Ditulis oleh: Melky Pantur***, Rabu (18/10/2017).
Cerita zaman lampau di Nuca Lale, Pulau Flores, ada dua orang di dekat Watu Alo. Nama mereka Pela dan Resem. Pela dan Resem memiliki kebun di dekat Watu Alo sebelum memasuki Poco.
Awal Kisah.
Suatu hari, Resem dan Pela berkebun. Kebun mereka berdampingan. Mereka berdualah yang pertama kali membuka kebun di sana. Konon, manusia bak onggokan perahu di bentangan samudera yang sangat luas kala itu.
Pada waktu itu pun, alam masih sangat perawan. Jamrud tengah merona membentang cantik nan ayu seolah-olah alam menghadirkan firdaus yang indah. Binatang melata, baik di darat maupun hewan di air berkeriapan. Lauk pauk berkelimpahan, kelezatan masih menjamu menyatu dengan manusia.
Tarik ke Awal Kisah......
Pada saat mau makan siang, Pela memanggil nama Resem. Demikian Pela memanggil: "Resem.........poli hau hang ko - Resem kamu sudah makan siang kah?". "Toe di ye Pela....belum Pela!", jawab Resem. Kemudian, Resem membalas: "Eng e, aku ba to'ong - Iya, saya bawa sebentar!", sahutnya lagi.
Malirupo.
Tidak lama berselang, Pela pun tampak di depan mata si Resem. Diperkirakan selang beberapa menit saja usai saling memanggil. "Ho'os bo hang so'o ge, hang dǝ ga - Ini saya sudah siapkan makanannya, ayo kita makan sudah!", Pela menawarkan. "Eng e, hang dǝ ga - Iya, kita makan zu!", balas Resem dengan polosnya lagian dia tengah laper buanget bolong itu.
Makan dengan Lahap.
Mereka berdua pun makan dengan lahapnya. Si Pela telah menyiapkan menu yang amat lezat berupa daging katak masak (nakeng pake alias nakeng ngerek).
Pamit Dadakkan.
Usai makan, si Pela pun langsung balik 360 derajat tanpa menunggu lama dari hadapan Resem. Bahkan, si Resem pun tidak sempat meminum air, si Pela kabur seketika. Demikian Pela beralasan: "Aku ge ngok ga! Ai manga cik sina uma agu nanang teing wae. Aku no wa kat'gǝh silin - Saya pergi sudah, banyak burung pipit di kebun dan saya juga mau mengairi kebun. Saya ikut ke bawah ini saja!". Jawab Resem: "Eng ge, wali di'as tǝlatang hang dite bo ga - Iya sudah, terima kasih atas makanannya tadi!". Si Pela pun mengikuti kali di bawah kebun itu dan tidak begitu lama langsung menghilang. Hilang seketika saja. Si Resem pun merasa heran karena dalam sekejap saja, si Pela menghilang. Dia bertanya-tanya di dalam pikirannya: Ada apa ini?
Kemudian, tidak lama berselang.............
Matahari pun hari kian menukik ke arah Barat di sebalah onggokan bukit Golo Watu dan Golo Bilas. Sedikit sengatan panasnya agak menyegar bugar karena agak menepi ke ufuk Barat. Tak pelak, Resem yang dalam kecapaiannya pun kian tidak bersemangat lagi karena terus memikirkan apa gerangan dengan si Pela kok sekejab saja terhalau dari kelopak matanya saat itu. Ia menghilang laksana tiupan angin kencang.
Bertolak ke Gubuk.
Temba golo leso sale - surya kian condong ke arah Barat, memerah padam tampaknya. Mereka pun segera bergegas ke gubuk. Waktu mau mau berbalik, Resem memanggil si Pela: "Pela.....mai ge, we'er ga - Pela, mari sudah, kita pulang!". "Eng e, gereng eta Resem - Iya tunggu di atas sana Resem!", Pela membalas sahutan.
Tiba di Kebunnya Resem.
Resem langsung menyambar dengan sahutan: "Pela, engp ta dǝ, lako dǝ hau bao haer lako dǝ buru warat poli kat ba hang agu hang sio bo, toe kat di wa hang ga, lako kat'ǝh koleh ga - Pela, aduh kamu jalan tadi ya, cepat sekali seperti angin topan saja. Barusan makan selesai, kok langsung cabut lalu dalam sekejab mata saja tak terlampaui mataku!". "Aeh, toe keta manga ba hang gaku bao mai. Sili uma kig'ǝh aku bao main, reme riang pǝti agu teing wae - Aduh, saya tidak pernah membawa makanan kepada Anda tadi. Saya masih di bawah kebun lagi menjaga burung pipit dan mengairi kebun!", balasnya. "Asi ge Pela, asi kat dǝ do tombo ga. Lakor ga, cai sina kat di pong tombo laku - Sudah, tidak usah diomongin dulu. Sampai di sana baru saya sampaikan kepada Anda!", heran si Resem semakin menyekapnya dalam kemurungan yang kian menjadi-jadi.
Tiba di Tempat Berteduh.
Resem lalu mengajak si Pela untuk berhenti sejenak, katanya: "Asi di ta Pela, aku manga tombo ge - Berhenti dulu Pela, saya mau omong sesuatu dulu pada kamu!". "Co'o ta - Apa ya?", Pela penasaran. Resem kemudian menanyai Pela, katanya: "Pela, tu'ung keta toe hau hot ba hang aku bao leso ko - Pela, apakah betul bukan Anda yang membawa makan ke saya tadi siang?". Jawab Pela: "Ta de, co'op tara palin laku e. Toe aku hitu bo - Yah, untuk apa saya menipu kamu. Bukan aku itu tadi!". Lalu, Pela mengatakan: "Ole darat hitu ta - Aduh, itu kuntilanak tadi!", katanya. Resem menyekap mulutnya dengan kedua tangannya sembari terheran-heran, sahutnya: "Ole, tu'ung eme nggitu ta - Aduh, betul kalau begitu sudah!".
Kemudian daripada itu........
Atas peristiwa itu, nama Resem dan Pela pun oleh generasinya menjadikan nama mereka sebagai nama tempat Resem atau Pela sekarang ini sebagai peringatan akan mereka berdua setelah menceritakan kisah itu kepada anak cucu mereka. Hanya saja, kisah selanjutnya belum diketahui persis tapak tilasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar