08/02/19

Tenggok

Ditulis oleh: Melky Pantur***.
4 Maret 2017.

Kata ini bila diindonesiakan akan diterjemahkan sebagai patuk, mematuk. Tenggok adalah aktivitas lazim bangsa unggas. Misalnya, ayam mematuk jagung. Yang me-nenggok itu adalah oleh paruhnya. Burung bangau amat ranjing me-nenggok ikan kecil yang dipantaunya. Terlebih burung petet amat suka dan bergembira me-nenggok ulat di pohon-pohon ampupu yang tengah berbunga indah wangi pada musimnya.

Entah disadari atau tidak ternyata memang aktivitas tenggok adalah aktivitas yang tidak main-main hanya saja amat identik dengan kerakusan. Lihat saja, bangsa unggas tak pernah menggarap, menanam, menyirami, menyiangi tetapi hanya menuai hasil.

Baca juga: https://melky-pantur.blogspot.com/2019/02/sekang.html?m=1

Benar memang sebuah sabda Ilahi ini mengutip sebuah perikope Injil: "Perhatikanlah burung-burung di udara yang tidak menggarap, menanam, menuai tetapi diberi makan oleh Bapa di Surga".

Ditelisik dari sintaksis suci besar ini, bangsa unggas memang ternyata salah satu makhluk egois dan hedon di planet bumi. Prinsip hit et nunc, carpediem sekaligus apatis paling klop disematkan pada mereka sekalipun mereka tak disalahkan karena mereka juga rantai hidangan lezat bangsa manusia.

Jika begini analisanya, manusia dong yang paling egois di bumi. Lihat saja segala sesuatu dieksekusinya dengan gerahang-gerahangnya. Manusia pun senang men-cowik nakeng dan kelumrahan mereka sembari meng-hesul nakeng apa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar