Melky Pantur***,
Rabu (20/9/2017).
Anda pasti sudah berpikir bahwa kata ini sudah jelas merupakan ungkapan Latin atau Inggris karena deus artinya Allah halnya déum, sedangkan lord dalam bahasa Inggris artinya Tuhan, Tuan. Dengan demikian, deus lord artinya Tuhan Allah.
Ungkapan ikutan dari deus lord adalah déus lord wini, déum lord'm. Bahkan, ungkapan perpanjangnya déus déum lord waké wini. Ada juga tambahan ungkapan lain déus déum lord de pangan, déus lord de waké winin! Ungkapan sepadan déum lord de wakén, déus éjorn dé wini, déus wini!
Nah.....
Kita coba membedah perkataan di atas!
Pertama, deus.
Deus itu ungkapan Latin, artinya Allah. Namun, déus sebenarnya di sini adalah bahasa Manggarai yang merupakan gabungan dari kata déu + s. Déu artinya jauh, s-nya artinya mereka (telah, telah menjauh). Maka, déus artinya mereka jauh, (telah) jauh, mereka telah menjauh! Déus bisa juga berarti nyaris mendekat.
Kedua, lord.
Lord dalam bahasa Inggris dimengerti sebagai Tuhan, Tuan. Ada sebutan lord land atau tuan tanah. Namun, lord ini ungkapan bahasa Manggarai artinya menjalar, bertumbuh. Lah, déus lord berarti pertumbuhan berada pada kuasa Ilahi. Manusia boleh berusaha, namun Déus Lord yang menentukan pertumbuhannya.
Ketiga, wini.
Wini dalam bahasa tertentu artinya berparas elok. Namun, wini yang dimaksudkan adalah ungkapan bahasa Manggarai artinya benih (seed). Misalnya, wini daéng. Daéng di sini bukan sebutan daéng yang menunjukkan kakak lelaki dalam bahasa daerah Sulawesi Selatan atau yang kemudian dimengerti sebagai kakak lelaki yang berparas elok tetapi daéng artinya umbi kayu, sedangkan wini-nya adalah biji buah dari daéng itu. Kita melihat ungkapan ini: déus lord wini de daéng, artinya benih dari ubi kayu sudah berkembang menjalar. Déus lord wini de daéng dapat diterjemahkan Tuhan Allah itu kakak lelaki yang berparas elok. Ungkapan déus lord wini de daéng lebih dipahami sebagai sadulur papat lima pancer dalam Kejawen yang artinya empat saudara laki-laki. Dalam kebudayaan orang Manggarai disebut ase kaé weki.
Ada tertulis di dalam Bible tentang Perumpamaan Seorang Penabur. Demikianlah, itu adalah taburan firman. Penaburan benih serupa dengan penaburan firman. Allah Sang Penabur sekaligus Sang Penumbuh. Déus Lord Wini adalah gambaran Yesus Ilahi yang berparas elok nan rupawan. Kemudian, ada ungkapan orang Manggarai wua lord wini de nuca artinya bertumbuhnya benih dari bumi atau tanah; dapat juga dipahami, manusia disebut sebagai wua tuka de nuca yang artinya buah dari bumi, dari pertiwi. Segala yang hidup di bumi disebut saung haju wéla de nuca di mana segala sesuatu itu seperti dedaunan pohon dan kesemuanya adalah bunga dari bumi sesuai dengan ngoéng de lord or will of God. [Untuk diketahui wua artinya buah, wela artinya bunga dan tuka artinya perut, pertiwi sedangkan nuca artinya bumi atau tanah].
Ada lirik lagu orang Manggarai, begini:
Lirik lagu ini multi makna, yang mana di satu sisi daéng atau kakak lelaki itu sudah menjalar, wini-nya sudah berkembang. Diharapkan, dia menghadirkan dua atau tiga putera/i. Dapat juga dimengerti sebagai sumber kehidupan di mana kehidupan daéng atau umbi itu menghasilkan dua atau tiga umbi sehingga bermanfaat bagi kehidupan yang lain.
Dalam pengertian Kejawen dan Asé Kaé Weki, saudara tua laki-laki/perempuan membantu seseorang menghadirkan keturunan.
Keempat, éjorn.
Ungkapan ini terdiri dari dua kata é dan jor. É artinya ya, sedangkan jor artinya tertumpah keluar, jatuh keluar misalnya padi di dalam karung. Sedangkan, n artinya kepunyaan sehingga jor + n berarti tumpahannya, terjatuhnya. Bila é jor n berarti seruan mulut bocor, bila é jor berarti itu bocor dan bila éjor artinya begadang, pesiar dan bila éjorn berarti dia berjalan keliling, begadang. Sehingga, bila éjor wini artinya benih yang mencari mineral di dalam tanah. Bila éjor wakén wini artinya akar serabut yang mencari bahan makanan di dalam tanah.
Kelima, waké.
Coba lihat kata waké, woké, wakén dalam bentuk verb bahasa Inggris. Wake itu kata kerja bahasa Inggris. Wake bentuk pertama artinya air baling-baling, jaluran ombak, membangunkan. Sedangkan, waken adalah bentuk ketiga sama seperti go went gone. Namun, wakén artinya akarnya dalam bahasa Manggarai yang merupakan gabungan dari kata waké + n.
Waké atau akar tetumbuhan itulah penbangunan, pendiri utama, pencari makanan. Lihat saja akar tunggang dan akar serabut menerobos seperti jaluran ombak mengumpulkan sumber nutrisi bagi tubuh pepohanan. Ada ungkapan orang Manggarai: wakak betong asa, manga wakén nipu taé.
Dengan demikian.......
Ekspresi déus lord wini bukan hanya berarti paras Tuhan Allah yang elok tetapi juga benih tetumbuhan yang sudah bertumbuh menjalar jauh atau biji benih itu sudah mulai berkecambah. Misalnya, ungkapan déus caid yang artinya sebentar lagi mereka datang karena déus bisa berarti sebentar lagi, sudah mendekat. Dan, bila deum lord'm artinya jalarannya sudah terlalu jauh sama seperti ungkapan ini: Waké celern nggari wa, saung bémbang nggari éta! Itu berarti pepohonan itu sudah sangat kuat dan mumpuni. Sulit sekali untuk menjadi wakak ciri watang - tumbang menjadi pohon tua yang tumbang.
Kemudian, bila diungkapkan déus déum lord de waké winin artinya jalaran akar biji benih itu sudah semakin jauh mengakar.
Bahkan, ada juga ungkapan lain déus déum lord de pangan yang artinya ranting-ranting kian bertambah dan pucuk dedaunan di dahan-dahan menghijau keluar.
Ungkapan sepadannya déum lord de wakén, déus éjorn de wini yang kesemuanya berarti amat jauh akar itu menjalar. Karena itu, ada ungkapan: Waké celer nggari wa. Panga + n artinya rantingnya. Ada tambahan, deum lord de saungn. Saung+n artinya dedaunan itu, daunnya. Makanya, ada sebutan: Saung bémbang nggari éta.
Ada ungkapan lain pula: Déus lord wécak de wini. Ungkapan ini, wini bermula dari wéla atau bunga. Wini wéla artinya generasi kelanjutan dari cucu. Ada ungkapan: wécak wéla lébo saung pé'ang artinya keturunan yang terus lord dan berkeriapan di masa depan.
Lalu...........
Ada sebutan déus lord léwén. Ini merupakan ungkapan bahasa gabungan dari Latin (Deus, Deum), English (Lord), Gayo (Lewe, Lewen), dan Bahasa Manggarai (Léwé, Léwén).
Bahasa Gayo, lewe itu artinya lawan, tegur, sapa. Sedangkan, bahasa Manggarai, lewe artinya panjang, panjangnya.
Bila, déus lord léwén versi Latin, English dan Gayo maka berarti Tuhan Allah itu sapaan, teguran. Bisa juga perlawanan dari makhluk atau inti kehidupan. Sedangkan, versi Latin, English, Manggarai maka kalimat itu berarti Tuhan Allah itu panjang, nun jauh, tak berkesudahan, atau Deus Transenden. Jika, kalimat déus dini lord, maka Allah itu dekat atau Deus Imanen. Dini sama dengan déu caid artinya sudah dekat.
Manakala dimengerti dalam déus lord léwé yang artinya sebentar lagi jalarnya kian menjalar dilihat dari sudut pandang Latin, English dan Gayo maka Tuhan Allah itu adalah tegur sapa berarti mengarah pada moral attitude atau sikap. Jika seseorang suka menyapa atau menegur orang lain, maka itu disebut Deum. Jika, sebaliknya disebut lawan berarti keangkaramurkaan. Allah bisa menegur dengan melawan orang yang tidak suka menegur sapa orang lain. Deus berarti juga Deum yang pemaaf, yah sesuatu yang jauh tetapi memaafkan.
Ada ungkapan Tuhan Yesus dalam Bible: Kamu yang menggarap, kamu yang menanam, kamu yang menyiram, kamu yang menyiangi bahkan kamu pula yang menuai tetapi kamu tidak tahu bagaimana proses bertumbuhnya. Ada proses pertumbuhan di sini, kemajuan atau rintangan berupa hama dan gulma. Gulma, hama, dan manusia tidak tahu proses bertumbuhnya itu. Ada ungkapan: Déus lord wakén, déus léwén lord wakén. Nah, proses bertumbuh itulah campur tangan Tuhannya. Deus lord wakén atau Tuhan Allah membangunkannya.
Agar diketahui, tetumbuhan itu hidup karena Deum itu sumber energi kehidupannya. Itu sama dengan anima vegetatif di mana setiap jiwa tutumbuhan berkomunikasi dengan Allah. Makanya, Aristoles bilang tiap tetumbuhan ada jiwanya dan orang Manggarai bilang néténg caoca manga Morin - tiap apapun ada Tuhannya karena itu ritus aji mumpungnya adalah ngelong. Ngelong adalah aktivitas konkret dari anima vegetatif atau lord déu léwé, léwé déum lord, artinya karena kuasa Ilahilah kalian bertumbuh dan berkembang biak. Nah, bila melakukan kesalahan dengan hewan dan tetumbuhan lakukanlah rekonsiliasi atau ngelong.
Anda pasti sudah berpikir bahwa kata ini sudah jelas merupakan ungkapan Latin atau Inggris karena deus artinya Allah halnya déum, sedangkan lord dalam bahasa Inggris artinya Tuhan, Tuan. Dengan demikian, deus lord artinya Tuhan Allah.
Ungkapan ikutan dari deus lord adalah déus lord wini, déum lord'm. Bahkan, ungkapan perpanjangnya déus déum lord waké wini. Ada juga tambahan ungkapan lain déus déum lord de pangan, déus lord de waké winin! Ungkapan sepadan déum lord de wakén, déus éjorn dé wini, déus wini!
Nah.....
Kita coba membedah perkataan di atas!
Pertama, deus.
Deus itu ungkapan Latin, artinya Allah. Namun, déus sebenarnya di sini adalah bahasa Manggarai yang merupakan gabungan dari kata déu + s. Déu artinya jauh, s-nya artinya mereka (telah, telah menjauh). Maka, déus artinya mereka jauh, (telah) jauh, mereka telah menjauh! Déus bisa juga berarti nyaris mendekat.
Kedua, lord.
Lord dalam bahasa Inggris dimengerti sebagai Tuhan, Tuan. Ada sebutan lord land atau tuan tanah. Namun, lord ini ungkapan bahasa Manggarai artinya menjalar, bertumbuh. Lah, déus lord berarti pertumbuhan berada pada kuasa Ilahi. Manusia boleh berusaha, namun Déus Lord yang menentukan pertumbuhannya.
Ketiga, wini.
Wini dalam bahasa tertentu artinya berparas elok. Namun, wini yang dimaksudkan adalah ungkapan bahasa Manggarai artinya benih (seed). Misalnya, wini daéng. Daéng di sini bukan sebutan daéng yang menunjukkan kakak lelaki dalam bahasa daerah Sulawesi Selatan atau yang kemudian dimengerti sebagai kakak lelaki yang berparas elok tetapi daéng artinya umbi kayu, sedangkan wini-nya adalah biji buah dari daéng itu. Kita melihat ungkapan ini: déus lord wini de daéng, artinya benih dari ubi kayu sudah berkembang menjalar. Déus lord wini de daéng dapat diterjemahkan Tuhan Allah itu kakak lelaki yang berparas elok. Ungkapan déus lord wini de daéng lebih dipahami sebagai sadulur papat lima pancer dalam Kejawen yang artinya empat saudara laki-laki. Dalam kebudayaan orang Manggarai disebut ase kaé weki.
Karena itulah, déus lord wini artinya paras Tuhan Allah itu elok atau Tuhan Allah itu berparas elok. Ada ungkapan dalam sebuah Bible, mengatakan: Manusia itu adalah gambar dan citra Allah itu sendiri. Olehnya, manusia itu adalah wini de Lord artinya benih IIahi.
Deus Lord
Ada tertulis di dalam Bible tentang Perumpamaan Seorang Penabur. Demikianlah, itu adalah taburan firman. Penaburan benih serupa dengan penaburan firman. Allah Sang Penabur sekaligus Sang Penumbuh. Déus Lord Wini adalah gambaran Yesus Ilahi yang berparas elok nan rupawan. Kemudian, ada ungkapan orang Manggarai wua lord wini de nuca artinya bertumbuhnya benih dari bumi atau tanah; dapat juga dipahami, manusia disebut sebagai wua tuka de nuca yang artinya buah dari bumi, dari pertiwi. Segala yang hidup di bumi disebut saung haju wéla de nuca di mana segala sesuatu itu seperti dedaunan pohon dan kesemuanya adalah bunga dari bumi sesuai dengan ngoéng de lord or will of God. [Untuk diketahui wua artinya buah, wela artinya bunga dan tuka artinya perut, pertiwi sedangkan nuca artinya bumi atau tanah].
Ada lirik lagu orang Manggarai, begini:
É....daéng y'éng go lako na,
é...o...a...a yolé da...éng...daéng é.....
É.....werus koé telun ta.....é...o....a,
a...yolé da....éng.....daéng é....
É....tua koé suan ta....é...o....a,
a yolé da...éng, daéng é....
Lirik lagu ini multi makna, yang mana di satu sisi daéng atau kakak lelaki itu sudah menjalar, wini-nya sudah berkembang. Diharapkan, dia menghadirkan dua atau tiga putera/i. Dapat juga dimengerti sebagai sumber kehidupan di mana kehidupan daéng atau umbi itu menghasilkan dua atau tiga umbi sehingga bermanfaat bagi kehidupan yang lain.
Dalam pengertian Kejawen dan Asé Kaé Weki, saudara tua laki-laki/perempuan membantu seseorang menghadirkan keturunan.
Keempat, éjorn.
Ungkapan ini terdiri dari dua kata é dan jor. É artinya ya, sedangkan jor artinya tertumpah keluar, jatuh keluar misalnya padi di dalam karung. Sedangkan, n artinya kepunyaan sehingga jor + n berarti tumpahannya, terjatuhnya. Bila é jor n berarti seruan mulut bocor, bila é jor berarti itu bocor dan bila éjor artinya begadang, pesiar dan bila éjorn berarti dia berjalan keliling, begadang. Sehingga, bila éjor wini artinya benih yang mencari mineral di dalam tanah. Bila éjor wakén wini artinya akar serabut yang mencari bahan makanan di dalam tanah.
Kelima, waké.
Coba lihat kata waké, woké, wakén dalam bentuk verb bahasa Inggris. Wake itu kata kerja bahasa Inggris. Wake bentuk pertama artinya air baling-baling, jaluran ombak, membangunkan. Sedangkan, waken adalah bentuk ketiga sama seperti go went gone. Namun, wakén artinya akarnya dalam bahasa Manggarai yang merupakan gabungan dari kata waké + n.
Waké atau akar tetumbuhan itulah penbangunan, pendiri utama, pencari makanan. Lihat saja akar tunggang dan akar serabut menerobos seperti jaluran ombak mengumpulkan sumber nutrisi bagi tubuh pepohanan. Ada ungkapan orang Manggarai: wakak betong asa, manga wakén nipu taé.
Dengan demikian.......
Ekspresi déus lord wini bukan hanya berarti paras Tuhan Allah yang elok tetapi juga benih tetumbuhan yang sudah bertumbuh menjalar jauh atau biji benih itu sudah mulai berkecambah. Misalnya, ungkapan déus caid yang artinya sebentar lagi mereka datang karena déus bisa berarti sebentar lagi, sudah mendekat. Dan, bila deum lord'm artinya jalarannya sudah terlalu jauh sama seperti ungkapan ini: Waké celern nggari wa, saung bémbang nggari éta! Itu berarti pepohonan itu sudah sangat kuat dan mumpuni. Sulit sekali untuk menjadi wakak ciri watang - tumbang menjadi pohon tua yang tumbang.
Kemudian, bila diungkapkan déus déum lord de waké winin artinya jalaran akar biji benih itu sudah semakin jauh mengakar.
Bahkan, ada juga ungkapan lain déus déum lord de pangan yang artinya ranting-ranting kian bertambah dan pucuk dedaunan di dahan-dahan menghijau keluar.
Ungkapan sepadannya déum lord de wakén, déus éjorn de wini yang kesemuanya berarti amat jauh akar itu menjalar. Karena itu, ada ungkapan: Waké celer nggari wa. Panga + n artinya rantingnya. Ada tambahan, deum lord de saungn. Saung+n artinya dedaunan itu, daunnya. Makanya, ada sebutan: Saung bémbang nggari éta.
Ada ungkapan lain pula: Déus lord wécak de wini. Ungkapan ini, wini bermula dari wéla atau bunga. Wini wéla artinya generasi kelanjutan dari cucu. Ada ungkapan: wécak wéla lébo saung pé'ang artinya keturunan yang terus lord dan berkeriapan di masa depan.
Lalu...........
Ada sebutan déus lord léwén. Ini merupakan ungkapan bahasa gabungan dari Latin (Deus, Deum), English (Lord), Gayo (Lewe, Lewen), dan Bahasa Manggarai (Léwé, Léwén).
Bahasa Gayo, lewe itu artinya lawan, tegur, sapa. Sedangkan, bahasa Manggarai, lewe artinya panjang, panjangnya.
Bila, déus lord léwén versi Latin, English dan Gayo maka berarti Tuhan Allah itu sapaan, teguran. Bisa juga perlawanan dari makhluk atau inti kehidupan. Sedangkan, versi Latin, English, Manggarai maka kalimat itu berarti Tuhan Allah itu panjang, nun jauh, tak berkesudahan, atau Deus Transenden. Jika, kalimat déus dini lord, maka Allah itu dekat atau Deus Imanen. Dini sama dengan déu caid artinya sudah dekat.
Manakala dimengerti dalam déus lord léwé yang artinya sebentar lagi jalarnya kian menjalar dilihat dari sudut pandang Latin, English dan Gayo maka Tuhan Allah itu adalah tegur sapa berarti mengarah pada moral attitude atau sikap. Jika seseorang suka menyapa atau menegur orang lain, maka itu disebut Deum. Jika, sebaliknya disebut lawan berarti keangkaramurkaan. Allah bisa menegur dengan melawan orang yang tidak suka menegur sapa orang lain. Deus berarti juga Deum yang pemaaf, yah sesuatu yang jauh tetapi memaafkan.
Ada ungkapan Tuhan Yesus dalam Bible: Kamu yang menggarap, kamu yang menanam, kamu yang menyiram, kamu yang menyiangi bahkan kamu pula yang menuai tetapi kamu tidak tahu bagaimana proses bertumbuhnya. Ada proses pertumbuhan di sini, kemajuan atau rintangan berupa hama dan gulma. Gulma, hama, dan manusia tidak tahu proses bertumbuhnya itu. Ada ungkapan: Déus lord wakén, déus léwén lord wakén. Nah, proses bertumbuh itulah campur tangan Tuhannya. Deus lord wakén atau Tuhan Allah membangunkannya.
Agar diketahui, tetumbuhan itu hidup karena Deum itu sumber energi kehidupannya. Itu sama dengan anima vegetatif di mana setiap jiwa tutumbuhan berkomunikasi dengan Allah. Makanya, Aristoles bilang tiap tetumbuhan ada jiwanya dan orang Manggarai bilang néténg caoca manga Morin - tiap apapun ada Tuhannya karena itu ritus aji mumpungnya adalah ngelong. Ngelong adalah aktivitas konkret dari anima vegetatif atau lord déu léwé, léwé déum lord, artinya karena kuasa Ilahilah kalian bertumbuh dan berkembang biak. Nah, bila melakukan kesalahan dengan hewan dan tetumbuhan lakukanlah rekonsiliasi atau ngelong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar