ada KPU/D, ketahuilah mereka hanya ingin mendapat jatah uang negara. Ketika ada PNS yang mendukung, ketahuilah mereka ingin mengejar jabatan. Ketika ada wartawan di dalamnya, ketahuilah mereka hanya ingin mengenal identitas-identitas. Ketika ada warga papa di dalamnya, ketahuilah mereka hanya diperalat.
Yang kaya tetap jaya, yang miskin tetap ditindis. Yang berada berjalan di atas aspal dan pesawat sementara yang miskin berjalan di atas kerikil di kemiringan (tukeng kebe).
••••••••••
(Sedih....hacker bisa ganggu sampai di blog hanya untuk mencuri kuota internet Penulis)