03/09/18

Sejarah Pongkal Rego.

Foto dan naskah oleh:
Melky Pantur***),
Gendang Sampar.

[Fabianus Jemali]

Menurut Fabianus Jemali, warga Pongkal di Rego sekarang ini salah satunya berasal dari Goa, Sulawesi. Hal ini dituturkan Fabianus Jemali dari Pongkal Ngalo, Kecamatan Macang Pacar, di Gendang Sampar, Kamis (23/8/2018).

Datum yang dikumpulkannya, nenek moyang mereka bernama Burhali. Dari hasil perkawinannya, Burhali memperanakkan Tinjing dan Mi'im. Tinjing memperanakkan Jimi, Jimi memperanakan Musu-Musu memperanakkan Aloysius Gahung - Aloysius Gahung memperanakkan Fabianus Jemali (2018). Itu berarti, Fabianus Jemali masuk pada generasi ke-6.

Empo Paleng.

Salah satu nenek moyang orang Sampar bernama Paleng.

Awal Mula.

Paleng dengan saudaranya yang bernama Wua pernah tinggal di Pongkal Rego. Paleng tinggal bersama Tinjing dan Mi'im. Mi'im ini saudari dari Tinjing. Selain Tinjing, ada Lanjong dan Empo Repong (Lalong Koe). Lanjong adalah saudara dari Empo Repong.

Maka yang tinggal bersama waktu itu, Tinjing, Mi'im, Lanjong, Empo Repong dan Paleng.

Paleng kemudian mengambil isteri orang Beoang, dari Beong. Sedangkan, Lanjong memperisterikan Mi'im yang merupakan saudari dari Tinjing warga Pongkal.

Dalam perjalanan waktu, Empo Reponglah yang mengajak Paleng ke Laja. Paleng dan Empo Repong kemudian menetap dan meninggal di Laja.

Versi Sobina Sidung, Paleng datang ke Laja bukan karena diajak Empo Repong tetapi datang sendiri. Paleng berjumpa Empo Repong di Laja. Satu bukti perjumpaan mereka, Empo Repong menyerahkan sebuah parang kecil yang masih tersimpan di Sampar.

Di Pongkal, dari hasil perkawinannya, Paleng kemudian melahirkan anaknya di sebuah gua yang bernama Liang Jande. Untuk mengenang kelahiran itu, Paleng pun memberi nama anaknya Jande.

Empo Tinjing.

Tinjing memiliki seorang isteri berasal dari Teras tetapi tinggal di Sirimese. Pada waktu itu, memang pada saat mencari jagung di Sirimese.

Isteri yang lain dari Teras ketika isteri dari Wontong meninggal. Anak dari isteri di Teras bernama Ngiting dan Biting.

Isteri pertamanya dari Wontong.

Empo Lanjong.

Lanjong saudara dari Empo Repong kemudian memperisterikan Mi'im yang merupakan saudari dari Tinjing. Hasil perkawinan Lanjong dan Mi'im berkembang di Ndung. Anaknya Lanjong bernama Hatom dan lain-lain (belum diketahui).

Keturunan dari Lanjong yang lain tinggal di Pongkal dan berkembang pesat sekarang di Pongkal Rego. 

Empo Repong.

Tidak diketahui persis Empo Repong (Lalong Koe) memperisterikan orang mana - menurut versi sejarah tertentu Lalong Koe ada hubungannya dengan orang Cumbi meski hanya sebuah dugaan saja.

Ada yang mengatakan, isterinya Empo Repong bernama Endong. Hal itu tidak dibenarkan oleh Herman Kiot. Herman Kiot mengatakan, Empo Repong tidak memperisterikan Endong.

Asal Mula Paleng.

Salah satu versi sejarah menurut Jemali mengatakan, Paleng tidak diketahui asalnya namun saudarinya tinggal di Nanga Kantor.

Sedangkan, versi Sobina Sidung, Paleng berasal dari Matawae bersama dengan saudarinya yang kemudian menetap di Adonara.

Paleng dan Endong.

Salah satu versi, Empo Repong memperisterikan Endong. Endong diambil oleh Paleng. Tetapi Endong memiliki janin yang sudah berusia 6 bulan di kandungannya.

Dalam catatan sejarah hasil penelusurannya yang diperoleh Herman Kiot, Endong tidak pernah bersetubuh dengan Empo Repong.  Betul pernah bersuamikan Paleng tetapi Rua bukan anak dari Empo Repong.

Rua.

Endong kemudian melahirkan Rua (tidak diketahui ayah biologisnya). Rua memperisterikan Bambung. Rua dan Bambung melahirkan Robert Ruma dan Gaspar Garung. Gaspar Garung melahirkan Herman Kiot. 

Jande.

Sedangkan, Paleng melahirkan Jande, Jande melahirkan Petrus (Ema Cebo). Emo Cebo melahirkan Rm. Karelus Jande, Pr.

Catatan Tapak Tilas Burhali.

Burhali datang pertama kali dari Goa lalu diduga tiba di Pantai Utara (dipastikan mulai dari Warloka hingga Bari dan Reo). Dari situ berangkat ke Ngalo. Burhali tidak sempat menetap di Wontong.

Anaknya Tinjing mengambil isteri orang Wontong lalu tinggal di Wontong. Di Wontong ada dua Gendang, lalu pindah ke Pongkal dengan mana di sana mereka mendirikan sebuah Gendang Ngalo tepatnya di Pongkal. Mereka pindah ke Pongkal karena alasan areal kecil lagipula sebagai ata long (orang yang datang kemudian).

Ngalo.

Burhali yang datang dari Goa lalu tiba di dataran pantai utara. Ia mengikat kapalnya dengan wase ngalo (sejenis tali atau wase puar) yang diambil dari hutan sebelum berangkat ke Nuca Lale, Flores. Ia kemudian berangkat ke sebuah bukit lalu membangun mukang/sekang di situ. Ia kemudian menamakan daerah itu Ngalo. Itulah cikal bakal nama kampung Ngalo di Manggarai Barat sekarang ini.

Keturunan Burhali inilah Mori Reok. Dalam catatan sejarah lain, Mori Reok berhasil dibunuh oleh Wanda atau disebut Sernai --- catatan sejarah yang perlu ditelusuri.

Pertanyaan berikut:

Siapa ayah biologis dari Empo Rua di Sampar? Suami dari Endong yang kemudian menjadi isteri yang lain dari Paleng di Laja?

Versi sejarah lain mengatakan, Endong diambil oleh Paleng di Beo Rahong ketika ia ke Laja bersama kakaknya bernama Nawung yang merupakan nenek dari keturunan Philipus Bahor. Dalam versi sejarah tertentu, Endong berasal dari Wela.

©©©©----------
Sejarah Nenek Moyang Endong.

Sungga Nua.

Sungga tinggal di Wae Buka Ruteng. Saudarinya bersuamikan orang Tenda Ruteng. Anak-anak Sungga bernama Ngkaru Ngkarak, Kala Beting, Pedi Jeri.

Ngkaru Ngkarak.

Ia memperisterikan orang Suka.

Kala Beting.

Ia memperisterikan perempuan dari Suku Welo di Wela dekat Golowelu.

Pedi Jeri.

Pedi Jeri memperisterikan Woni orang Teno, Kolang. Lalu, Pede Jeri dan Woni melahirkan keturunan bernama Deni. Deni awalnya memperisterikan Mawul (insess atau tungku). Yang kemudian entah alasan apa, Deni mengambil isteri lagi melahirkan 4 orang anak yang salah satunya Endong.

Maka, Endong berasal dari Satar Mese. Ibunya berasal dari Suku Welo.

Dengan demikian silsilahnya: Sungga Nua - Pedi Jeri - Deni - Endong.

Dalam perjalanan waktu, suami pertama Endong yang kemudian melahirkan Rua tidak diketahui. Endong kemudian kawin lagi dengan Paleng.

Saudarinya Endong bernama Neweng yang melahirkan Sompa. Sompa mengawini orang Karot yang kemudian melahirkan Largus Gagut beristerikan Yustina Jelita. Saudarinya yang lain ada hunungan dengan orang Tengka Alm. Matias Jehanu yang mmemperisterikan Deta Lahut. Ayah dari Deta Lahut bernama Kornelis Garu. Saudari yang keempat dari Endong berada di Sampar yang kemudian melahirkan keturunan dari Alm. Philipus Bahor. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar