Foto yang unik saat ritual oke saki di Maras.
Gambar ini diambil di depan Gendang Buntu Jene di Maras, Desa Belangturi, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, Senin, 5 Agustus 2019.
Rumah Gendang ini merupakan bantuan dari Kementerian
Tampak depan rumah adat tersebut.
Tonton videonya di sini:
Tonton videonya di sini: https://youtu.be/AWsZnCRfLhc
Lihat videonya di sini:
Tonton videonya di sini: https://youtu.be/iLx6r86C20w
Lihat videonya juga:
NARASI
Salah satu rangkaian ritual adat orang Manggarai sebelum digelarnya congko lokap (mengangkat, membersihkan kotoran, sisa dari pembangunan rumah adat) adalah oke saki (membersihkan, membuang kotoran berupa perbuatan-perbuatan yang pernah dilakukan seseorang) di sebuah sungai atau jurang yang dalam.
Warga harus berangkat dari Gendang secara bersama-sama lalu berbondong-bondong ke sungai. Yang menuntun jalan adalah anak rona (pihak saudara dari isteri). Anak rona berada di paling depan juga di bagian paling belakang. Saat berjalan, jangan menoleh ke belakang, baik saat pergi maupun saat pulang. Ketiga melihat suatu sungai atau pa'ang misalnya, boleh melihat ke belakang.
Ritual di Cunga.
Di cunga, semua yang pergi harus berada di dalam lingkaran rotan (wua) yang sudah dibela tetapi di salah satu ujungnya tidak boleh diputus sebelum hewan kurban berupa ayam jantan berwarna hitam disembelih. Sebelum digelarnya ritual, diawali dengan tesi (permisi) kepada anak rona. Dua orang perwakilan anak rona tersebut, satu orang berada di depan, satu orangnya berada di belakang. Usai hewan kurban disembelih dan dibuang begitu saja ke sungai, warga yang ikut wajib mencuci muka ataupun mandi (membilas badan). Doanya itu mengarah kepada Raja Sungai (Dewa Air) yang memberi air dari hulunya hingga ke hilir dan lautan.
Acara di Pa'ang.
Setelah mencuci tangan, mandi, warga yang ikut tersebut pergi ke pa'ang (pertigaan jalan) lalu menggelar ritual adat dengan menggunakan seekor ayam jantan (lalong raci). Saat tiba di pa'ang yang telah ditentukan, ayam diarahkan ke cunga. Artinya, pandangan mereka ke arah ke cunga. Saat berangkat dari cunga menuju ke pertigaan, warga tidak boleh menoleh ke belakang kecuali jika tiba di pa'ang. Setelah ayam kurban dibakar, warga melanjutkan perjalanan ke rumah adat. Yang menuntun perjalanan juga anak rona.
Ritual di Mbaru Gendang.
Tiba di Gendang, salah satu juru adat memimpin ritual penyucian dengan hewan kurban berupa ayam jantan putih dan sebutir telur. Telur kemudian dipecahkan lalu ditaruh di dalam sebuah baskom. Pemimpin juru adat kemudian mengusap kakinya tiga kali dengan air itu termasuk tangan dan mukanya. Setelah ritual tersebut, mereka membicarakan persiapan acara syukuran caci yang dipimpin oleh PETRUS GADUT.
Gambar dan naskah,
oleh: Melky Pantur***).
Galleries:
Bersama Pak Enok Tangur, Senin (5/8/2019) di Maras.
Tampak para ibu-ibu menari di alun-alun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar