Ditulis oleh: Melky Pantur***, Rabu (15/2/2017).
Ngkuang ini sejenis lebah berwarna kuning dan sangat berbahaya. Ngkuang lazim orang Manggarai menyebutkannya. Biasanya, ngkuang ini terbang mengelilingi manusia apalagi bila sarangnya diganggu.
Namun, ada yang unik dengan lebah yang satu ini. Dalam seni tarian caci, orang Manggarai menggunakan salah satu teknik agak pukulan terhadap lawan dengan memakai trik atau metode weleng ngkuang. Weleng ngkuang itu adalah metode agak atau memutar-mutarkan cambuk alias larik membentuk seperti lunar bulan yang bulat, salah satu metode menyapu debu bak angin tornado. Sasaran empuk weleng ngkuang bisa areal kepala, dada dan punggung. Weleng ngkuang targetnya lawan terkena beke - ujung cambuk mengenai kornea mata.
Selain teknik weleng/welang ngkuang ada juga teknik paki pu'u dan cako. Paki pu'u atau cako ini lazim diambil dari bawah persis di pinggang dengan maksud cambuk mengenai lawan bahkan perisai dan tameng berupa kalus bisa terlempar keluar. Kerap juga misalnya paki pu'u di mana kalus atau batang cambuk harus mengenai perisai dan jika salah dalam tepa atau menangkisnya, lawan bisa sekarat.
Coba kita kembali ke weleng ngkuang/welang ngkuang. Teknik ini merupakan salah satu teknik lebah kuning dalam menggigit orang mencari area kepala. Lebah tersebut memutar-mutar dan mencari cela menyerang kepala. Cambuk berputar-putar itulah makanya teknik tersebut dinamakan weleng ngkuang. Di situ weleng artinya nyasar dan manakala larik nyasar, bukan tidak mungkin mengenai kepala dan bisa beke.
Ngkuang sebagai salah lebah berbahaya yang mematikan, saat hendak menggigit, cukup dengan memutarkan daun-daun di sekitar kepala maka ia akan menyerah pergi selain dia takut dengan tiupan angin dari hasil putaran daun tersebut. Agak sulit baginya mencari daerah kaki, tetapi mencari areal kepala termasuk punggung. Atas dasar itulah, teknik menyapu memutar debu di atas kepala disebut weleng ngkuang. Setelah pemukul melihat cela, ia akan menikamnya dari atas dan orang yang tangkas menangkis akan menurunkan badannya dengan menyodorkan perisai, tameng melindungi kepalanya. Bila kurang hati-hati, ujung larik bisa mengenai bagian bawah punggung dan ujung larik memasuki areal rusuk, ketiak dan areal tangan.
Lalu, terkadang weleng ngkuang bisa merupakan trik akalan pemukul. Setelah weleng ngkuang, bisa juga memutar sedikit badan membelakangi lawan lalu berbalik menghadapi muka lawan sembari agak dan mengintip dari bawah di mana pemukul lazim melihat dari bawah ke sekitar areal dagu, ketiak sembari menghentakan kaki ke tanah atau melompat sedikit lalu turun kemudian di saar turun itulah si pemukul menghantamnya dengan cako pu'u. Teknik seperti itulah yang banyak membuat orang sekarat karena weleng ngkuang merupakan teknik ampuh membuat lawan terkena dan tumbang. Ketika lengah, larik dihempaskan bahkan bisa berubah seperti tusukan tombak atau membelah seperti hentakan pukulan pedang yang kuat. Manakala setelah intip areal ketiak dan dagu lalu pemukul mundur satu kaki ke belakang, dapat dipastikan ia akan menggunakan teknik menusuk tombak. Ujung lariklah yang menghantam. Bila terus merapat lalu berbolak balik mengarah maju sembari terus memepet maka targetnya menumbangkan dengan mana batang cambuk sekaligus tali ujung pecut mencari sasaran sekaligus. Saat itulah, lawan bisa jatuh dan terlempar tumbang. Teknik itu disebut cako cupu. Cako cupu hanya dapat dilawan dengan pada saat pemukul memepet, maka penangkis mundur satu langkah maka ujung pecut saja yang ditangkis entah saat itu kurang tangkas, tali pecut bisa saja mengenai lawan.
Teknik paki pu'u/cako pu'u manakala masuk ke dalam perisai ada kemungkinan tumbang dan saat pecut ditarik atau werus dengan cepat, maka terelakkan goresan luka takterhindarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar