Yovita Setia adalah puteri dari Veronika Danut.
Yovita Setia bersama Nera di Denpasar, Bali
Foto-foto Saat Wela Meninggal
Yovita Setia, lahir di Coal, 27 Agustus 1987 bersuamikan Lambertus Suri. Lambertus Suri lahir di Wek Motis, 15 November 1976. Ia putera dari dari pasangan suami-isteri Dominikus Mese dan Rouk Leki. Dominikus Mese berasal dari Desa Nanaet, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, NTT.
Disemayankan di Sampar. Tampak Pamannya, Herman Kiot (kiri) dan Marten Jalu (kanan).
Catatan Ringkas tentang Lambertus Suri dan Yovita Setia
Lambertus Suri, pria kelahiran Wek Motis, 15 November 1976 anak dari pasangan Dominikus Mese dan Rouk Leki yang berasal dari Desa Nanaet, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, tutup usia persis 39 tahun 7 bulan di kampung halamannya, Kamis (14/4/2016) Pukul 04.00 pagi.
Lambertus Suri (kanan)
Menurut Melky Fahik, rekan serantau dari Atambua menjelaskan, Lambertus Suri sudah belasan tahun bahkan lebih merantau ke Denpasar-Bali. Dia adalah putera semata wayang dari Keluarga Dominikus Mese. Saat kedua orang tuanya meninggal, dirinya merantau ke Bali untuk tujuan menyambung nyawa. "Lambertus ditinggalkan oleh ibunya pada usia delapan hari. Saat itu, Suri dibesarkan oleh mama tuanya. Setelah besar merantau ke Bali. Pasca ibunya meninggal karena dia anak satu-satunya, ayahnya pun mengambil isteri lagi. Anak dari isteri kedua semuanya tinggal di Belu", demikian Fahik.
Di Bali tahun 2010-2011, dia bertemu dengan seorang perempuan dari Manggarai-Flores bernama Yovita Setia yang kemudian menikahinya pada Agustus 2014. Dari hasil perkawinan mereka, lahir dua orang puteri. Puteri pertama bernama Maria Febriani Abu Nera Suri, kelahiran Denpasar, 22 Februari 2012. Kemudian, puteri kedua lahir di Denpasar-Bali, 31 Januari 2015 dengan nama panggil Sera. Namun kemudian, Sera dipanggil lagi oleh Yang Mahakuasa pada Selasa, 3 November 2015 dan dikebumikan di pemakamam umum Denpasar-Bali.
Lambertus Suri dan Yovita Setia saat menikah di Paroki St. Fransiuskus di Bali
Selang lima bulan kemudian, Lambertus Suri dipanggil Yang Mahakuasa pada Kamis, 14 April 2016, tepat Pukul 04.00 pagi di kampung halamannya di Atambua.
Lambertus pergi ke Atambua dengan tujuan berobat bersama isteri tercintanya Yovita Setia sementara puteri sulung mereka Nera ditinggalkan. Sebelum ke Wekmutis, Lambertus sempat dilarang oleh adik perempuan dari isterinya, Florida Sinar. Namun menurut Florida, saat dilarang, Lambertus tetap bersikeras untuk pergi ke kampung halamannya. Sementara, hal yang sama dilarang oleh mertuanya Theodorus Tamat. Meski begitu, Lambertus tetap bergegas. Betapa kaget, tiga pekan kemudian, keluarga di Bali dan Manggarai mendapat kabar Lambertus sudah dipanggil Yang Mahakuasa.
Nyaris tiga Minggu di Atambua, cita-citanya untuk berobat pupus karena Yang Mahakuasa memanggilnya dengan meninggalkan isteri tercinta dan seorang puteri. Informasi yang diperoleh dari isterinya, Lambertus Suri mengalami sakit bengkak di leher selama beberapa hari. Keluarganya hendak mencarikan ramuan, namun tidak tertolong.
Yovita Setia saat di Denpasar, Bali
Sedihnya, selama puteri keduanya dirawat di salah satu rumah sakit di Denpasar-Bali yang bernama Sera, pihak rumah sakit meminta tebusan sebesar Rp30.000.000,00 padahal mereka dari keluarga yang sangat miskin. Sekalipun dirawat selama beberapa Minggu, nyawa Sera tidak tertolong.
Belum terlunas semua uang Rp30.000.000,00 tersebut, sang suami terkena sakit. Mereka melakukan pemeriksaan ke dokter namun dokter tak menemukan penyakitnya. Karena itulah Lamber mencari pengobatan tradisional alternatif di kampung halamannya. Maksud hati mendapat kesembuhan, namun tangan Tuhan bertujuan lain, Suri pun menghembuskan nafas terakhir.
Suri meninggalkan puterinya Nera dengan istri tercinta, Yovita Setia. Kedua harapannya sudah tidak punya sandaran hidup lagi. "Semuanya kami pasrahkan kepada Tuhan Yesus", demikian Yovita kepada media ini dari Atambua.
Yovita dan Lambertus Suri memiliki dua orang puteri bernama Maria Febriani Abu Nera Suri. Nera lahir di Denpasar, 22 Februari 2012. Kemudian, puteri kedua lahir di Denpasar Bali, 31 Januari 2015 dengan nama panggil Sera. Namun kemudian, Sera dipanggil lagi oleh Yang Mahakuasa, Selasa, 3 November 2015 dan dikebumikan di pemakamam umum Denpasar-Bali.
Di rumah Gaspar Garung dan Sobina Sidung di Sampar, Desa Pong Lalé
Saat Yovita Setia meninggal di Sampar. Warga berkumpul untuk berdoa.
Nama kecilnya lazim dipanggil Wela. Ia bersuamikan orang Wek Mutis, Atambua. Nama suaminya, Lambertus Suri. Suaminya meninggal di Atambua. Ia bersama suaminya dianugerahi dua orang puteri Nera Suri dan Sera. Sera meninggal saat masih kecil di Bali. Sera kemudian dimakamkan di pemakaman Bali.
Setelah menyaksikan suaminya meninggal di Atambua, ia kembali ke Manggarai dan meninggal di Leda, Ruteng. Ia kemudian disemayankan di Sampar, Desa Pong Lale, Kecamatan Ruteng.
Wela dikuburkan di samping kuburan ibu kandungnya Veronika Danut di Sampar. Pamannya Herman Kiot, Kakek dan Neneknya, Gaspar Garung dan Sobina Sidung juga dimakamkan di kompleks yang sama.
Nera Suri kemudian tinggal bersama mama kecilnya, Florida Sinar (2021) di Denpasar, Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar