06/05/17

LESO NDERES.

Usang mela adalah hujan rintik di mana matahari muncul dari tengah awan. Lazimnya, usai usang mela akan terjadi toso dimar.

Keyakinan orang Manggarai, usang mela dapat berdampak buruk bagi kehidupan manusia terutama bagi yang mengenainya. 

Pada saat usang mela, orang-orang diwajibkan untuk berteduh. Salah satu cara untuk menangkis usang mela dengan menaruh ilalang mentah di atas kepala atau cecop one wuk.

Usang mela biasanya diikuti dengan toso dimar dan terjadi pada pukul 3-6 sore waktu setempat. Leso nderes ini sungguh diperhitungkan bila tidak diperhatikan akan membuat orang sakit kepala dan demam. Usai usang mela, akan terjadi toso dimar. 

Toso dimar terjadi karena matahari yang menggenai rintik-rintik hujan. Warna matahari akan membentuk seperti setengah lingkaran dan menampilkan warna-warninya.

Pertanyaannya, mengapa warna matahari dapat terungkap dengan hujan rintik? Nah, air itu bening termasuk air hujan. Karena air hujan itu bening, maka ia dapat menangkap warna matahari yang diketahui melalui toso dimar.


Gambar ini diambil olehku di atas Leda Ruteng, Sabtu (6/5/2017).




Mengapa toso dimar berbentuk lingkaran dan hanya terbentang sejauh pada titik yang satu ke titik tertentu? Nah, jawabannya karena pada saat hujan rintik datang dengan mana matahari bersinar, pelangi atau toso dimar hanya terbentang setengah lingkaran dari satu titik ke titik penyambungnya. Dapat diketahui, hujan rintik hanya terjadi di sepanjang bulatan toso dimar tersebut sehingga seperti membentuk setengah lingkaran.

Pertanyaan lanjutan, mengapa toso dimar setengah lingkaran? Nah, jawabannya karena sesuai pancaran sinar mentari yang memancarkan cahaya berbentuk setengah lingkaran. Hal itu dapat diungkapkan, sebagaimana terjadi seperti siang dan malam, yang pancaran sinar matahari setengah lingkaran. Setengah lingkaran itulah daya masuk pancaran sinar mentari ke objek bumi.

Mengapa toso dimar terbentuk setengah lingkaran dan hanya terjadi di hanya sepanjang hujan rintik yang tidak dihalangi kabut dari terang matahari? Jawabannya, coba kalian di pagi hari menyiram bunga. Anda pastikan mentarinya bagus, cuaca terang. Anda menyiram dengan selang dan buat seperti hujan rintik, maka Anda akan melihat ada pelangi kecil sepanjang percikan air tersebut. Itulah cikal bakal terjadinya toso dimar.

Pertanyaan lanjutan, mengapa pada saat leso nderes, mentarinya panas sekali dan sepertinya amat terang dan agak merah dan panas? Lalu, mengapa orang Manggarai mengharuskan orang menaruh ilalang mentah di rambut kepala?

Ini alasannya. Jika terjadi kabut tanpa ada angin maka udara menjadi hangat karena awan tebal menghalangi angin kemudian uapan bumi terhalang karena bumi terkena hujan setelah terik akan menimbulkan rasa panas. Lalu, cahaya matahari yang menyengat itu seakan suhunya naik seperti jam 11-1 siang. Nah, itu karena pantulan sinar mentari berbenturan dengan panas dari bumi yang terhalang kabut yang kemudian menimbulkan panas menyengat di tubuh. Itu karena udara dari luar tidak masuk, angin panas yang berasal dari uap permukaan bumi pun hanya berputar di bawah kabut. Pada saat itu, manusia seakan berada di dalam periuk panas yang tutupannya tidak dibuka.

Hal yang sama mengapa pada saat hujan terjadi panas. Jawabannya, itu karena bumi itu panas oleh matahari dan karena suhu bumi memang panas sehingga pada saat hujan terjadi proses penguapan atau wos sementara wos itu ditutupi kabut dan dihalangi air hujan. Yah, terjadilah hawa panas sebaliknya terjadinya dingin karena angin atau udara yang membawa uap air tidak dihalangi hujan dan kabut dan lebih lagi bumi tidak menghantarkan uap panas.

Pada saat hujan dikenal dengan istilah orang Manggarai lohap, sementara saat tidak ada hujan dan kabut pada malam hari terasa menes. Jika, malam hari badan lohap dapat diketahui besok hari akan hujan dan kabut. Bila malam hari terasa menes keta, maka besoknya mentari akan cerah amat.

Kemudian, mengapa menaruh ri'i di rambut saat leso nderes? Nah, bagi orang Manggarai, ri'i adalah sungke atau penangkal agar kepala tidak sakit dan badan menjadi meriang, merinding yang kemudian pilek. Inilah, darat itu hanya dibatasi oleh ri'i antara manusia dan mereka. Itu namanya sungke - darat itu sama dengan kuntilanak.

Mengapa ditaruh ri'i? Dapat saja, roh alam akan mengganggap manusia itu adalah ri'i tetapi perlu diingat sebenarnya ada kekuatan lain dari ri'i sehingga menjadi medium sungke. Sama seperti petir. Petir paling takut dengan wangkung - wangkung sejenis tetumbuhan. Wangkung lazimnya ditaruh di bubungan rumah sebagai bahan penangkal petir. Nah, untuk usang mela dan leso nderes, ri'i ta'a-lah penangkalnya.

[Ambil contoh yang lain, mengapa ciki rutung atau duri babi landak dijadikan aebagai barang sungke di malam hari? Ciki ruteng lazim dipakai di rambut sebagai bahan hiasan juga sebagai penangkal agar jauh dari gangguan malam. Ri'i, wangkung dan ciki rutung ibarat mantel hujan, payung, helm dan kasut termasuk jacket bahkan rumah sebagai penangkal. Di alam segala sesuatu ada manfaatnya namun tidak semuanya diketahui oleh manusia. Tuhan menciptakan segala sesuatu ada maksudnya dan manusia harus mempelajari rahasia-rahasia tersembunyi itu].

Secara ilmiah, bila badan terkena usang mela lalu bisa meriang karena air rintik itu dingin dan mentari panas. Manakala, air rintik yang dingin mengenai kepala dan badan lalu disengat dengan terang matahari, maka tubuh seolah-olah sedang dimasak. Ketika badan mengenai dua benda yang satunya panas dan yang lainnya dingin, maka akan terjadi meriang dan pilek - badan terasa meriang.

Lah, mengapa perlu di-sungke? Yah, leso nderes itu diyakini sebagai pekerjaan Dewa. Penangkalnya adalah daun ilalang mentah. Jadi, tidak ada peristiwa yang terjadi dengan sendirinya begitu saja tanpa apa yang disebut dengan prima causa - yata wintuk du laring cain.

Setelah leso nderes temba golo leso sale, maka akan terjadi kolep yang kemudian besok paginya mentari akan berpancar lagi di fajar menyingsing.

Leso nderes adalah permintaan tanda agar orang-orang di sawah dan kebun segera kembali ke gubuk masing-masing.

©©©©©©©©
Ditulis oleh:@Melky Pantur***, Sabtu (6/5/2017).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar