31/07/18

Ndusuk Rona (Senduduk Jantan).

[Ndusuk rona alias senduduk jantan]

Ini dalam bahasa Manggarai disebut ndusuk rona. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai senduduk (jantan). 

Dalam kesehatan, ndusuk rona ini bagus untuk mengobati luka bakar, memar, lecet dan sangat bagus sebagai bumbu dapur yang harus dicampur dengan saung woing (legundi), baik untuk mengurangi lemak dalam tubuh maupun juga memperlancar peredaran darah. Jika memasak daging, alangkah baiknya dicampur dengan daun legundi dan saung ndusuk rona.

Saung woing bermanfaat untuk menghilangkan tekanan darah tinggi jika memakan daging anjing misalnya. 

Jika Anda memasak, sertakan saung ndusuk rona dan saung woing dengan mana makanan Anda akan lebih sehat sempurna. 

Penulis kerap memakan daun ini untuk memperlancar peredaran darah dan membantu stabilitas usus dan untuk memperbaiki sel-sel yang rusak di dalam tubuh. Juga membantu sebagai obat tulang. 

Bila dimakan mentah, saung nduduk rona rasanya heo (sedikit asam), sedangkan saung woing rasanya pa'it (pahit) lalu kemudian mas (pedisnya) lumayan selama puluhan menit. 

[Saung woing alias legundi]

Dalam mengobati berbagai jenis luka, saung sensus rona yang paling cocok dan bagus disandingkan dengan saung legi. Jadi, saung sensus rona, saung ndusuk rona, saung legi.

Foto diatas diambil oleh Melky Pantur. Saung ndusuk rona tersebut saya cabut dari Wae Lengkas, dekat Biara Carmel, Selasa (31/7/2018). 



26/07/18

Formatur Organda Kabupaten Manggarai.


Ini formatur pembentukan pengurus organisasi (sterring commite) Organda Kabupaten Manggarai, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Sekretariat Organda, Jumat (27/7/2018).












Para formatur atau tim perumus dan penyusun organisasi Organda Kabupaten Manggarai tengah memarafi dokumen pembentukan para pengurus.



Foto pasca Muscab Organda di Kantor Bupati Manggarai, Kamis (26/7/2018).


Dokumen tambahan:

https://melky-pantur.blogspot.com/2018/07/organda-kabupaten-manggarai.html?m=1




Organda Kabupaten Manggarai.

Muscab Organda Kabupaten Manggarai, Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk masa periode 2018-3023. 























Musyawarah cabang ini digelar pada Kamis (26/7/2018) di Aula Nuca Lale Kantor Bupati Manggarai yang dipimpin oleh Ketua Organda, Bapak Feliks Pulu, SH.

Hasil Muscab tersebut sukses melalui proses demokrasi dimenangkan oleh Bapak Wihelmus Andi.





Ini rapat formatur Organda, Jumat (27/7/2018) dalam rangka menyusun struktur organisasi Organda Kabupaten Manggarai, Flores, NTT.















25/07/18

Politik Salang Wae versus Wae De'i.

Ditulis oleh: Melky Pantur***),
Rabu (25/7/2018).

[Foto di RSPD Ruteng saat pertama bermain facebook]

Pemikiran Dasarnya:

"Optio fundamentalis berhadapan dengan antarkarana dan wae de'i relasinya dengan politik salang wae dan wae de'i". 

Optio fundamentalis (pilihan dasar/bebas) akan dipertanyakan ketika berhadapan dengan antarkarana dan lahirnya ratio. Antarkarana adalah suatu imperatif yang abstrak. Membutuhkan indra keenam untuk dapat menangkapnya karena antarkarana adalah indung dari ratio (pikiran). Antarkarana boleh disebut sebagai motor utama ratio, utopi, idea-idea karena antarkarana adalah kabut kilat putih dari Yang Ilahi yang memampukan seseorang. Antarkarana adalah titik sentrum ratio

Optio fundamentalis boleh dikatakan sebagai agen kehendak, turunan dari antarkarana karena antarkarana adalah kabut berkilat kecil ilahi yang merangsang timbulnya energi pada manusia. Antarkarana adalah sumber asal dari senyawa kimia. Jadi, antarkarana adalah energi itu sendiri. Energi itu kekal dan tidak dapat dimusnahkan. 

Kemudian......

Apa itu wae de'i

Dalam konteks kehidupan orang Nuca Lale, Flores, wae de'i adalah sebuah konsep yang ketuhanan meski wae de'i bila dipilahkan akan bepengertian seperti ini: wae artinya air, de'i artinya kelahiran. Maka, wae de'i jika diterjemahkan secara berbanding lurus akan diartikan sebagai air kelahiran, air lahir.

Sebenarnya, wae de'i arti sesungguhnya adalah garis nasib ziarah hidup yang dibuat oleh Mori agu Ngaran, Jari agu Dedek (Sang Roh Budi Semesta) sejak, sebelum dan semasa seseorang akan lahir.

Konteks Nuca Lale.

Dalam kehidupan manusia Nuca Lale, kelahiran seseorang bagaimana nasibnya, kelaminnya akan diketahui melalui petunjuk mimpi dari seorang ayah, keluarga ataupun ibu kandung yang melahirkan bayi itu sendiri. Artinya, diberitahu melalui mimpi juga.

Konteks Teknologi.

Dalam konteks zaman sekarang yang serba canggih, seorang bayi akan diketahui jenis kelaminnya melalui tes peralatan USG. Lazimnya, USG dimulai sejak bayi berusia 5 - 8 bulan. USG bermanfaat agar kedua orang tua mempersiapkan pakaian bayi.

[Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilanPilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertzSedangkan, dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi - https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ultrasonografi_medis ].

Konteks Biblis.

Pada zaman Herodes, Raja Yudea, menceritakan tentang Bunda Maria yang dikunjungi oleh utusan Allah yang menurut Injil dipanggil sebagai Malaikat Gabriel yang hal itu ditulis dalam Luk: 1:26-38. 

Luk 1:31 menulis: "Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai dia Yesus!".

Kemudian, kelahiran Yohanes Pembaptis berdasarkan pesan khusus sebagaimana tertulis dalam Injil Luk 1:5-25 berdasarkan pesan malaikat juga.

Dalam Luk 1:13 menulis: "Tetapi malaikat itu berkata kepadanya. Jangan takut, hai Zakaria, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes!,". 

Kedua pemberitahuan di atas oleh orang Nuca Lale menyebutnya sebagai toing raja leso. Artinya tidak melalui mimpi tetapi secara langsung bukan mimpi atai hayalan.

Kesaksian Penulis.

Pada masa muda tahun 2007, Penulis tinggal di Lenggo, Desa Coal, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT. Di Lenggo Penulis menanam beberapa anakan cengkeh di Ntalung yang kemudian diberi nama Kebun Pancasila. Tidak hanya di situ, menanam cengkeh di Ramegilo dan Wae Lowang. Persis waktu itu, Penulis berhenti sementara kuliah.

Tiba-tiba......

Malam itu, Yang Kuasa pun datang dan berdiri di depanku yang masih berbaring di tempat tidur (wela toko wa). Beliau menyentuh kakiku lalu aku terbangun dan malam itu aku belum tidur. Pada waktu itu tepat Pukul 23.25 malam WITA, Sabtu (14/12/2007).

Yang Kuasa pun menyuruhku mengambil ballpoint dan kertas lalu menyuruhku menuliskan nama putera dan puteriku di atas sebuah kertas yang telah disediakan. Beliau lun berkata: 'Inilah nama putera dan puterimu. Mereka: Arnoldus Sanpepi Juang Pantur, Vinsensan Jovialen Perki Pantur, Novice Eden Pantur, dan Finesse Musytari Pantur. Dari keempat buah hati tersebut, lalu kutambahkan nama Pantur.

Hingga 2018, Juang dan Poping telah lahir.

Lalu, pengalamanku sebagai raja leso hampir sama dengan pengalaman Bunda Maria dan Zakaria saat melahirkan Tuhan Yesus dan Yohanes Pembaptis 2000-an tahun lalu. 

Laro Jaong.

Terkadang, pemberitahuan tentang kelahiran melalui mulut orang lain atau yang disebut sebagai laro jarong - perantara. Dalam kehidupan orang Manggarai disebut sebagai ata pecing, ata wae nggereng (pananormal). Yah, seorang yang memiliki ilmu telepati.

Jadi......

Wae de'i, garis nasib kehidupan seseorang diberitakan melalui tiga cara, yaitu pengalaman perjumpaan langsung dengan Yang Kuasa berupa pengalaman Bunda Maria dan Zakaria melalui raja leso maupun memalui mimpi dan yang berikut adalah penglihatan paranormal (ata wae nggereng). 

Apa Itu Politik Salang Wae?

Ada dua teori mengenai hal itu, yaitu kemimpinan sistem kerajaan dan faktor hereditas darah biru.

Kepemimpinan sistem kerajaan tampak dalam garis kekuasaan dalam kerajaan masa lampau, misalnya jika ayahnya seorang Raja, maka anaknya disebut Pangeran yang kemudian yang sulung menjadi Raja. 

Sedangkan, berdasarkan hereditas darah biru, memiliki dua kemungkinan. Misalnya, seorang Raja tidak melahirkan anak laki-laki tetapi melahirkan anak perempuan saja. Puteri kemudian menjadi permaisuri menikah dengan orang lain, dipastikan anak mereka akan menjadi Raja. 

Kemungkinan kedua, seorang yang persis sebenarnya seorang keturunan darah biru karena suatu dan lain hal, ia mendirikan sebuah kerajaan yang padahal dalam dirinya mengalir darah birunya. 

Dan.....

Politik Wae De'i.

Politik Wae De'i adalah sesuatu kemungkinan yang seharusnya tidak, yah bukan suatu imperatif kategoris tetapi garis nasib yang bagus.

Hal itu misalnya, Presiden sekarang ini. Menjadi Presiden dapat diambil dari kalangan rakyat jelata dapat juga karena wae de'i-nya digariskan menjadi pemimpin. Perlu diingat, banyak orang pintar, kaya dan hebat di sebuah negara tetapi Presidennya hanya satu kan! 

Garis Wae De'i juga dapat disematkan kepada Presiden Vatikan, yaitu seorang Paus. Misalnya, Karol Jozef Wojtyla yang dijuluki sebagai Paus Yohanes Paulus II berasal dari Polandia. Lalu, Josep Alois Ratzinger dari Jerman yang dijuluki sebagai Paus Benediktus XVI kemudian 2018, Jorge Mario Begoglio dari Argentina yang dijuluki sebagai Paus Fransiskus.

Teks Zaman Now!

Konteks sekarang ini, politik salang wae lebih didominasi atau kental dengan politik wae de'i. Ciri demokrasi sekarang politik wae de'i-nya kental dengan demokrasi langsung sekalipun ada juga hubungannya dengan politik salang wae.










19/07/18

Mengapa Orang Manggarai Menggunakan Ruha sebagai Medium Ritual Ngelong?

Ditulis oleh: Melky Pantur***),
Jumat (20/7/2018).

[Penulis]

[Co'o tara eme ngelong data Manggarai ali le ruha?]

-----Sebuah pemikiran absurdity comparatives, based on those mythologies.

Apa itu ruha? Apa itu ngelong

Yah, ruha artinya telur, sedangkan ngelong adalah sebuah aktus ritual rekonsilir dengan hewan dan tetumbuhan (hambor agu weang de nuca - hambor (pendamaian), agu (dengan), weang (dedauan kering, sampah), de (dari, oleh), nuca (bumi, pertiwi, tanah) yang artinya segala sesuatu benda milik pertiwi, yang kemudian lahir istilah ata one lino disebut sebagai saung de haju wela de nuca - dedaunan pepohon dan bunga yang muncul dari bumi yang sewaktu-waktu jangka waktu tertentu akan terurai karena apa yang berasal dari bumi kembali ke bumi dan apa yang berasal dari Roh akan kembali ke Roh, demikian Injil kudus menulis juga). 

Ruha yang digunakan juga harus dari telur ayam kampung, tidak bisa telur dari unggas lain selain ayam kampung. Nah, hukum kedekatan menjadi dasar di sini - memang siapa yang dekat pasti dia yang menjadi kurban (sacrifice animals).

Coba kita perhatikan absurdity comparatives berikut:

Menurut Hindu, Dewa Brahma datang (lahir) dari sebuah telur. Brahma sebagai Pencipta bertahtakan lotus (teratai) mirip teratai tonjong di Pota, Flores, Indonesia - sekilas info, teratai tonjong hanya ada dua di dunia, Pota, Flores dan India. 

Helena, isteri dari Menelaos, seorang Raja Sparta lahir dari telur angsa. Dalam mitologi Yunani kuno, Helena yang pernah diculik Paris dari Troya yang menyebabkan pecahnya Perang Troya dinilai berasal dari titisan Dewa Zeus. Dewa Zeus merubah diri menjadi angsa karena isterinya merubah diri jadi angsa sebelumnya. Dugaan pertama Leda adalah ibu angkat, dugaan kedua Leda adalah ibu kandungnya Helena.

Mengapa bermalirupo menjadi angsa?

Dalam Hindu, angsa adalah sejenis kendaraan Dewa Brahma, Dewa Wisnu berkendarakan Garuda dan Dewa Siwa berteman dengan Cobra. Garuda kemudian menjadi Lambang Negara Indonesia.

Angling Dharma, Raja Malawapati. 

Akibat mengerling isteri Naga Bergola yang bermesum dengan naga lain, Naga Bergola geram. Ternyata tuduhannya salah setelah memergoki Angling bercakap-cakap dengan isterinya, saudari dari Batik Madrin. Angling pun yang dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu, diberi Ajian Senyawa atau Aji Gening oleh Bergola di mana Angling kemudian mampu mendengar dan memahami bahasa semua jenis binatang - hal itu persis seperti kemampuan yang dimiliki oleh Yuliana Jemen, Ibu Kandung Pak Christ Rotok).

Saudari Batik Madrin ngotot mau membongkar rahasia ilmu itu. Perempuan itupun bunuh diri ke dalam kobaran api yang menyala-nyala karena Dharma bersi keras tak membongkar. Angling kemudian stress. Ia pun berkelana dan berhasil diguna-guna oleh makhluk lain yang kemudian menjadi angsa. (Baca kisah ceki nderu Lalo Koe dan Wengke Wua di Todo).

Karena berkat angsa inilah, Angling kemudian berhasil bertemu dengan isteri keduanya yang kemudian melahirkan Angling Kusuma --- cerita itu sangat panjang!

Relasinya dengan ceki orang Nuca Lale.

Zaman lampau, orang-orang di Manggarai banyak sekali memiliki ilmu Ajian Gening yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya ceki (totem) --- Baca kisah mistis dari Wae Teku Pau Ruteng dan cikal bakal Gendang Kumba. Baca juga kisah Ndiwar Kewali di Golomori).

Relasinya dengan Kitab Kejadian. 

Masa lampau, bagaimana sebuah kiasan tentang Adam yang berbicara dengan ular di Taman Eden, Firdaus tentang buah terlarang. Adam bercakap-cakap dengan ular.  Itu adalah Aji Senyawa!

Rahim.

Kita pun melihat bagaimana rahim mirip seperti telur, yah bayi dengan plasentanya. Atas kuasa-Nya, Ilahi menciptakan ciptaan-Nya dengan secara ajaib.

Telur, Lotus dan Wijaya Kusuma.

Bunga ketika bermekar akan seperti cangkang telur (rongkam ruha). Teratai tonjong sebagai jenis lotus adalah satu simbol tahta Dewa dalam Hinduisme. Wijaya Kusuma adalah sejenis bunga yang mirip dengan kaltus, sedikit mirip teratai darat. Wijaya Kusuma adalah sejenis tetumbuhan obat yang menghidupkan orang mati oleh Sri Krisna pada kisah Jawa Kuno. Kemudian, bunga yang sama yang didapat dari alam gaib digunakan oleh Raja Angling pada masanya dulu untuk menghidupkan orang mati akibat perang. Yah.....itu hanya keserupaan saja!

-----Lalu.....

Helena tadi bercahaya. Aneh juga kan memang! Apa hubungan dengan Dewi Gangga, Bunda Maria dalam Katolik, Nyai Roro Kidul Ratu Pantai Selatan dalam mitologi Jawa, Dewi Kwan Im? Apa pula hubungannya dengan kisah Loke Nggerang, kisah Ndiwar Kewali, kisah Pong Dode dan beberapa tempat lainnya di dunia?

Dan........

Kalau orang Manggarai punya, sebagaimana telah lama lumrah terdengar, yah bernama Loke Nggerang di Ndoso, anak dari Rampasasa sebagai bapak angkatnya yang merupakan darat (bidadari). Nggerang memiliki seorang ibu kandung bernama Hendang dan diduga suami manusianya Hendang bernama Wengke Wua. Uniknya, Nggerang harus dibelis (paca le) dengan hewan yang langka, yang paling terkenal sulit dicari seantero jagat adalah Kaba Pada (Stefanus Gancur, Nggerang dalam Kisah, hal. 34-35).

Stef menulis, ciri-ciri Kaba Pada: 

Tinggi badannya -+ 30 cm; besar badannya seperti babi landak; memiliki tanduk seperti kerbau dewasa; dan panjang badannya -+ 60 cm. Kerbau tersebut, tulis dia, hanya ada di Sano Ndoeng, Pongkal Rego. Kaba Pada itu pun merupakan kaba de darat (kerbaunya bidadari).

Kita perhatikan pula bagaimana kisah di negeri timur Indonesia, di NTT tentang perempuan yang bercahaya. Tentu ada banyak hal keterkaitan kisah-kisah di negeri lain di dunia ini yang menuju pada kebesaran Ilahi.

Kemudian, mengapa menggunakan telur?

Yah, segala yang lahir datang dari telur, indung telur. Orang Manggarai menggunakan ruha karena telur adalah medium kelahiran menuju perutusan. Telur tidak mempunyai mata dan telinga tetapi kemudian mampu memiliki mulut dan telinga. Telur adalah awal kehidupan. Telur adalah representasi dari ketundukan, kepatuhan, pemaafan dan mengosongkan diri. 

Dari kisah di atas, bila Helena dari telur, Dewa Brahman dari telur, semua makluk hampir yang lahir dari telur, halnya manusia lahir dari dalam rahim ibu yang mana plasenta adalah bentuk klimaks dari telur (indung telur). Perhatikan pula hewan mamalia lainnya. Coba perhatikan pula tetumbuhan yang berbiji yang bentuknya seperti telur meski ada juga yang tumbuh dari dan menggunakan daun saja dan sebagainya. Yah itulah kehendak Yang Kuasa!

Intinya telur adalah benda buta, belum bisa melihat. Coba perhatikan ritual paki jarang bolong yang menggunakan acu mbilek, acu tesem (anjing buta), begitupun ayam yang kecil. 

Artinya, pelaku tidak tahu apa-apa karena saat melakukan kesalahan, dirinya ibarat telur yang tidak melihat, tidak memahami dan mata hati dan pikirannya buta. Itulah makanya ngelong le ruha tanda meminta maaf karena ketidaktahuan. Ruha juga simbol penyerahan diri agar mendapat anugerah kesembuhan dari rekonsiliasi (hambor) tersebut. Telur juga simbol lonto leok (perdamaian, persaudaraan) - padir wa'i rentu sa'i, wa wae cama-cama, eta golo cama-cama.

Itulah sedikit ekspresi dan gambaran dari pemanfaatan dari telur dalam ritual ngelong orang Congka Sae!

18/07/18

Pesona Alam Ulumbu.


Foto jadul masa lalu di Ulumbu. Gambar diambil dulu sekali dan dikirim oleh Keraeng Marten Don, SE via WhatsAppnya, Rabu (18/7/2018). Hanya saja, saya tak tahu tanggal berapa ini di-shoot. Kaget juga, ternyata masih ada di camera olympic ko nickon dari Keraeng Marten. Terima kasih atas kirimannya Pak Marten.




Ulumbu sebuah lokasi panas bumi yang kemudian dikembangkan menjadi PLTU. Lokasi ini terletak di Wewo, Desa Wewo dekat Wae Ajang, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.