24/10/17

MATA MBƎRE

Ditulis oleh: Melky Pantur***, Selasa (24/10/2017).

Anda pasti tahu apa itu mata mbəre? Lalu, mengapa dikatakan mata mbere?

[Coba perhatikan benda yang ada di kepala bagian kanan dari Pak Christ Rotok. Terlihat di dalam gambar ada dua orang pria tengah menghibur seorang yang rupanya berada dalam kesulitan].

Pertama, arti kata.

Mata mbəre adalah dua kata. Mata artinya mata (eyes), sedangkan mbəre artinya sebuah seruan (verbal expression). Verbal expression itu tampak dalam ungkapan: mbər e, that is flying! Dalam ekspresi kekejutan orang Manggarai diungkapkan dengan kalimat ini: Mbər kaka lelap hio ge, ho kat di – burung itu sudah terbang, barusan – the bird has flying, just now!

[Di sini tidak muncul. Persis gambar ini diambil oleh Penulis sendiri dan tidak ada dalam gambar kedua sebagaimana tampak dalam gambar sebelumnya. Rombongan Bupati di - nek cepa oleh ibu-ibu]

[Tengah bercengkrama dengan warga Koko. Keluwesan Pak Christ membuat warga suka padanya]


[Tampak warga Koko menyambut kehadiran Bupati Manggarai, Drs. Christian Rotok didampingi Wakil Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, SH, MH bersama Kasdim 1612 Manggarai, Marselus Sudirman, SH]
Kedua, disebut demikian.

Tak lazim mata (eyes) dapat terbang, yang diungkapkan dengan seruan ini: Mata mbər  e – those eyes are flying, now atau mata itu terbang, sekarang! Dengan demikian, inlogic sebuah mata dapat terbang. Mata yang lain oleh orang Manggarai disebut mata mbəre atau cahaya, terang, sinar seperti bulan kecil berwarna hijau sebesar bola buluh tangkis. Lalu, tidak jelas seruan kok mata mbər e menunjukkan nama dari sebuah benda.

[Tuak kapu baro cai atau reis/sapa]

Mata mbəre adalah benda yang lain berbentuk mata dan itu adalah tanda kehadiran roh-roh alam. Selain mata mbəre ada juga api ja dan londe. Mata mbəre, api ja dan londe semuanya bisa terbang. Mata mbəre  dapat tertangkap camera dan bisa berjalan pada malam hari atau siang hari. Sedangkan, api ja dan londe berjalan pada malam hari.

Kita bisa bandingkan mata mbəre berikut, seperti terlihat di atas kepala Pak Christ Rotok pada saat kunjungan ke Koko, 2 November 2010 Pukul 01.01 WITA disandingkan dengan mata mbəre yang ini – sebagaimana tampak dalam gambar.

[Gambar diambil oleh Albert Efendi, S.Fil., M.Pd., saat ritual We'e Kantor Panwaslu Kabupaten Manggarai, Senin (23/10/2017). Lihatlah wujud mata mbəre di lantai dekat pintu itu].

Lazim, pada saat ritus adat, mata mbəre tampak selalu hadir. Ketika Penulis bertanya kepada kepada orang di Koko pada saat itu, ternyata mereka menyimpan semacam uang logam dari nenek moyang yang kemudian menjadi ceca atau jimat yang terus disimpan generasi mereka. Ceca itu masih disimpan di Koko saat ini.

[Helang atau sesajian]

Di satu sisi, mata mbəre mirip gelembung Rahwana, seorang Raja Alengka Dirja dalam kisah Ramayana. Itu hanya kemiripan saja tetapi yang pasti mata mbəre adalah benda mistis dari alam lain yang tampak nyata di depan mata manusia pada saat-saat tertentu sebagaimana londe dan api ja.

Mata mbəre tidak harus disebut sebagai energi negatif tetapi merupakan tanda kehadiran suatu yang lain. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar