21/04/20

Yakobus Antam dan Regina Nganul

Cerita tentang Suku Mbaru Asi di Coal, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia, Asia.

Suku Mbaru Asi di Coal adalah salah satu titisan keturunan Empo Mashur. Bagaimanakah keturunan Suku Niang Asi itu hingga berada di Coal? Inilah catatan sejarah yang berhasil dirangkum Penulis.

Sekilas Tapak Tilas Mashur Masuk Nuca Lale.

Menurut buku Histiografi Manggarai tulisan Damian Toda menulis bahwa Mashur berangkat dari Minangkabau lalu ke Majampai lalu ke Ujung Pandang lalu ke Bone lalu ke Bima lalu ke Warloka atau Gunung Talo lalu ke Lale Lombong lalu ke Weri Ata dekat pemukiman Desu di Satar Mese Barat.
Di Weri Ata, Mashur menikahi Rewung Ngoel Putri Peti Ine Holas dan Larung turunan Poca pemuka Beo Desu berasal dari Wangsang Kuleng-Mandusawu. Mashur kemudian menetap di Desu.

Dari perkawinannya dengan Rewung Ngoel, maka lahirlah empat orang anak. Keempat anak tersebut adalah Ra Ratung Masa, Wake Laut, Hormat dan Selatan.

Suku Mbaru Asi atau Niang Asi adalah keturunan anak kedua dari Mashur, yaitu Wakelaut. Keturunan Mashur tersebut kemudian membentuk delapan Adak Panga Todo.

Kedepalan panga tersebut adalah Niang Asi, Niang Dopo, Niang Mongko, Niang Toto Bicar, Niang Keka, Niang Wowang, Niang Rato, dan Niang Lodok.
Khusus untuk Adak Niang Asi untuk Panga Adak Enam Pongkor dijabat oleh Kraeng Kanggang bersaudara (anak Keraéng Cera Amé Cero) terutama menanggani urusan protokol dan peradilan.

Seiring berjalannya waktu, keturunan Niang Asi atau Mbaru Asi tersebar ke beberapa tempat di wilayah Manggarai termasuk Lelak. Suku keturunan Mbaru Asi yang lain kemudian ke Nampe, dari Nampe baru yang lain ke Lambur dan Coal. (Kebenaran sejarahnya masih dicari soal kejelasannya).

Beginilah keturunan Niang Asi di Coal.

Rimang memperanakkan Wewet, Wewet memperanakkan Ronco, Ronco memperanakkan Sele, Sele memperanakkan Gere (Gere memperanakkan Pedo tetapi kemudian Pedo meninggal muda), Manjing, Yakobus Antan, Entem, dan Nel.

Keturunan Manjing.

Manjing memperisterikan Ewa Laham. Ewa Laham berasal dari Werak-Welak. Manjing memperanakkan Gabriel Jehama dan Paulus Anggal.

Gabriel Jehama memperisterikan Tin Memas. Gabriel Jehama memperanakkan Sius Damar. Tin Memas dari keturunan Tanggar. Saudara dari Tin Memas adalah Gabriel Gahi, Petrus Bahor, dan Nanus (Nanus adalah ibu kandung dari Bone Kemon) yang menetap di Coal.

Paulus Anggal memperisterikan Sofia Lulus dari Senda-Lewur. Paulus Anggal memperanakkan Lus, Edu dan Hel. Lus dan Hel bersuami di Lenteng-Beokina.

Keturunan Yakobus Antam.

Yakobus Antam memiliki dua orang isteri. Isteri pertama bernama Regina Nganul. Isteri kedua bernama Eva Laham. Regina Nganul melahirkan Petrus Gambut dan Theodorus Tamat,  Sofia Banul (Sofia Banul meninggal di Sampar semasa gadis) sedangkan Eva Laham memperanakkan Dominikus Babu.

Titisan Petrus Gambut.

Petrus Gambut memperisterikan Sabina Anut. Sabina Anut berasal dari Lando-Kuwus. Petrus Gambut memperanakkan Theresia Anul. Theresia Anul kelahiran Coal, 16 Oktober 1978 bersuamikan Yoseph Nagut, kelahiran 15 November 1964. Yoseph Nagut anak dari Fransiuskus Banggu dan Berta Nganung berasal dari kampung Subu-Gelong.

Theresia Anul dan Yoseph Nagut memperanakkan Frederikus Jefri Darmin Ndili, Maria Kurniati Purnama, Mikael Evergian Syukur, dan Hardianus Yoswaldi Rahman, dstnya.

Titisan Theodorus Tamat.

Theodorus Tamat kelahiran Coal, 13 Juni 1956 memperisterikan Veronika Danut. Theodorus Tamat memperanakkan Melkior Pantur, Ferdinandus Gau (meninggal waktu kecil), Tini Nau (meninggal waktu kecil) Yovita Setia dan Florida Sinar.

Melky Pantur memperisterikan Regina Wanggung, kelahiran Karot, 21 November 1992 berasal dari Karot Tadong-Ruteng berketurunan Ndoso dari pasangan Belasius Tika dan Paulina Jelina.

Melky Pantur dan Regina Wangung memiliki tig orang putera Arnoldus Sanpepi Juang Pantur, lahir di RSUD Ruteng, 19 Mei 2013 pada pukul 06.00 sore (saat tulisan ini dirilis pada Mei 2014). Kemudian putera kedua bernama Vinsensan Jovialen Perki Pantur, lahir di Puskesmas Kota Ruteng, Sabtu, 21 Februari 2015 pada pukul 05.00 sore (ini dirilis pada, Senin, 9 November 2015). Putera ketiga bernama Oktovian Gening Pantur lahir di Leda, Ruteng.

Kedua saudarinya masing-masing berkeluarga dari Atambua, NTT. Anak kedua Yovita Setia, lahir di Coal, 27 Agustus 1987 bersuamikan Lambertus Suri, kelahiran Wek Motis, 15 November 1976 anak dari pasangan Dominikus Mese dan Rouk Leki berasal dari Desa Nanaet, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, NTT dengan baru memiliki seorang putri bernama Maria Febriani Abu Nera Suri, kelahiran Denpasar, 22 Februari 2012. Kemudian, puteri kedua lahir di Denpasar Bali, 31 Januari 2015 dengan nama panggil Sera. Namun kemudian, Sera dipanggil lagi oleh Yang Mahakuasa, Selasa, 3 November 2015 dan dikebumikan di pemakamam umum Denpasar-Bali.

Anak ketiga Florida Sinar, kelahiran 8 Agustus 1990 bersuamikan Melky Fahik. Melkianus Fahik anak dari pasutri Fransiuskus Luan dan Maria Lulik, kelahiran 2 Mei 1982 berasal dari Lebur, Desa Mandeu, Kecamatan Rai Manuk, Kabupaten Belu, NTT.

Titisan Dominikus Babu.

Yakobus Antan kemudian memperistrikan Ewa Laham, maka lahirlah Dominikus Babu. Dominikus Babu memperistrikan Maria Niul keturunan Mbajang-Manggarai Barat. Domi Babu memperanakkan Stef Rame, Frans Galus, Yulti, Dan, dan Egi, dstnya.

Keturunan Entem.

Entem memperisterikan Naham dari Manga-Pang Lembor dan memperisterikan Maria Isung dari Suku Nawang-Coal. Naham melahirkan Yohanes Jehaban, Bibiana. Maria Isung melahirkan Agustinus Antas.
Yohanes Jehaban memperisterikan Tin Memas dari Suku Tanggar-Coal dan Lusia Lulus dari Cangkang-Boleng. Tin Memas melahirkan Enjel (Enjel pergi merantau dibawa oleh seorang Suster). Sedangkan, Lusia Lulus melahirkan Ferdi Bambang, Sana. Bambang mengambil istri dari Jeong-Manggarai Barat. Ferdi Bambang memiliki dua orang anak, sementara saudarinya Sana memiliki seorang anak perempuan.

Kemudian, Maria Isung melahirkan Agustinus Antas. Agustinus Antas memperistrikan Maria Jiman berasal Wae Ri’i-Manggarai Barat. Agus Antas memperanakkan Nimus, Bi, Fredi, Fons, Geti, dan Deli. Nimus mengambil istri dari Nampe yang merupakan Mbaru Asi. Bi bersuami di Kaper – Manggarai Barat.

Bibiana saudarinya Yohanes Jehaban bersuami di Porong Tedeng bernama Yoseph Mat. Bibiana melahirkan Ari (Ari sudah meninggal tetapi isterinya dan anaknya belum diketahui) dan tiga saudara lainnya.  Sementara, kakak kandungnya Yoseph Mat adalah Yohanes Mentot. Yohanes Mentot memperistrikan Gina dari Lambur-Manggarai Barat keturunan Mjaung dari Suku Mbaru Asi. Yohanes Mentot memiliki 5 orang anak tetapi merantau. Yoseph Mat adalah keturunan Suku Kepe.

Suami pertama Maria Isung berasal dari Dangka-Pacar adalah ayahnya Dame Deleng. Saudari dari Dame Deleng adalah Berta Sinuk. Berta Sinuk bersuami di Wae Ri’i bernama Tinus. Dame Deleng memperisterikan Bibi Juet dari Goloworok. Dame Deleng memperanakkan Irwan.

Keturunan Nel.

Nel bersuami di Bung-Manggarai. Suaminya bernama Nempa. Nempa memperanakkan Lius Gaut, Bernabas Gandut, Baltasar Barung, Tina dan Gina, Rua.

Lius Gaut isterinya dari Lentang-Lelak, Bernabas Gandut isterinya dari Woang-Ruteng, Baltasar Barung isterinya dari Bajawa, Tina suaminya di Anam, Gina suaminya di Rua-Iteng.

Kilasan Keluarga Regina Nganul.

Yakobus Antan memperistrikan Regina Nganul. Ayah dari Regina Nganul adalah namanya Ndaga. Artinya Regina Nganul anak dari Ndaga dan Damung.

Ndaga.


Salah satu keturunan Suku Nawang yang lain di Coal adalah Empo Ndaga. Empo Ndaga beristerikan Damung. Nenek Damung bangkong dari orang Anam. Sedangkan, Empo Ndaga tidak tahu soal hubungannya dengan Benediktus Hampi. Ndaga dan Benediktus Hampi memiliki hubungan saudara Kakek mereka. Empo Ndaga dan Nawung melahirkan Teto Natan dan Regina Nganul. Teto Natam diduga memiliki dua isteri. Sedangkan, Teto Natam beristerikan Biata Ganggus dari Léntang yang melahirkan Her Rutuk dan Kristina Baus. (Cek di asal mula Kampung Coal). Dengan demikian, Regina Nganul titisan dari Suku Nawang, sedangkan ibu kandungnya adalah Damung. Damung dari Anam tetapi kemudian Damung bersuami lagi di Mata Wae.

Saudara kandung dari Regina Nganul adalah Teto Natam. Istrinya Teto Natam adalah Biata Ganggus dari Léntang-Lelak. Saudaranya Biata Gambus di Léntang namanya Natus Nangur, Martinus Marut dan Gabriel (Gaba).

Suku-suku di Coal.

Suku-suku tersebut adalah Mbaru Asi, Nawang, Cireng, Tanggar, Ndajang, Ndoso, Redo, Maras, Dangka, Welak, Nua, Kepe, Bung, Suka, Rahong,Wewo, Nggorong, Lewur, Bajawa (1) dan Bajawa (2). 
 
Suku Mbaru Asi di Coal, keturunannya seperti: Manjing, Yakobus Antan dan Entem. Suku Nawang adalah keturunan Dapung dan keluarga lainnya. Suku Cireng adalah keturunan Gabriel Ngapal dan keluarga lainnya. Suku Tanggar adalah keturunan Hubert Garut dan keluarga lainnya.

Suku Ndajang adalah keturunan Ferdinandus Pantas dan keluarga lainnya. Suku Ndoso adalah keturunan Martinus Kontan dan keluarga lainnya. Suku Redo adalah keturunan Anton Maus dan keluarga lainnya.
Suku Maras adalah keturunan Mikael Renca dan keluarga lainnya. Suku Dangka adalah keturunan Dame Deleng. Suku Welak adalah keturunan Dorteus Magut. Suku Nua adalah keturunan Markus Magul dan keluarga lainnya.

Suku Kepe adalah keturunan Men. Suku Bung adalah keturunan Laba. Suku adalah keturunan Bone Kemon dan keluarganya. Suku Rahong adalah keturunan Beda. Suku Wewo adalah keturunan Markus Kandang. Suku Nggorong adalah keturunan Her Jehalut.  Suku Lewur adalah Gabriel Sea.
Suku Bajawa (1) adalah keturunan Yoseph Boga. Suku Bajawa (2) yang lainnya adalah Serilus dan keluarganya.  

Mengapa Disebut Kampung Coal?

Disebut kampung Coal karena ada sebuah batu berdiri tegak di depan pintu gerbang kampung sebelum masuk alun-alun kampung dan rumah adat Gendang Coal. Kalau diterjemahkan, Coal adalah bahasa Inggris yang diindonesiakan sebagai batu bara. Maka, Kampung Coal identik dengan kampung batu bara.

Sekitar 100 m di bagian barat kampung tersebut menuju Lenggo terdapat tumpukan bongkahan batu yang terbentuk dari lapisan batu kapur diberi nama watu ngeru. Watu artinya batu, ngeru artinya bau yang keluar dari benda tertentu layaknya batu. Dengan demikian, watu ngeru artinya bau khasiat dari sebuah bau.

Anak Kampung di Coal.

Coal memiliki pemekaran anak kampung, di antaranya: Lenggo, Bea Waek, Ntalung, Laing Roju.

Wilayah Perkebunan di Coal.

Wilayah persekitaran Sama adalah Limbang, Rohi, Rohi Saung Sue, Geleng, Ndori, Ros, Wae Todo, Kebe Lewe, Ngonde. Wilayah persekitaran Dantung adalah Dantung, Rebong, Ros, Daeng, Wae Lowang, Waniasa, Likang Lenggo.

Wilayah persekitaran Ntalung adalah Liang Roju, Belang Taak, Watu Pentung, Ndori, Ntalung, Bea Waek, Tamong, Reweng Ajo, bagian utara-timur Porong Tedeng. Wilayah persekitaran Rame Gilo adalah Rame Gilo, Watu Nenu, Lenggo. Wilayah persekitaran Coal adalah Coal, Ngangkar, Lungkung, Lombong, Rahi.

Catatan: Narasumber tunggal Theodorus Tamat (58) berasal dari Coal, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Diwawancarai di Ruteng, 14 Mei 2014.  Ditulis oleh: Melky Pantur.

Catatan Perbaikan:

Wewet berasal dari Kole, Satar Mese Utara (SMU). Isterinya Wewet dari Bola, Ruang. Anaknya Wewet adalah Rimang dan Rina. Anaknya Rimang adalah Mbatang, Peleng, Sele dan Sambi. Anaknya Sele adalah Yakobus Antan di Coal. Mbatang tinggal di Nampe, anaknya Bobok, Nimpang. Karena Mbatang ini meninggal maka Peleng mengambil (lili) maka lahirlah Agus Atum. Anaknya Bobok adalah Matias Hagul, Nimul, Ida Jenia. Nimpang anaknya Yohanes Kabut, Thomas Nisa, Agus Atum. Anaknya Matias Hagul adalah Monika Iman, Kosmas Blaang, Yustina Mumur, Adrianus F. Guntur, Maria F.Angur, Bonefasius Ombot, Eremias Bok. Sambi bermusafir ke Boleng, kemudian isteri di Wakel Welu, Rejeng. Anaknya Agus Atum adalah Paulus Pangu, Marselus Mawan.

Kemudian Rina yang tinggal di Lambur memperanakkan Lija. Lija memperanakkan Ngitan dan Ngiba (lahir dari isteri pertama), istri kedua lahir Karolus Kenanu dan Sius Laho. Karolus Kenanu lahirlah Kae Mus dan Bruder Enjel Nadut.

Wawancara: Bapak Matias Hagul (62). Goro-Ruteng, Rabu (12/9/2015).
Menurut Bapak Matias, keluarga ini bertotem (ceki) garuda atau cemberuang dan ayam hutam. Nama suku Nampe Mbaru. Jadi, tidak ada hubungannya dengan suku Mbaru Asi di Pongkor.

Tambahan Lainnya: 
Sejarah Gere: Gere memperisterikan Wiwa yang berasal dari darah Cireng. Lalu, lahirlah Pedo, Mias dan seorang saudarinya. Namun, Mias dan saudarinya satu kali meninggal. Wiwa dari Cireng, asli Coal. Wiwa memiliki seorang saudara bernama Kaso.

_____Tulisan ini masih terus diperbaiki karena masih belum sempurna. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar