Ini gendang Ruteng Pu'u tempoe doeloe
Ditulis oleh: Melky Pantur***, Minggu (12/3/2017).
TAMAL LAING:
Toe rangko wae samo.
Toe remo wae cebong.
Toe na'a wae wasa.
Toe laing wae nawi.
Toe leang wae newas.
Toe detak wae wewas.
Toe mboas wae woang.
Toe kembus wae teku.
[Ini adalah ekspresi orang Manggarai yang menunjukkan seseorang yang dinilai tidak berpengalaman. Ekspresi yang paling populer: tama laing ata toe rangko wae samo, maksudnya orang tersebut tidak pernah mendengar, berbuat, berpikir, bergabung tetapi hanya menilai dari jauh apa yang orang lain buat. Ungkapan tersebut, bisa juga disebut orang tidak berpendidikan, orang yang gagal paham. Ungkapan tersebut dapat juga menunjuk pada kelas sosial. Ekspresi tersebut sama dengan ungkapan: buah simalakama dengan mana dia maju kena, mundur pun kena. Buah simalakama akan eksis bila tetap nia tutus nai ru - berpegang pada pendirian pada konteks tertentu bukan aku kanang ro'ang le poco atau saya saja yang pandai. Toe rangko wae samo sama dengan ucapan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya tetapi ini kalimat negatif, sedangkan kalimat positifnya ata rangko wae samo atau orang yang makan garam, diterima dalam kelas sosial apapun].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar