Informasi yang Penulis peroleh, Tengku Siwa sebagai tempat wisata di Reok Barat, namanya berawal dari sebuah kisah cinta.
Idaman Semua Gadis.
Konon, dulu ada seorang pemuda di kampung di dekat tengku tersebut. Nama pemuda itu Siwa. Siwa itu tumbuh remaja. Saat remaja tampangnya yang ganteng membuat banyak gadis luluh hati padanya. Banyak para pemuda di sana yang hidup bersama Siwa tetapi salaman teman pria Siwa ditolak oleh para gadis. Para gadis di sana hanya mau meniduri Siwa. Maka timbullah kecemburuan teman-teman pria yang lain.
Rencana Pembunuhan.
Dia adalah pria idaman. Banyak gadis yang menginginkannya karena ketampanannya. Sayangnya, Siwa tidak meluluskan niat asmara bius dari para gadis. Artinya, Siwa malah menolak tawaran para gadis untuk bercinta dengannya.
Percobaan Pembunuhan Pertama.
Suatu ketika, Siwa diajak oleh teman prianya untuk memanjat pohon pinang. Awalnya, Siwa tidak mengindahkan permintaan teman-temannya. Karena keikhlasannya, ia pun mengamini.
Siwa kemudian menanjat pohon pinang yang tengah berbuah matang itu. Ketika Siwa hendak memetik buah pinang yang sudah matang, teman-temannya memotong pohon tersebut. Setelah dipotong, mereka yakin Siwa akan mati sembari meninggalkannya begitu saja. Meski tumbang bersama Siwa, Siwa sedikitpun tidak mengalami cedera.
Pencobaan Pembunuhan Kedua.
Siwa tidak mempunyai sikap balas dendam. Ia hanya melihat itu sebagai kenakalan. Namun, tak disangka pada waktu yang lain, teman-teman remaja prianya mengajak Siwa mencari kayu api di dekat tengku (jurang yang dalam). Setelah mendekati tengku, teman laki-lakinya mendorong Siwa ke jurang hingga Siwa pun jatuh terperosok di tengku pertama.
Hati Sang Ibu Cemas.
Hari sudah mulai senja, ibunya kian cemas dan berusaha untuk mencari Siwa. Dia berusaha mencari ke mana-mana namun tidak ditemukan.
Sang Ibu bertanya kepada teman-temannya namun semua kawan-kawannya mengelak. Mereka tidak mengaku. Ibu Siwa kemudian marah dan bernazar: "Kalau kalian tidak memberitahu di nama anakku, aku akan mengutuk kalian semua dan menenggelamkan kampung ini!". Meski mengutuk, teman-temannya tetap tidak mengaku.
Menemukan Siwa.
Setelah mencari selama tiga hari di berbagai tempat sambil memanggil nama Siwa, Siwa kemudian menjawab panggilan Ibunya dari bawah jurang. Betapa kaget hati sang Ibu melihatnya anaknya terperosok di tangga jurang. Siwa kemudian berkata: Ibu aku lapar! Ketika Ibunya bertanya mengapa terperosok, Siwa mengaku didorong oleh teman-temannya.
Ibunya pun mengambil makanan di rumah. Ketika tiba di tengku tersebut, Ibunya mengikatkannya pada sebuah tali. Ibunya berhasil meraihkan makanan itu ke Siwa.
Menarik Siwa.
Ibunya berusaha mencari tali agar bisa menarik Siwa dari jurang di tangga pertama. Dengan perasaan berharap, Ibunya berusaha keras menariknya dengan tali hutan.
Siwa Terperosok ke Dasar Jurang.
Upaya dari sang Ibu untuk menarik Siwa dari tangga jurang pertama tidak membuahkan hasil. Talinya malah terputus membuat Siwa jatuh lebih dalam.
Melihat itu, Ibunya menangis dengan keras dan menyebut namanya: Siwa....!!! Siwa tidak tertolong lagi, nyawanya menjadi milik Yang Kuasa. Ia melihat dari atas jurang, anaknya sudah tidak bernyawa lagi.
Karena tidak mampu meraih jurang, sang bunda ke kampung. Ia berteriak ke semua warga kampung dan mengatakan jika tidak memberitahu siapa yang mendorong Siwa ke jurang, maka ia akan menenggelamkan kampung itu.
Walau diberitahu beberapa kali, sahutan sang Bunda Siwa malah dicibir. Mereka semua tidak menghiraukannya.
Kampung Tenggelam, Semua Nyawa Tewas.
Menjelang gelapnya malam, semua warga tertidur pulas sementara Ibunda Siwa terus menangis dalam kesendirian. Tidak ada yang peduli dengannya. (Tidak diketahui, ayah Siwa bernama siapa dan berasal dari mana dan dapat diduga hasil relasi intim dengan bidadari atau anak yang lahir tanpa berhubungan badan. Siwa memang seorang putera tunggal. Ia tidak memiliki saudara dan saudari yang lain).
Persis di tengah malam, seluruh kampung mulai terkoyak. Tangisan dan jeritan meminta tolong memecah heningnya kegelapan malam itu. Apa daya, nasi telah menjadi bubur. Semua warga kampung tidak ada yang selamat. Teman-teman remajanya yang telah menghukum Siwa ditelan bumi.
Hingga sekarang, kampung di mana Siwa dulu tinggal tinggal puing-puing karena telah ditenggelamkan. Beberapa bekas bahan konstruksi rumah masih terlihat sampai sekarang. Hampir seluruh warga tidak ada yang selamat dari bencana terkoyaknya tanah tersebut.
Sejak itulah, tengku itu namanya Tengku Siwa. Tengku artinya jurang.
Selain Tengku Siwa, di Manggarai raya ada tempat yang familiar, di antaranya Golo Mori, di dekat Pulau Rinca, Kecamatan Komodo yang populer dengan cerita Ndiwar Kewalinya; Poco Lesu atau bukit kutukan di Waning; kampung Mesir di Poco Leok, Satar Mese; Kampung Arjuna di Desa Watu Mori, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, cerita tentang Pong Dode di Mano.
Hal yang unik juga, adanya Reok yang merupakan kebudayaan terbesar di Kerajaan Majapahit pada abad ke-13, Watu Rambung di Manggarai tepatnya di Cibal, legenda Komodo di Labuan Bajo, pulau Bidadari di Manggarai Barat termasuk Teratai Tonjong di Pota yang poluler dalam Trimurti Hinduisme.
Ini adalah Tengku Siwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar