16/06/19

Watu Radi Objek Wisata Alam yang Indah di Manggarai, Flores


Mungkin belum banyak orang yang mengenal Watu Radi. Watu Radi terletak di Hutan RTK 111 Meler-Kuwus, persis berada di atas Kampung Sampar, Desa Pong Lale, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

[Video ini pada saat kami menuju ke puncak Watu Radi dengan cara memanjat pohon yang tumbuh di tebing. Seandainya salah satu pohon di tebing tersebut tidak ada, maka di pastikan kami susah menaiki puncak Watu Radi]

Anda bisa menonton juga di sini saat memanjat tebing Watu Radi.


Mengapa Disebut Watu Radi?

Watu (batu) dan radi (mezbah). Dengan demikian, watu radi artinya batu mezbah. Radi sebutan lain dari compang.

Signal Telkomsel Mendukung.

Jika Anda ke Watu Radi, sebaiknya Anda membawa bekal, seperti air, tali dan smartphone. Signal telkomsel sangat mendukung yours selfie. Bawalah serta peralatan lainnya handuk dan sabun mandi karena Anda tifak perlu repot untuk membilas badan. Cunca Wae Kunce akan mengembalikan keringat Anda. Airnya sangat bersih dan jernih.









Lihat videonya di sini:







Lih. videonya di dalam sini:










Cunca Wae Kunce. Lih. videonya:











Baca juga naskah berikut:






















Cunca Wae Kunce di Sampar, Desa Pong Lale, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggatai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Foto, video dalam perjalanan ini dilakukan pada Minggu, 16 Juni 2019.









Salah satu lokasi wisata di Manggarai, Flores yang jarang diketahui oleh wisatawan dan wisatawati, yaitu Watu Radi. 

Watu Radi itu sendiri terletak di Sampar, Desa Pong Lale, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia tepatnya di hutan RTK 111 Meler-Kuwus. 

Mengapa Disebut Sangat Indah?

1. View.
2. Batunya Berdiri Sendiri.
3. Posisi.
4. Bentuknya Seperti Kursi.
5. Simbol Compang.
6. Ada Cerita Mistis.
7. Ada Kera Putih.
8. Banyak Mata Air Tempat Pemandian.

1. View.

Lodok Meler dan Cancar sudah dikenal dunia internasional. Nyaris tiap hari, para pelancong mengunjungi lokasi tersebut. Yang paling sering dari bukit tambang galian c tepatnya bukit pasir di Cara. 

Tentu, bagi orang asing hanya mengenal bukit Cara sebagai lokasi orang ber-selfie karena alasan dekat dipandang. Tetapi di sekitar lokasi bukit Cara, para pengunjung sebaiknya melintasi kampung Laja dan ber-selfie dari Golo Timur dan kemudian ber-selfie ke Villa Alam Flores.

Hanya saja, besar kemungkinan karena kurangnya promosi, Watu Radi kurang dikenal publik. Itu karena posisinya berada di hutan. 

Bagi orang lokal terutama warga Sampar, Watu Radi merupakan tempat mencari kayu api dan ketika tiba di puncak tertinggi batu tersebut, merasa sangat tercengang. Hamparan sawah Cancar akan terlihat dengan jelas. Yah, sangat indah dan menarik!

2. Batunya Berdiri Sendiri.

Selain menghadirkan view yang indah, Watu Radi merupakan satu onggokan batu yang berdiri sendiri (tidak ada batuan besar di sekitar tempat itu halnya watu radi). Di bagian timur dan utara merupakan area yang sangat cocok bagi warga yang ingin memanjat tebing. Adrenalin pengunjung akan diuji di batu tersebut. Di bagian barat, posisi jurangnya sangat dalam dan lurus. Pengunjung akan melihat tidak ada lagi onggokan batu besar lain di sekitar batu tersebut. Di puncak batu tersebut, jika kehujanan terdapat sebuah liang kecil di mana satu hingga tiga orang dapat berteduh di situ saat hujan. Jika ingin berkemah, liang kecil itu cukup membuat Anda merasa nyaman terutama ingin mendapat mendapat selfie sunrise dari atas puncak batu tersebut. 

3. Posisi.

Batu tersebut tepat berada di bagian utara Kampung Sampar. Di bawah kaki batu tersebut terdapat begitu banyak mata air. Ketika tiba di puncak, pengunjung bisa menyempatkan diri ke satu bukit di atasnya atau menuju ke Poco Rak dan Golo Cobok. Pengunjung akan melihat view Kecamatan Ndoso, Kuwus hingga daratan pantai utara di Terang, Kecamatan Boleng. Di sebelah batu tersebut, tepatnya di sebuah bukit, ada sebuah kolam kecil. 

4. Bentuknya Seperti Kursi.

Ketika pengunjung tiba di bawah kaki batu tersebut, tampak terlihat hanya seperti satu onggokan tetapi ketika pelan-pelan naik ke atas, bentuk indah batu tersebut mulai terpancar. Pengunjung harus menggunakan tangga untuk menaikinya. Siapkan pula tali. Posisi batunya yang bertangga mirip seperti kursi.

5. Simbol Compang.

Ketika pengunjung tiba di kampung Sampar, onggokan batu itu semakin terlihat jelas. Tampaknya seperti compang. Sesuai namanya radi, batu tersebut merupakan compang alam yang terbesar di Manggarai. Radi itu sendiri merupakan sinonim dari compang. Compang itu sendiri merupakan batu mezbah orang Manggarai yang berada di tengah alun-alun kampung adat. Suatu yang tampak unik, di bawah kaki Watu Radi terdapat sebuah compang likang telu alami yang kemudian menjadi compang orang Sampar. Compang likang telu merupakan mezbah adat yang dihasilkan dari alam, artinya alam sendiri yang membentuknya.

6. Ada Cerita Mistis.

Cerita yang beredar luas di kalangan masyarakat lokal Sampar, di Watu Radi terdapat benda yang bercahaya. Pada saat tertentu sebuah bola api bercahaya pun akan keluar dari batu tersebut. Benda yang mengeluarkan cahaya tersebut menyelimuti cerita keramatnya batu itu di kalangan masyarakat. Selain benda bercahaya yang bisa terbang, di lokasi tersebut ada onggokan benda yang juga bercahaya tetapi hanya segelintir orang yang mampu melihatnya.

7. Terdapat Kera Putih.

Hutan di seputar Watu Radi yang tak selebat dulu menyimpan rahasia lain. Di tempat tersebut terkadang hadir seekor kera putih (kode bakok). Menurut kesaksian warga, ada beberapa orang yang telah melihat kode bakok tersebut di sana. 

8. Banyak Mata Air Tempat Pemandian.

Ketika pengunjung turun dari puncak batu itu, beberapa kali yang mengalir yang membentuk satu kali besar yang disebut Wae Kunce akan membersihkan keringat Anda. Sebuah air pancuran yang hanya 1 meter lebih itu menyegarkan hari pulang Anda terasa segar. Sehingga, ketika kembali ke kendaraan, badan ada akan diberi kesegaran. Di Wae Kunce, bentuk batunya yang indah, bilasan badan pengunjung akan terpenuhi. Jika terdapat keluhan sakit pinggang, sebaiknya pengunjung mandi telentang dan menadah air pancuran itu hingga merasa segar. Di sebelah pancuran itu terdapat pula wae cemok (air keramat) orang Sampar. 














Tidak ada komentar:

Posting Komentar