09/03/17

KINA BOUS

Ditulis oleh: Melky Pantur***, Kamis (9/3/2017).

Kina bous adalah bahasa lokal Manggarai untuk menyebut ulat tanah. Kina bous hampir sama dengan wate - ulat yang berasal dari bambu. Kina bous sangat enak untuk dimakan.

Anda pasti tahu, kina bous adalah metamorfosis kedua sebelum menjadi semi atau njieng keluar dari kulit pertamanya. Ada dua jenis njieng, yaitu njieng poso dan njieng haju uma. Njieng poso tubuhnya kecil.

Metamorfosis semi - telur (ruha), ulat (kina bous), semi kecil kemudian mengganti kulit menjadi semi dewasa.

Halnya semi, katak dan kupu-kupu, ular hijau juga melakukan metamorfois yaitu mulai dari ruha (telur), kaka ta'a (ular hijau), liko dango (ular hijau berekor merah pekat hitam), mbawa rani (menjadi pendek dan merah hitam pekat), manungge (berubah seperti ayam kepalanya dan memiliki sayap).

Hingga metamorfosis ketiga, ular hijau masih bisa ditemukan dan dilihat orang namun tingkat mbawa rani dan manungge sudah sulit dilihat. Mbawa rani dan manungge hampir sama dengan kaka mu'u bali, yaitu sejenis ular yang di masing-masing ujungnya memiliki mulut - tidak diketahui mana mulut dan mana ekor.

Orang Manggarai menyebut kaka mu'u bali disebut kaka ireng. Disebut kaka ireng karena haram sekali melihat ular tersebut. Melihatnya berarti ada gatang atau memberi tanda sial. Hal itu terjadi juga pada Mbawa Rani dan Manungge. Manungge rupanya seperti ular naga.

Keterangan: Ulat tersebut disebut kina bous sedangkan semi yang kecil disebut njieng poso.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar